Cara Merawat Bayi
Cara Merawat Bayi |
9 Kesalahan Cara Merawat Bayi dan Cara Menghindarinya Posted: 15 Jan 2013 07:06 AM PST 9 Kesalahan Cara Merawat Bayi dan Cara MenghindarinyaWalaupun orang tua sudah berusaha merawat bayinya sebaik mungkin dan sarat dengan teori-teori yang dibaca dari buku-buku mengenai cara merawat bayi/anak, ibu dan ayah yang baru memiliki bayi masih sering melakukan kesalahan. Mulai dari bayi yang tidak berhenti menangis sampai ke harus ruang gawat darurat sebuah rumah sakit. Berikut kesalahan yang kerap dilakukan dan cara mengatasinya. 1. Menengok bayi yang baru lahir Selain itu, hindari keramaian. Bila harus membawa si kecil keluar rumah, gendong anak dan hadapkan mukanya ke wajah Anda untuk menghindari orang yang tak dikenal berada dekat-dekat dengannya, 2. Pakaian 3. Kunci sebagai pengganti mainan 4. Tidur tengkurap 5. Kekurangan cairan pada bayi yang tidak rewel 6. Antibiotik 7. Dosis tepat 8. Benda-benda berbahaya 9. Anggapan bahwa alami berarti aman TIPS PENTING * Menggendong bayi * Demam 9 Kesalahan Cara Merawat Bayi dan Cara Menghindarinya |
13 hal penting saat merawat bayi Posted: 14 Jan 2013 07:13 PM PST 13 hal penting saat merawat bayiMerawat bayi memang tidak gampang. Di sini ada beberapa hal yang bisa dicermati orangtua berkaitan dengan upaya merawat bayi, agar proses tumbuh kembangnya berjalan optimal. 1. Taruh bayi di dada saat lahir 2. Tidak membuang ASI pertama yang keluar 3. Tidak ada ASI basi 4. Bayi yang diberi ASI lebih mudah lapar 5. Tidak merebus ASI yang disimpan Pemberian ASI dilakukan dengan metode first in first out. ASI yang masuk lemari pendingin atau freezer terlebih dulu, itulah yang harus keluar lebih dulu. Saat hendak diberikan, ASI jangan dipanaskan dengan pemanas atau microwave karena zat yang terkandung dalam ASI bisa rusak. Untuk ASI yang berada dalam lemari pendingin, sebaiknya rendam botol dalam wadah berisi air hangat sampai ASI tidak terasa dingin lagi. Baru diberikan pada bayi. Sementara untuk ASI yang disimpan dalam freezer, hendaknya dipindahkan terlebih dulu ke lemari pendingin hingga mencair. Setelah itu baru dihangatkan dalam wadah berisi air hangat. 6. Bayi menangis Tangisan bayi, menurut Dr. Caroline dari RS Omni Medical Center, juga bisa menjadi pertanda ia sakit. Pada 2-3 bulan pertama misalnya, bayi sering menderita kolik atau sakit perut yang tidak diketahui penyebabnya. "Biasanya gejala itu berkurang setelah usia tiga bulan," ujarnya. Bisa pula tangisan itu karena demam. Kalau itu yang terjadi, segera bawa bayi ke dokter. Menangis pun dapat menjadi cara bayi menarik perhatian orang lain, terutama ibu dan ayahnya. Mungkin ia ingin mendapat dekapan dan kasih sayang dari orangtua. Hendaknya orangtua tidak membiarkan bayi menangis terlalu lama karena bayi akan menjadi lelah dan kemampuan menyusunya berkurang. Si ibu juga bisa frustrasi dan kesal, sehingga dapat berakibat buruk bagi perkembangan psikologis bayi. Saat bayi menangis, ibu atau ayah bisa menggendong dan menimangnya sambil bersenandung, menaruhnya di kereta bayi, lalu ajaklah jalan-jalan di luar kamar, atau putarkan musik lembut. Kalau ibu sedang lelah, minta pengasuh atau orang lain membantu menggendong bayi. Sebab, semakin kesal dan frustrasi sang ibu, bayi akan semakin gelisah dan menangis lebih keras. 7. Timang bayi Sebaliknya, bayi-bayi yang tidak mendapat perhatian dan dibiarkan menangis terlalu lama, saat dewasa akan menjadi pribadi yang kurang mandiri, peragu, atau tidak mempunyai kepercayaan diri yang kuat. 8. Kompres air hangat 9. Bayi sering buang air besar Feses bayi usia 2-3 bulan akan mulai berampas. Baru pada usia di atas 4 bulan, feses mulai berbentuk. Yang penting, tambah Dr. Caroline, feses bayi tidak berubah bentuk menjadi cair tanpa ampas atau disertai darah. Bila ini yang terjadi, bayi harus segera dibawa ke dokter. Begitu pula bila bayi tidak BAB lebih dari 6 hari. 10. Perhatikan hal-hal kecil Gejala klasik autis juga bisa dilihat dari hal-hal kecil. Contohnya, bayi tidak merespon saat diajak bicara, suka memukul-mukul kepala, ukuran kepala cenderung lebih besar, batita membalik mobil-mobilan lalu memutar ban hingga berkali-kali, dan asyik dengan dunianya sendiri. Autis terjadi karena kurangnya serotonin yang merupakan neurotransmitter pada otak. Bila diketahui dan diterapi sejak dini, di bawah usia 2 tahun, hasilnya akan baik. Akan lebih sulit bila baru diketahui pada usia 5 tahun, karena sel saraf sudah tidak tumbuh lagi. 11. Berat badan harus naik Mungkin saja posturnya memang kecil. Akan menjadi masalah bila berat badan bayi tidak naik dan memotong dua garis persentil dalam Kartu Menuju Sehat (KMS). Itu bisa menjadi indikasi adanya masalah atau penyakit yang diderita bayi, misalnya kondisi kurang gizi. 12. Tak selalu harus ke dokter 13. Imunisasi sesuai jadwal Vaksin dasar yang diberikan kepada bayi adalah DPT, polio, hepatitis, Hib, campak, dan BCG. Rentang waktu vaksinasi adalah dua bulan karena lebih meningkatkan kekebalan. Efek dari vaksin dasar seperti demam tinggi, kejang, bengkak maupun syok, masih menjadi sumber kekhawatiran orangtua. Saat ini sudah ada vaksin kombinasi 5 in 1 yaitu difteri, pertusis, tetanus, polio, dan Hib. Vaksin kombinasi mengurangi suntikan pada bayi. Dengan vaksin kombinasi bayi jarang demam, kalaupun demam tidak terlalu tinggi, jarang bengkak, dan kejang pun berkurang. Tak perlu khawatir, vaksin baru saat ini sudah tidak mengandung merkuri. 13 hal penting saat merawat bayi |
You are subscribed to email updates from Cara Merawat Bayi To stop receiving these emails, you may unsubscribe now. | Email delivery powered by Google |
Google Inc., 20 West Kinzie, Chicago IL USA 60610 |
Komentar
Posting Komentar