Cara Merawat Bayi

Cara Merawat Bayi


Cara Merawat Ruam Popok Pada Bayi

Posted: 09 Apr 2012 01:44 PM PDT

Cara Merawat Ruam Popok Pada Bayi

Penyebab:
Tinja bayi bersifat lebih asam daripada air seni bayi. Bakteri dan amonia pada tinja serta air seni bayi dapat menghasilkan zat yang bisa melukai dan membuat iritasi kulit bayi.

Cara mengatasi:
Rajin mengganti popok atau diaper sangat disarankan, terutama segera ganti popok bayi ketika basah dan bayi selesai buang air besar. Berikan krim anti ruam popok yang mengandung zinc atau gunakan baby oil untuk melindungi air seni tidak mudah meresap ke dalam kulit. Bagian yang biasa tertutup oleh popok sebaiknya diangin-anginkan agar kulit cukup kering atau tidak terlalu lembab

Cara Merawat Ruam Popok Pada Bayi

Cara Merawat Bayi Alergi Karena Biang Keringat

Posted: 09 Apr 2012 10:40 AM PDT

Cara Merawat Bayi Alergi Karena Biang Keringat

Penyebab:
Bintik-bintik merah karena biang keringat atau keringat buntet pada wajah dan tubuh bayi bisa terjadi karena adanya sumbatan pada pori-pori kulit bayi yang disebabkan sistem untuk mengatur suhu tubuhnya belum berkembang secara sempurna. Hal ini mengakibatkan pengeluaran keringat yang tidak lancar pada bayi, terlebih lagi karena Indonesia yang memiliki suhu tropis menyebabkan bayi cepat merasa kegerahan atau kepanasan.

Cara mengatasi:
Usahakan agar bayi tidak memakai baju yang berlapis-lapis dan pilih pakaian dari bahan yang menyerap keringat seperti bahan katun. Gunakan yang nyaman dipakai dan tidak terlalu sempit untuk mengurangi panas. Bersihkan wajah dan tubuh bayi dari keringat dengan cara menyekanya dengan lap basah dan mengeringkannya dengan handuk bayi yang lembut. Pastikan kamar bayi Anda bersih dan memiliki sirkulasi udara yang baik. Jika perlu, pilih deterjen yang tidak keras untuk mencuci pakaian bayi dan usahakan agar pakaian bayi benar-benar bersih dari deterjen ketika membilasnya. Sebaiknya hindari pemberian pemutih, pewangi dan pelicin pakaian yang berlebihan. Gunakan lotion calamin untuk mendinginkan dan mengurangi rasa gatal. Bila kondisi kulit bayi Anda semakin parah segera hubungi dokter.

Cara Merawat Bayi Alergi Karena Biang Keringat

Cara Merawat Bayi Alergi Karena Makanan

Posted: 09 Apr 2012 08:05 AM PDT

Cara Merawat Bayi Alergi Karena Makanan

Penyebab:
Pada bayi makanan yang paling sering menimbulkan alergi adalah protein pada susu sapi. Hal ini terjadi ketika sistem kekebalan tubuhnya menyadari bahwa kandungan protein pada susu formula anak sebagai zat yang berbahaya dan mencoba untuk melawannya. Tanda yang harus Anda perhatikan adalah selain timbulnya bintik-bintik merah, juga muntah dan terkadang disertai diare. Reaksi setiap anak berbeda-beda. Bahan makanan lain yang juga sering menyebabkan alergi pada bayi adalah telur, seafood dan kacang-kacangan.

Cara mengatasi:
Seperti yang sudah sedikit dijelaskan di atas, untuk mengetahui reaksi alergi akibat suatu makanan tertentu, orang tua disarankan untuk mengingat kembali makanan bayi apa yang sebelumnya diberikan ke bayi. Apabila Ibu masih memberikan ASI kepada buah hati, ada baiknya untuk mengingat kembali makanan yang Anda makan untuk diketahui makanan atau minuman pencetus alerginya, karena kemungkinan alergi didapat melalui ASI yang bayi minum.

Jika diakibatkan oleh zat-zat pada ASI, ibu yang alergi harus menghentikan konsumsi makanan pencetus alerginya (alergen) agar ASInya tidak menyebabkan masalah pada kulit bayinya. Apabila Anda tidak sanggup memberikan ASI karena sesuatu hal, dan bayi Anda memiliki alergi pada susu formula Anda bisa berkonsultasi dengan dokter anak agar dapat mengetahui alternatif sumber kalsium dan nutrisi penting lainnya yang dapat menggantikan bahan makanan pencetus alergi tersebut.

Perlu diketahui juga, Seiring dengan bertambahnya usia bayi, biasanya reaksi alergi ini bisa berkurang dan mereda karena daya tahan tubuh dan jaringan kulit anak akan semakin kuat jaringan membuat anak tidak akan mudah terkena alergi lagi.

Cara Merawat Bayi Alergi Karena Makanan

Panduan Cara Merawat bayi:

  • hubungan pemberian asi eksklusif terhadap kejadian ispa pada bayi umur 6 - 12 bulan

Cara Merawat Bayi Kemerahan Akibat Alergi

Posted: 09 Apr 2012 05:00 AM PDT

Cara Merawat Bayi Kemerahan Akibat Alergi

Penyebab:
Kasus alergi kulit cukup banyak terjadi pada bayi yang sangat rentan terhadap reaksi alergi. Apabila Anda dan pasangan memiliki riwayat alergi, maka resiko si kecil menderita alergi sebesar 40-60 %. Tetapi jika hanya salah satu orang tua saja yang memiliki alergi, kemungkinannya anak Anda memiliki bakat alergi kecil yakni sebesar 25-40 %. Penyakit alergi hanya mengenai anak yang memiliki bakat alergi yang disebut atopik. Jika tidak ada riwayat alergi di keluarga, bayi Anda tetap memiliki resiko terkena alergi sebesar 5-15 %.

Cara mengatasi:
Cara paling efektif untuk mengatasi alergi adalah dengan menjauhkan anak dari sumber pencetus alergi. Untuk itu, orang tua perlu jeli dan mengetahui makanan atau hal apa saja yang bisa menimbulkan reaksi alergi pada kulit bayi. Misalnya, bayi berusia 6 bulan ke atas sudah diberi makanan padat. Orang tua harus benar-benar hati-hati dalam memberikan makanan kepada bayi. Terlebih bila dalam keluarga memang ada riwayat alergi, maka kemungkinan besar bayi juga akan mengalami alergi. Cara mengetahui apakah bayi alergi atau tidak terhadap suatu jenis makanan tertentu yaitu dengan melihat gejala/tanda yang mungkin timbul selama kurang lebih 3 hari setelah makanan tersebut masuk ke dalam tubuh bayi.

Misalnya, Anda memberikan telur kepada bayi. Coba perhatikan gejala-gejala alergi yang mungkin timbul selama 3 hari ke depan, bisa berupa bintik-bintik merah di kulit, gatal-gatal atau gangguan pencernaan. Bila memang ternyata bayi alergi terhadap telur, maka sebaiknya Anda menunda memberikan telur kepada bayi. Tunggu sampai usia bayi agak besar karena alergi telur biasanya akan hilang dengan sendirinya. Begitu pula untuk jenis makanan yang lain. Orang tua harus mencoba dan melihat reaksi yang timbul, lalu mencatat apa saja yang bisa membuat bayi alergi.

Orang tua juga bisa melakukan semacam tes alergi terhadap anak ke dokter untuk mengetahui alergen apa saja yang perlu dihindari bayi.

Pemberian obat-obatan biasanya tidak terlalu dianjurkan, karena bayi dianggap masih terlalu kecil. Selain itu, masih banyak cara penangan lain yang lebih baik dan aman dilakukan. Kalaupun harus diberikan biasanya pemberian obat untuk bayi dilakukan melalui Air susu Ibu (ASI). Ibu meminum obat dan obat tersebut akan masuk ke tubuh bayi melalui ASI sewaktu bayi menyusu pada ibunya.

Untuk pengobatan oles pada kuli misalnya dengan pemberian krim biasanya yang mengandung steroid rendah, tapi hal ini harus sesuai dengan anjuran dokter. Berbeda dengan penyakit, alergi tidak dapat disembuhkan dengan obat-obatan. Alergi hanya akan hilang bila sumber pencetusnya disingkirkan atau dijauhi. Sebaiknya optimalkan pemberian ASI ekslusif karena ASI merupakan makanan terbaik untuk bayi Anda yang cukup efektif mencegah dan meringankan alergi.

Cara Merawat Bayi Kemerahan Akibat Alergi

Penanganan dan Pencegahan Hidrosefalus Pada Bayi

Posted: 09 Apr 2012 02:12 AM PDT

Penanganan dan Pencegahan Hidrosefalus Pada Bayi

Hidrosefalus merupakan kondisi berbahaya yang dapat menyebabkan kerusakan otak secara permanen. Jika tidak ditangani bisa berakibat fatal sampai kepada kematian. Dengan penanganan yang baik, penderita hidrosefalus dapat hidup normal meskipun dengan keterbatasan fisik dan mental. Penanganannya dapat meliputi operasi dengan memasukkan shunt, obat-obatan dan terapi/rehabilitiasi.

Pada bayi, bila hidrosefalus tidak segera ditangani maka akan menyebabkan jaringan otak tidak dapat berkembang dengan baik yang menimbulkan gangguan kecerdasan dan perkembangan motorik bayi terhambat.

Tujuan penanganan pada kasus hidrosefalus adalah untuk mengurangi atau mencegah kerusakan pada otak dengan cara memperlancar (mengalirkan) cairan CSF yang tersumbat keluar. Jika memungkinkan dapat dilakukan dengan jalan operasi untuk menghilangkan sumbatan pada otak. Jika tidak memungkinkan, penanganannya dilakukan dengan menempatkan pipa kecil bernama shunt di otak untuk mengalirkan cairan CSF keluar (ke bagian tubuh lain, seperti ke perut yaitu tempat dimana cairan tersebut dapat diserap selayaknya sistem penyerapan normal).

Kapan harus segera ke dokter?
Orang tua sebaiknya perlu cermat dan segera membawa ke dokter bila melihat tanda-tanda berikut ini:
- Pertumbuhan kepala yang tidak normal
- Susah membungkuk atau menggerakkan leher dan kepala
- Mengalami masalah dalam bernafas
- Anak tampak selalu ngantuk (berlebihan)
- Sangat susah makan
- Demam
- Nangis dengan nada melengking
- Tidak ada denyut jantung
- Kejang
- Sakit kepala parah
- Leher kaku
- Sering muntah tanpa sebab yang jelas

Bila Anda, anggota keluarga atau teman menunjukkan tanda dan gejala di atas sebaiknya segera periksakan ke dokter untuk penanganan yang tepat dan pemeriksaan yang teliti. Pada umumnya dokter akan melakukan pemeriksaan seperti USG (bila ubun-ubun kepala belum tertutup), CT (Computed tomography) scan dan MRI (magnetic resonance imaging) untuk mendapat gambaran di kepala.

Jika sudah dipastikan hidrosefalus, maka harus segera dilakukan tindakan sedini mungkin berupa operasi yang mengalihkan cairan otak yang menumpuk di dalam kepala ke dalam perut dengan pemasangan sebuah selang (Ventricular-peritoneal shunt/ VP shunt), sehingga cairan otak yang tersumbat dapat dialirkan. Tindakan VP Shunt bukanlah solusi akhir yang langsung menyelesaikan masalah hidrosefalus, melainkan hanya berupa tindakan darurat untuk membuang keluar cairan yang menumpuk di otak. Tingkat keberhasilan penanganan hidrosefalus dengan menggunakan VP shunt tergantung dari penyebabnya, kecepatan tindakan yang dilakukan, dan kondisi pasien saat dilakukan pemasangan VP shunt. Bila penyebabnya tumor, meskipun sudah dipasang VP shunt, tumornya tetap harus dioperasi.

Penanganan lainnya dapat meliputi:

Pemberian antibiotik jika terlihat tanda-tanda adanya infeksi, dan jika ada infeksi maka shunt harus dilepas.
Prosedur penangan lainnya yaitu endoskopik

Anak-anak akan diperiksa secara teratur untuk memastikan tidak ada masalah lebih lanjut, untuk memeriksa bagaimana perkembangan intelektual, saraf dan fisik.

Bagaimana cara mencegahnya Hidrosefalus?

Sebelum menikah, pasangan calon pengantin harus memeriksakan kondisi kesehatannya untuk mencegah kelainan bawaan pada bayi saat hamil nanti.
Sesudah menikah, khususnya selama masa kehamilan, harus dilakukan pemeriksaan kehamilan secara teratur ke dokter agar dapat diketahui bagaimana kesehatan janin yang dikandung dan kemungkinan terjadinya hidrosefalus.
Pada masa bayi dan balita, hidrosefalus sering terjadi akibat infeksi otak yang mengganggu peredaran cairan otak karena TBC otak atau infeksi bakteri, virus, tumor dan jamur.
Lindungi selalu kepala anak dari cedera yang mungkin saja bisa berakibat yang membahayakan kesehatan anak.

Anda sebagai orang tua juga perlu untuk selalu memantau pertumbuhan dan perkembangan anak secara teratur melalui Kartu Menuju Sehat (KMS) atau Kartu Ibu dan Anak (KIA). Lakukan pemeriksaan rutin dengan mengukur lingkar kepala setiap bulannya. Hal ini merupakan cara deteksi awal yang paling mudah dilakukan untuk mengetahui terjadinya hidrosefalus. Apabila ukuran lingkar kepala tidak berkembang sebagaimana mestinya, jangan ragu untuk memeriksanya ke dokter anak untuk segera ditindaklanjuti.

Penanganan dan Pencegahan Hidrosefalus Pada Bayi

Cara Melatih Potty (Toilet) Training Pada Bayi Balita

Posted: 08 Apr 2012 11:07 PM PDT

Cara Melatih Potty (Toilet) Training Pada Bayi Balita

Potty training (toilet training) merupakan salah satu cara yang biasa dilakukan orang tua untuk melatih bayi agar bisa buang air besar (BAB) maupun buang air kecil (BAK) di toilet. Proses porry training tentu tidaklah mudah dan membutuhkan kesabaran dari orang tua. Terlalu memaksa anak agar mau menggunakan toilet saat buang air tidaklah boleh. Namun terlalu membiarkan anak terus-menerus buang air bukan di tempatnya tentu juga tidak baik. Untuk itu, orang tua perlu mengetahui tips dan kiat yang bisa dilakukan agar proses potty training bisa berjalan lebih lancar dan berhasil. Seperti apa tipsnya?

Ketika orang tua memperkenalkan potty ke anak, biarkan anak untuk mencobanya agar merasa nyaman tanpa anak harus melepas popoknya terlebih dulu atau dengan pakaian lengkap.

Mulai biasakan mengganti popok anak di kamar mandi. Ketika anak buang air besar di popok, biarkan anak melihat orang tua membuang kotorannya dari popok ke toilet dan menyiramnya. Ajarkan dan biarkan bila anak ingin menyiram atau mem-flush kotorannya di toilet sendiri.

Ketika terlihat tanda anak akan BAK atau BAB, orang tua bisa bertanya kepada anak "apakah perlu menggunakan toilet sekarang?" Bila anak mengatakan "Iya". Kemudian bawa anak ke toilet atau potty chairnya, menempatkannya untuk duduk di toilet dan katakan "ayo buang air kecil sekarang" atau "ayo buang air besar sekarang" misalnya. Ini membantu anak untuk membuat hubungan antara apa yang dia rasakan dan lakukan. Ini juga akan membantu anak memahami bahwa toilet adalah tempat ia harus melakukannya, sehingga ia mulai mengasosiasikan toilet dengan BAK dan BAB.

Tempatkan anak di toilet atau potty chairnya ketika bangun tidur di pagi hari, sebelum tidur siang dan malam, 15 menit setelah selesai waktu makannya, juga ketika anak terlihat mulai gelisah terlihat seperti ingin buang air kecil atau buang air besar.

Mulai catat dan perhatikan waktu anak buang air besar sehari-hari. Dengan begitu orang tua tahu kapan waktu yang tepat untuk mengantisipasi kebutuhannya dan dapat membantu anak untuk ke toilet pada waktunya.

Siapkan buku atau mainan/boneka anak yang dapat membuatnya nyaman dan tenang ketika menggunakan toilet atau potty chairnya. Bila pada waktu biasanya anak buang air kecil atau air besar ia sudah duduk di toilet namun ternyata tidak ingin buang air, anak bisa bermain kembali dan ke toilet atau potty chairnya lagi nanti bila merasakan kebutuhan untuk BAK dan BAB.

Pada sebagian anak mendengar suara air kran yang mengalir atau menuangkan sedikit air di atas alat kelaminnya saat di toilet bisa membuatnya buang air kecil.

Untuk memudahkan orang tua membersihkan potty chair anak, tuangkan sedikit air di potty chair sebelum membiarkan anak menggunakannya.

Usahakan agar anak tidak memakai pakaian yang berlapis-lapis atau terlampau ketat yang meyulitkan anak untuk membuka pakaian atau celananya saat ingin BAK dan BAB.

Saat latihan ini biasanya anak masih memakai popok saat malam hari. Tapi bila orang tua memutuskan untuk tidak memakaikan popok ke anak saat malam hari tunjukkan pada anak apa yang harus dilakukan saat malam hari jika terbangun dan perlu pergi ke toilet atau potty chairnya. Nyalakan lampu kecil sehingga anak dapat berjalan ke kamar mandi tanpa takut gelap.

Beritahukan pengasuh anak atau anggota keluarga lain jadwal potty training anak apabila orang tua akan pergi keluar rumah tanpa anak.

Jika latihan berlangsung lebih dari tiga minggu tanpa ada hasil, coba gunakan papan target untuk anak menempel stiker tanda berhasil BAB dan BAK sendiri.

Ajarkan anak kebiasaan untuk membasuh bokongnya sendiri segera setelah ia tampaknya mampu melakukannya sendiri (ingatlah anak mungkin tidak akan mampu untuk melakukan hal ini dengan baik sampai ia berumur sekitar 5 tahun). Anak perempuan harus ditunjukkan bagaimana untuk menyeka dari depan ke belakang (bukan sebaliknya) untuk menghindari masuknya bakteri.

Ajarkan anak kebiasaan untuk mencuci tangan setelah menggunakan toilet.

Pastikan orang tua memiliki persediaan celana dan kantong plastik yang cukup ketika perjalanan jauh dengan anak, apabila anak masih dalam tahap pelatihan toilet (potty training). Orang tua juga bisa membawa beberapa popok sekedar untuk berjaga-jaga apabila persediaan celana sudah terpakai semua. Untuk perjalanan yang singkat, pastikan kalau anak sudah ke toilet sebelum pergi meninggalkan rumah.

Bila orang tua merasa kurang yakin dan memutuskan untuk memakaikan anak popok sebelum bepergian jauh, katakan pada anak untuk menganggap popok ini seperti celananya. Beritahu anak untuk tidak segan memberitahu orang tua apabila timbul keinginan untuk BAB dan BAK di tempat umum dan harus menggunakan toilet umum.

Jika anak pergi ke tempat penitipan anak, katakan kepada guru di tempat penitipan anak tersebut untuk membantu proses pelatihan toilet ini selama anak berada di tempat tersebut, sehingga proses potty training terus berjalan mulus (di dalam dan luar rumah). Cukup banyak anak yang sukses BAB dan BAK sendiri karena melakukan latihan pergi ke toilet bersama dengan teman-teman sebaya di tempat penitipan anak.

Apabila anak memiliki kakak yang sudah besar dan tidak menggunakan popok, ia mungkin akan tertarik untuk menggunakan toilet juga dengan belajar dari sang kakak.

Biarkan anak untuk melihat ke dalam toilet apabila acara buang airnya berhasil. Beri anak banyak perhatian dan pujian positif ketika dia berhasil melakukan BAK dan BAB sendiri di toilet atau potty chairnya.

Kalaupun terjadi 'kecelakaan' hindari untuk menghukumnya dan jangan menyalahkannya. Katakan saja bahwa sebaiknya lain kali anak melakukan pada tempatnya. Wajah marah dan kata-kata bernada kecewa orang tua, hanya akan membuat anak takut dan malah lebih sering tidak mau mengatakan bahwa ia ingin BAK dan BAB . Berilah contoh cara menggunakan toilet sehari-hari yang baik dengan sabar sampai si kecil lebih mengerti.

Semoga bermanfaat!

Cara Melatih Potty (Toilet) Training Pada Bayi Balita

Cara Mengajarkan Potty Training (Toilet Training) Pada Anak

Posted: 08 Apr 2012 08:04 PM PDT

Cara Mengajarkan Potty Training (Toilet Training) Pada Anak

Potty training atau toilet training merupakan cara yang dilakukan orang tua untuk melatih anak balita (Bawah Lima Tahun) mereka agar bisa buang air kecil (BAK) dan buang air besar (BAB) ditempat yang telah ditentukan (toilet). Walaupun proses potty training yang merupakan perpindahan dari pemakaian popok ke toilet terkadang bukanlah hal yang mudah, orang tua harus tetap dengan sabar dalam membimbing dan melatih anak-anak mereka.

Simak lebih lanjut artikel ini yang akan membahas beberapa hal yang sebaiknya diketahui orang tua yang dapat membantu pelatihan toilet untuk anak balita.

Kapan sebaiknya dimulai Potty (Toilet) Training?
Pada beberapa anak biasanya potty training dimulai ketika usia mereka berkisar 18 bulan dimana otot-otot mereka sudah dapat mengontrol kerja usus dan kandung kemihnya. Banyak juga orang tua yang menunggu sampai anak mereka berusia antara 2 – 3 tahun karena pada usia tersebut anak-anak sudah lebih siap secara emosi, fisik dan psikologis.

Kunci keberhasilan potty training sebenarnya adalah menunggu sampai anak menunjukkan kesiapannya. Hanya anak yang tahu kapan ia siap dan mau untuk memulainya. Memberikan tekanan pada si kecil dengan memaksanya latihan sejak dini hanya akan membuat anak frustasi dan orang tua stress karena hanya kegagalanlah yang didapat.

Apa saja tanda anak siap untuk memulai potty training?
- Anak dapat duduk tegak
- Mulai bisa belajar mengontrol kandung kemihnya misalnya dengan tanda popoknya bisa kering selama 2-3 jam
- Dapat membuka dan memakai celananya kembali
- Bisa menyadari ketika ia butuh buang air kecil atau buang air besar
- Bisa memahami intruksi sederhana
- Sering mengikuti orang tua ke toilet dan menunjukkan minat dengan bertanya mengenai fungsi toilet
- Sudah bisa menyatakan keinginannya

Apa saja yang dibutuhkan untuk potty (toilet) training?
- Potty chair biarkan anak yang memilih agar suka menggunakannya
- Dudukan kloset untuk anak-anak(pada beberapa anak terkadang tidak diperlukan potty chair)
- Beberapa potong celana yang cukup longgar dan mudah untuk dilepas
- Buku-buku atau mainan yang bisa membuatnya tenang saat BAK atau BAB
- Tissue basah dan tissue kering.

Persiapan apa yang perlu dilakukan?

Selain anak yang siap, orang tua juga harus siap untuk melatih potty training anak, sabar dan konsisten akan membuat proses latihan ini berhasil.
Orang tua bisa menonton video di internet bersama anak, dan memperlihatkan buku cerita sederhana tentang proses seorang anak kecil yang sedang berlatih toilet training. Dengan begitu si kecil akan mendapat gambaran latihan yang akan dilakukannya.
Anak kecil terkadang selalu mengikuti orang tua mereka kemana pun, bahkan juga ke kamar mandi! Bila anak mengikuti orang tua yang akan menggunakan toilet, gunakan kesempatan ini untuk mengajarkan agar anak memahami fungsi dan perlunya toilet.

Cara Mengajarkan Potty Training (Toilet Training) Pada Anak

Cara Merawat Bayi Susah Buang Air Besar (BAB)

Posted: 08 Apr 2012 04:58 PM PDT

Cara Merawat Bayi Susah Buang Air Besar (BAB)

bayi menangisMasalah susah buang air besar (BAB) atau biasa juga disebut konstipasi merupakan masalah yang sering terjadi pada bayi. Orang tua, terutama para orang tua baru biasanya akan langsung panik dan khawatir menghadapi masalah tersebut. Hal tersebut sangatlah wajar, mengingat masih kurangnya informasi dan juga belum memiliki pengalaman dalam hal mengurus bayi. Namun jangan khawatir, dengan bekal informasi yang cukup Anda akan tahu bagaimana cara penanganan yang tepat untuk mengatasi masalah susah BAB/konstipasi yang terjadi pada bayi.

Konstipasi atau umumnya dikenal dengan istilah sembelit adalah suatu kondisi dimana tinja (feses) bayi menjadi lebih keras dari biasanya. Akibatnya, bayi menjadi sulit mengeluarkan tinja (feses) sehingga tidak bisa buang air besar sampai berhari-hari lamanya atau bahkan lebih. Bayi dikatakan konstipasi/sembelit bila tidak buang air besar selama 3 hari atau lebih dan bayi terlihat tidak nyaman dengan kondisi tersebut, bisa ditandai dengan sering menangis. Efeknya, bayi juga akan mengalami kolik, dan juga menjadi lebih susah makan.

Bagaimana cara merawat sembelit/konstipasi pada bayi?

Bila Anda memberikan susu formula kepada bayi Anda, perhatikan peraturan takaran pengencerannya sehingga didapatkan konsistensi yang tepat dan tidak terlalu kental. Anda bisa melihat aturan dan takaran yang dianjurkan pada setiap label kemasan susu formula.
Mintalah rekomendasi susu formula yang baik dari dokter atau ganti merk susu dengan merk lain yang lebih cocok untuk bayi Anda apabila diperlukan. Namun, perlu diingat pula bahwa Anda tidak boleh sembarangan atau terlalu sering menggonta-ganti susu formula untuk bayi. Kebiasaan tersebut tentu bisa mengganggu pencernaan bayi, bisa membuat bayi menjadi sembelit atau sebaliknya mengalami diare (mencret).
Oleskan minyak bayi di daerah sekitar anus bayi. Hal ini bisa membantu bila pada anus bayi terdapat lecet atau luka.
Berikan pijatan lembut disekitar perut bayi dari pusar ke arah luar dengan gerakan melingkar searah jarum jam. Anda bisa menggunakan krim atau minyak pijat bayi yang dapat memudahkan tangan Anda melakukan pijatan dengan lembut.
Baringkan bayi Anda dalam keadaan terlentang dan lakukan gerakan kakinya seperti gerakan mengayuh sepeda di udara. Hal ini dapat membuat otot-otot perut bayi bergerak dan memberikan tekanan lembut di usus besar sehingga memudahkan bayi untuk BAB.
Usahakan untuk memenuhi kebutuhan sayur dan buahnya setiap hari, bisa diberikan dalam bentuk puree atau jus. Buah yang baik untuk pencernaan si kecil adalah pepaya matang dan agar-agar yang dapat membantu melunakkan tinja sehingga memperlancar BAB.

Selain pepaya, Ibu juga bisa memberikan sari buah apel (bukan jus apel karena jus apel mengandung pektin yang justru memicu konstipasi) untuk mengatasi konstipasi pada bayi.Buah yang sebaiknya dihindari untuk sementara waktu adalah pisang karena dapat mebuat tinja menjadi keras.
Bila Anda masih menyusui (memberikan ASI) dan mendapati bayi Anda mengalami sembelit, Anda perlu memperhatikan pola asupan makanan yang masuk ke dalam tubuh Anda. Ada kemungkinan Anda kurang banyak mengkonsumsi serat (sayur, buah) atau kurang konsumsi air. Hal ini juga bisa menyebabkan konstipasi pada anak. Untuk itu, ubahlah pola makan Anda jangan sampai kurang serat dan air.
Mandikan bayi dengan air hangat untuk membuatnya rileks yang dapat membantu melancarkannya untuk BAB.
Berikan banyak air putih, pastikan jumlah cairan yang dibutuhkannya tercukupi.
Banyak yang menyarankan untuk merangsang anus bayi dengan cara memasukkan ujung termometer ke dalam anus bayi. Namun, perlu diingat cara tersebut sangatlah tidak dianjurkan karena justru bisa berbahaya dan bisa menyebabkan luka.

Apabila cara-cara di atas tidak membuahkan hasil konsultasikan masalah sembelit dan konstipasi ini ke dokter anak. Jangan berikan bayi Anda obat pencahar tanpa seijin dokter. Biasanya dokter akan memberikan obat-obatan jenis tertentu untuk memperlancar BAB. Pemberian obat ini berfungsi untuk melicinkan jalan kotoran dari bagian usus ke bawah atau ke usus besar. Pemeriksaan ke dokter juga diperlukan karena bisa jadi penyebab konstipasi pada bayi adalah karena adanya penyakit tertentu yang harus segera mendapatkan penanganan medis.

Cara Merawat Bayi Susah Buang Air Besar (BAB)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Cara Merawat Bayi

Cara Merawat Bayi

Cara Merawat Bayi