Tentu saja orang tua tak perlu bersikap berlebihan dalam membeli keperluan untuk perawatan bayi. Belilah secukupnya agar dana yang ada bisa dialokasikan untuk hal lain yang sama berguna. Berikut tips dari dr. IG.A.N. Partiwi, Sp.A, MARS, Public Relations Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) yang sehari-hari berpraktek di RS Bunda, Jakarta.
1. Bak Mandi
Sebelum si kecil berusia setahun, bak mandi khusus bayi mutlak tersedia di rumah. Bak mandi ini akan memudahkan orang tua saat memandikannya agar bayi tidak tergelincir atau malah tenggelam. Namun, bagaimana bentuk bak mandi itu sendiri pada dasarnya tidak perlu kelewat dipersoalkan. Yang harus diperhatikan adalah senantiasa bersih, tidak licin, sudutnya tidak lancip atau tajam, dan zat pewarna plastiknya tidak beracun atau menimbulkan iritasi.
2. Sabun
Untuk sabun memang tidak ada standar yang bagus seperti apa. Yang penting sabun tersebut harus lembut dan memang diformulasikan khusus untuk bayi, tidak iritatif, kadar sodanya lebih rendah dari sabun biasa, disamping banyak kandungan minyak atau pelembapnya.
Akan halnya sampo, di mata Tiwi, bukanlah kebutuhan utama bayi. Menurutnya, sabun bayi saja sebetulnya sudah cukup. Yang penting, caranya dalam membersihkan dan menjaga rambut serta kulit kepala bayi harus senantiasa benar. Gunakan air yang bersih.
3. Waslap
Pilihlah yang berbahan lembut dan berkualitas baik. Gunakan pada bayi dengan selembut mungkin penuh perasaan. Soalnya, kulit bayi masih tipis dan mudah lecet, meski proses pembaruannya kulitnya cepat sekali.
4. Kapas Steril/Tisu Basah
Keperluan yang satu ini juga tak harus mutlak tersedia di rumah. Kecuali jika di rumah kita sedang kesulitan air bersih atau tengah dalam perjalanan. Kapas steril/tisu basah ini bisa dimanfaatkan untuk cebok, baik BAB (buang air besar) atau BAK (buang air kecil). Kapas steril/tisu basah, asal tahu saja yang pasti mengandung bahan kimiawi. Oleh karena itu, pemakaiannya sebaiknya dibatasi, terutama pada bayi yang tidak tahan karena mudah menimbulkan iritasi. Cara cebok yang paling baik adalah dengan menggunakan air mengalir kemudian keringkan dengan handuk lembut.
5. Popok Sekali Pakai (Pospak)
Sebaiknya pospak selalu tersedia di rumah, siapa tahu si kecil perlu dibawa ke dokter segera, sementara persediaan popok atau celana bersihnya sedang tidak mencukupi. Jadi, pospak cukup dipakai di waktu tertentu saja. Selain kalau dipakai terus-terusan harganya jadi tidak ekonomis, pospak juga dapat menyebabkan iritasi pada kulit bayi yang sensitif atau jika pospak yang sudah menampung kencing dan feses tidak cepat diganti.
6. Cotton Bud
Benda ini perlu disediakan di rumah untuk membersihkan lubang telinga dan hidung anak dari kotoran/cairan serumen yang selalu diproduksi. Hanya saja, pembersihan cukup dilakukan di telinga bagian luar/tepiannya saja setiap 2-3 hari sekali. Perhatikan pula ciri-ciri cotton bud yang baik, yaitu bentuknya kecil, kapasnya kuat menempel pada batangnya selain agak lonjong ujung kapasnya. Sebelum membersihkan telinga anak, pastikan terlebih dulu kekuatan kapas. Dengan demikian, kita tidak perlu khawatir kapasnya akan lepas dan tertinggal dalam telinga. Disamping itu, cotton bud juga bisa dimanfaatkan untuk membersihkan lipatan-lipatan pada kulit bayi dengan bantuan baby oil.
7. Gunting Kuku
Berbeda dengan kuku orang dewasa yang cenderung lambat pertumbuhannya, kuku bayi cepat sekali panjang, sehingga alat ini memang perlu tersedia di rumah. Yang perlu diperhatikan adalah cara mengguntingnya, jangan sampai mengenai kulit/daging si bayi. Menggunting kuku sebaiknya dilakukan setelah bayi berusia 40 hari dengan melihat apakah kuku dan daging di bawah kukunya masih menempel atau sudah terpisah. Jika sudah terpisah, barulah kita boleh menggunting kukunya. Pilihlah gunting berukuran kecil yang ujungnya tumpul, dan bukan alat pemotong kuku seperti yang lazim digunakan orang dewasa. Ini penting untuk menghindari kita memotong kuku terlalu dalam atau sampai mengenai kulit.
8. Obat Penurun Demam
Sebaiknya, di rumah selalu tersedia obat penurun demam. Obat ini banyak dijual bebas di pasaran. Tentu saja, carilah yang memang diformulasikan khusus untuk bayi (biasanya tidak mengandung alkohol). Obat ini bisa dijadikan tindakan pertolongan pertama manakala suhu tubuh anak ketahuan di atas normal, sebelum dia dibawa ke dokter. Terlebih jika anak sudah mengalami kolik atau demamnya tak kunjung mereda.
9. Alat Kompres
Prinsip kompres tak lain adalah pemindahan panas. Sistem pertolongan “kuno” ini bisa diterapkan mengingat awalnya obat penurun panas umumnya baru bereaksi setelah 1-2 jam masuk ke dalam tubuh. Meski sekarang hanya dalam hitungan menit, bahkan detik, tak ada salahnya menyediakan kompres di rumah. Hanya saja Tiwi tidak menganjurkan penggunaan kompres pada bayi baru lahir sampai usia 6 bulan mengingat kondisi tubuhnya masih amat sensitif. Yang juga tidak dianjurkan adalah kompres dengan es dan air es ataupun alat kompres yang sudah mengandung bahan sedingin es, karena perbedaan suhu antara alat kompres dengan tubuh akan terlalu mencolok. Menggunakan handuk yang dibasahi air biasa pun sebetulnya sudah cukup, kok. Yang penting caranya benar, setiap lima menit diangkat dari dahi atau daerah pembuluh darah besar (ketiak dan selangkangan) untuk diganti airnya.
Sebenarnya masih banyak alat dan bahan untuk merawat bayi kita, tapi dari kesembilan ini sudah hampir mewaliki untuk merawat bayi.

Komentar
Posting Komentar