Cara Merawat Bayi
Cara Merawat Bayi |
- Cara Kembangkan Otak Bayi Anda
- Cara merawat Kulit Bayi Anda dengan Istimewa
- Amankah bayi Mengisap Jari
- Cara Mengembangkan Gerak Motorik Bayi 10-12 Bulan
- Cara Mengembangkan Gerak Motorik Bayi 4-6 Bulan
Cara Kembangkan Otak Bayi Anda Posted: 19 Mar 2012 03:10 PM PDT Cara Kembangkan Otak Bayi Anda |
Cara merawat Kulit Bayi Anda dengan Istimewa Posted: 19 Mar 2012 08:27 AM PDT Cara merawat Kulit Bayi Anda dengan Istimewa
Kulit bayi terdiri dari lapisan tipis. Dapat menyerap apa yang dioleskan pada permukaannya. Jadi, Anda harus berhati-hati dan bebaskan dari bahan berbahaya seperti lotion yang kuat. Aplikasikasikan krim khusus bayi, terutama di saat udara dingin untuk menjaga kulitnya tetap lentur dan elastis. Karena produksi melanin (pigmen pelindung) pada bayi rendah, paparan sinar matahari sebaiknya dihindari, kecuali mungkin beberapa menit saat pagi hari untuk menyerap vitamin D dari sinar matahari. Terlalu banyak sinar matahari akan membakar kulitnya dan menyebabkan lecet. Bayi memerlukan perawatan khusus terhadap kulit mereka dengan sering mengganti popok, terus-menerus mengelap dan pembersihan di bagian lampin, serta di sekitar mulut dan hidung. Jika daerah-daerah ini tidak ditangani dengan hati-hati, kemungkinan infeksi dan kerusakan kulitnya semakin tinggi. Hindari penggunaan penyebab iritasi seperti sabun dan deterjen. Selalu gunakan bahan khusus bayi untuk sabun dan shamponya saat mandi. Pastikan juga menggunakan krim dan lotion yang aman untuk digunakan. Ketika anda menidurkan bayi anda pada suatu tempat, pastikan kembersihan daerah tersebut dengan menggunakan air hangat dan produk pembersih yang lembut. Bersihkan daerah kering dari debu ataupun bedak bayi yang tercecer dengan kain yang sangat lembut karena Ini membantu mengurangi gesekan antara kulit dan pakaian, dan menjaga terhadap penetrasi gangguan dari benda asing melalui media kulit. Biasakan kulit bayi anda kering dan tidak lembab. Gunakan bedak setiap kali Anda merasa bahwa kulitnya menjadi lembab, terutama di sekitar di bagian lampin. Anda dapat menghindari kelembaban yang berlebihan dengan menggunakan krim dan lotion khusus bayi. Pakaian bayi usahakan longgar. Misalnya saat tidur pada malam hari, gunakan kain tipis dari pada memakaikan flanel atau jaket. Pilih popok dan pakaian yang dia pakai terbuat dari katun halus yang lembut untuk disentuh. Pakaian longgar memungkinkan sirkulasi udara, dan menjaga bayi tetap kering dan nyaman, jauh dari kelembaban berlebihan. Setelah bayi tumbuh, lebih mudah untuk menangani perawatan kulitnya karena kekebalan tubuhnya semakin tinggi tetapi tetap gunakan krim di saat dingin. Terlalu banyak manis dan makanan berlemak hanya akan menimbulkan gangguan pencernaan dan bintik-bintik. Jika anak Anda menyukai permen, beri dia produk buatan sendiri. Anda dapat mengganti madu untuk gula, karena tidak hanya madu bergizi tetapi juga baik untuk kulit. Saatnya memperkenalkan anak anda jus buah segar sebagai pengganti minuman botol atau bahan instan lainnya source:www.junior-smart.com Cara merawat Kulit Bayi Anda dengan Istimewa |
Posted: 19 Mar 2012 03:12 AM PDT Amankah bayi Mengisap Jari
Namun tak berarti semua bayi memiliki refleks isap yang baik, lo. Seperti dikatakan Prof. Dr. dr. Nartono Kadri, Sp.A(K), ada beberapa bayi yang reflek isapnya rendah, yaitu bayi yang lahir prematur dan bayisakit. "Pada bayi prematur, refleks mengisap jarinya lebih pelan ketimbang bayi sehat, karena pertumbuhannya yang belum terlalu sempurna." Sedangkan bayi sakit, misalnya, mengalami gangguan pernafasan berat. "Ini berarti bayi dalam kondisi lemah, sehingga refleks isapnya tak baik. bayi yang demikian memerlukan selang karena ia tak bisa mengisap," lanjut guru besar FKUI ini. Kebutuhan Menghisap Secara psikologis, menurut Dra. Betty DK. Zakianto. Msi, bayi mengisap jari karena lapar. Disamping bayi memang memiliki kebutuhan mengisap, dari lahir sampai usia 3 bulan."Kebutuhan mengisap didapat bayi ketika menyusui namun kebutuhan ini bersifat individual. Artinya, masing-masing bayi memiliki kebutuhan mengisap yang berbeda-beda," terang psikolog pendidikan ini. Itulah mengapa, lamanya menyusui tak akan sama pada setiap bayi. Misalnya, ada bayi yang sudah puas mengisap selama 20 menit menyusui, namun ada yang baru merasa puas setelah 40 menit. Selain itu, jarak waktu menyusui juga bisa berpengaruh. bayi yang setiap 3 jam sekali diberi minum, misalnya, kebutuhan mengisapnya akan lebih sedikit ketimbang bayi yang diberi minum 4 jam sekali. "Jadi makin sering bayi diberi kesempatan menyusu maka semakin sering pula bayi dapat memenuhi kebutuhan mengisapnya," lanjutnya. Sarung Tangan Atau Empeng Yang jadi masalah, orang tua suka risih melihat bayi mengisap jari. Takutnya, mengisap jari akan menjadi suatu kebiasaan sampai selepas masa bayi. Kalau sudah begitu, tentu akan sulit sekali untuk menghilangkannya. Lagi pula, jika kebiasaan ini terus berlanjut, dikhawatirkan akan menghambat perkembangan gusi dan gigi. Itulah mengapa, tak jarang orang tua memberikan alternatif solusi dengan memakaikan sarung tangan. Padahal, menurut Nartono, cara ini tak menyelesaikan masalah, malah dapat mengundang bahaya. "Bisa saja, kan, si bayi malah memasukkan sarung tangan itu ke mulut? Nah, jika sarung tangan itu diisap-isap terus, tentunya jadi basah. Dalam kondisi basah, kuman dan kotoran akan lebih mudah melekat. Jadi, sarung tangan malah berdampak buruk untuk bayi," terangnya. Selain sarung tangan, kadang orang tua juga suka memberikan empeng/dot. Awalnya, sih, karena bayinya masih rewel padahal sudah diberi ASI. Mereka khawatir bila minumnya ditambah, si bayi malah jadi muntah karena overfeeding atau overload (terlalu banyak menyusu). Nah, agar si bayi tak rewel dan muntah, diberilah empeng/dot. Berbeda dengan jari, menurut Nartono, empeng/dot tak begitu berpengaruh terhadap perkembangan gusi dan gigi, karena empeng tak sekeras jari. Selain itu, empeng/dot adalah benda di luar tubuh bayi, sehingga cara melepaskan kebiasaan mengempeng relatif lebih mudah dibandingkan bila jari yang diisap. Tapi dengan mengempeng, berarti banyak udara yang masuk ke perut bayi sehingga bayi akan mudah kembung. Selain itu, dari segi higenis, empeng/dot bisa saja jatuh dan yang menjaga bayi malas mencucinya kembali. "Biasanya, bila empeng jatuh cukup dilap sebentar di baju si pengasuh, langsung dimasukan kembali ke mulut bayi. Nah, ini, kan, bisa jadi masalah tersendiri buat bayi." Dengan kata lain, baik sarung tangan maupun empeng/dot, justru akan menimbulkan masalah baru bila digunakan sebagai pengganti jari. Jadi, bagaimana, dong, sebaiknya? Berhenti Sendiri Menurut Betty, orang tua sebenarnya tak perlu terlalu cemas, karena kebiasaan mengisap jari akan berhenti dengan sendirinya. Namun dengan catatan, asalkan si bayitumbuh dalam lingkungan yang menyenangkan. "Jadi bayi tak perlu dipaksa untuk berhenti mengisap jari, apalagi sampai jarinya ditarik dari mulutnya. Justru kalau dipaksakan, ia akan lebih frustrasi dan malah akan lebih giat mengisap jari demi mengatasi rasa frustrasinya." Lebih baik, saran Betty, biarkan dulu. "Orang tua perlu memberi toleransi agar bayi dapat memenuhi kebutuhan mengisapnya." Toh, nantinya kebiasaan itu akan berhenti sendiri. Lagi pula, seperti telah dijelaskan di atas, mengisap jari merupakan pertanda si bayi sehat dan normal. Juga, merupakan salah satu kebutuhan bayi dari lahir sampai usia 3 bulan. Jadi, wajar saja. Bahkan, kata Betty, sampai usia 7 bulan pun, kebiasaan mengisap jari pada bayi masih dianggap wajar. Lain halnya bila setelah usia 7 bulan bayi masih saja meneruskan kebiasaannya mengisap jari. "Orang tua sebaiknya mencari tahu penyebabnya," saran Betty. Mungkin bayi termasuk tipe yang memerlukan waktu lebih lama untuk menyusu. Jadi, cobalah perpanjang waktu menyusuinya. Toh, dia tak akan kekenyangan. Bukankah payudara sebenarnya sudah kosong? Tapi bila cara tersebut tak juga menyelesaikan masalah, bahkan frekuensi mengisapnya malah jadi semakin sering, maka orang tua kembali harus mencari penyebabnya. "Bisa jadi bayi mencari pengganti sesuatu, lalu dia mendapatkan jempolnya sebagai benda penghiburnya. Bukankah jari merupakan benda yang paling dekat dengannya?" Jika bayi memperoleh rasa nyaman dari jempolnya, lanjut Betty, bisa jadi dia mengalami rasa jemu, frustrasi, atau malah kecapekan. "Kasusnya hampir sama dengan bayi yang mencari rasa aman dari benda-benda di sekelilingnya, seperti selimut, bantal atau boneka." Walau begitu, ingat Betty, tetap saja orang tua tak boleh memaksakan bayi untuk langsung menghentikan kebiasaannya. "Cobalah dengan mengalihkan perhatiannya pada kegiatan lain yang menarik dia. Misalnya, ciptakan permainan dengan tangan atau jari, seperti bermain tepuk tangan. Tentunya, permainan ini harus berkesan baginya." Bisa juga dengan memberikan mainan kesenangannya atau ganti dengan mainan yang khusus untuk digigit. Namun jangan lupa, pastikan mainan tersebut aman dan bersih. Bila semua cara tersebut ternyata tetap tak membuahkan hasil, menurut Betty, orang tua sebenarnya juga tak perlu terlalu cemas selama tumbuh kembangnya normal. Jadi, meski bayi memiliki kebiasaan mengisap jari namun dia masih suka bermain dan ceria, ya, tak apa- apa. Tapi kalau dia mulai melamun dan sepanjang hari kegiatannya cuma mengisap jari, barulah orang tua boleh khawatir. Konsultasi dengan ahlinya merupakan alternatif yang terbaik bila orang tua tak jua bisa menemukan penyebabnya maupun mengatasinya. sumber:perwira-kuwait.blogspot.com Amankah bayi Mengisap Jari |
Cara Mengembangkan Gerak Motorik Bayi 10-12 Bulan Posted: 18 Mar 2012 08:53 PM PDT Cara Mengembangkan Gerak Motorik Bayi 10-12 Bulan
Di usia 10 bulan bayi sudah dapat duduk tanpa bantuan. Dengan menggunakan kekuatan otot lengan dan bahunya si kecil juga mulai mampu membangkitkan tubuhnya ke posisi berdiri. Semua ketrampilan ini bisa dilakukan bayi karena ia semakin pandai mengontrol otot punggung dan bahu. Selain membangkitkan tubuhnya ke posisi berdiri si kecil juga senang melakukan aktivitas bangkit dari duduk untuk kemudian duduk kembali. Mulai usianya yg ke-11 bulan, yg paling menonjoldalam kemampuan motor kasar si kecil adalah dapar berdiri sendiri dalam waktu kurang lebih 2 detik. Pada saat ini tampaknya si kecil suka berdiri tanpa bantuan apapun. Hal ini terjadi karena kontrol dirinya akan keseimbangan semakin berkembang, sehingga membuat si kecil terbiasa berdiri di atas kedua kakinya. Dalam melakukan aktivitas berlatih berdri tanpa bantuan ini, si kecil akan meluruskan tungkainya dari posisi tengkurap atau duduk. Lalu ia akan mengangkat tubuhnya dengan bertumpu pada kedua telapak tangannya. Kesenangan barunya ini membuat bayi "malas" untuk duduk kembali. Kalaupun ingin kembali ke posisi duduk, ia akan berpegangan apda meja. Lagipula si kecil kini sudah dapat berdiri tegak 900 secara gagah dan dilanjutkannya denganberjalan dua tiga langkah yg akan dicobanya lagi terus menerus untuk meyakinkan dirinya, bahwa ia sekarang dapat menapak dunia tanpa bantuan siapapun. Selain sudah dapat berdiri sendiri, si kecil kini akan menjadi tukang panjat. Sekarang ia akan mencoba memanjat barang-barang yg tampaknya menarik untuk didaki seperti meja, kursi dan tangga. Jika menemukan barang yg dapat dipanjat dengan lincah si kecil akan memanjatnya. Oleh karena itu jangan tinggalkan si kecil memanjat tanpa pengawasan. Memasuki usia 12 bulan sebagian besar bayi telah siap untuk jalan walau kelihatan masih limbung. Berjalan merupakan pengalaman baru yg amat mengasyikkan. Namun kadang-kadang si kecil memilih merangkak ketika bermain, mungkin karena aktivitas ini dapat membuatnya bergerak lebih cepat. Berjalan merupakan aktivitas yg memukau dan dianggap oleh banyak orang sebagai satu tonggak bersejarah dalam perkembangan fisik anak. Dapat berjalan merupakan pencapaian puncak dari aktivitas motor kasar. Perkembangan Gerakan:
Dari milis ayahbunda / booklet bonus ayahbunda Cara Mengembangkan Gerak Motorik Bayi 10-12 Bulan |
Cara Mengembangkan Gerak Motorik Bayi 4-6 Bulan Posted: 18 Mar 2012 04:41 PM PDT Cara Mengembangkan Gerak Motorik Bayi 4-6 BulanSetelah gerak reflek menghilang dan gerak motorik mulai muncul, maka aktivitas si kecil makin bermacam-macam. Pada usia 4 bulan, misalnya, si kecil sudah dapat tengkurap dan terlentang, menumpu badan pada kaki, serta dada terangkat menumpu pada lengan. Di bulan ke-5 usianya, gerakan beyi semakin bervariasi. Otot leher dan otot tangan bayi, misalnya, semakin menguat. Ia kini sudah pandai berputar dengan menggunakan tangannya. Ketika diletakkan terlentang, ia menggunakan tangannya untuk mendorong dan berguling membalikkan badannya. Bukan hanya berguling. Kini kaki si kecilpun semakin lincah beraktivitas. Ia akan sering menendang, menggeserkan kaki atau mendorong-dorongkan kakinya. Seiring dengan makin lincahnya gerakan kaki si kecil, otot leher dan punggungnya pun menjadi lebih kuat. Mulai usia 6 bulan bayi kini mulai belajar duduk tanpa pegangan, walapun untuk ini ia masih harus dibantu. Dengan bantuan Anda ia dapat duduk selama beberapa saat. Pada bulan ke-6 timbul suatu kepandaian lain dari si kecil yg dapat membuat orang tua merasa "frustasi". Di bulan ke-6 ini ia mulai senang melempar dan menjatuhkan mainan atau benda-benda yg ada di sekitarnya. Terkadang, bayi menangis karena tidak dapat menemukan benda yg dapat dijatuhkan atau dilemparnya. Kesenangan baru si kecil ini mungkin membuat anda merasa jengkel karena setiap kali anda memungut benda yg dibuangnya, seletika itu pula ia melemparkannya kembali. Tetapi ingatlah, kegiatan ini merupakan cara si kecil untuk mengembangkan persepsinya terhadap ruang. Perkembangan Gerakan:
Diambil dari booklet bonus ayahbunda Cara Mengembangkan Gerak Motorik Bayi 4-6 Bulan |
You are subscribed to email updates from Cara Merawat Bayi To stop receiving these emails, you may unsubscribe now. | Email delivery powered by Google |
Google Inc., 20 West Kinzie, Chicago IL USA 60610 |
Komentar
Posting Komentar