Cara Merawat Bayi
Cara Merawat Bayi |
- Cermati Pup Bayi
- Cara Mencegah Polio Pada Bayi dan Balita
- Bahaya Sakit Kuning (Jaundice) dan Cara Mengenalinya
Posted: 18 Mar 2013 08:07 AM PDT Cermati Pup BayiBagi Ibu yang baru saja memiliki bayi, tentu banyak hal baru yang ditemui, yang terkadang membuat Ibu cemas dan bertanya-tanya. Dari warna dan pola pup bayi Ibu dapat diketahui apakah bayi Ibu normal atau mengalami masalah. Pup bayi Ibu akan mengalami banyak perubahan selama beberapa bulan pertama, terutama saat Ibu mulai mengenalkan makanan padat. Namun perubahan yang paling terlihat adalah saat beberapa minggu pertama hidupnya. Sekitar 24 jam setelah lahir, bayi akan pup atau buang air besar. Warnanya hitam kehijau-hijauan. Ini adalah mekonium atau kotoran pertamanya. Mekonium adalah cairan ketuban yang tertelan bayi saat masih dalam kandungan. Kotoran tersebut berada di ususnya sejak 3 bulan sebelum ia dilahirkan. Setelah pup pertamanya itu, selanjutnya kotoran bayi akan berubah-ubah. Jangan takut jika pup bayi berubah-ubah karena pergerakan saluran cernanya. Ini sangatlah normal pada bayi. Pupnya akan berubah seiring dengan apa yang dimakannya dan dengan semakin berkembangnya bayi diiringi pertumbuhan bakteri normal usus. Beda minum, beda warna kotoran. Sebenarnya, mekonium akan makin cepat terdesak keluar dari perut bayi jika ia disusui. Ini karena ASI yang pertama kali keluar selepas melahirkan, merangsang beroperasinya sistem pencernaan. Setelah itu, kotoran bayi akan berubah secara bertahap. Beberapa hari setelah lahir, kotorannya berwarna hijau atau kuning. Ini adalah transisi antara mekonium dan kotoran hasil mengonsumsi ASI. sumber: momthink.wordpress.com Cermati Pup Bayi |
Cara Mencegah Polio Pada Bayi dan Balita Posted: 17 Mar 2013 08:06 PM PDT Cara Mencegah Polio Pada Bayi dan BalitaPolio menjadi mimpi buruk di berbagai negara karena memang belum ada obatnya. Tapi jangan kuatir, ada cara menganggulangi polio pada bayi dan balita. Ancaman polio amat mudah menular dan amat ditakuti di banyak Negara. Oleh karena itulah banyak negara yang mewajibkan memberikan imunisasi polio bagi bayi dan balita. Virus polio masuk ke tubuh melalui saluran pencernaan jika makanan atau minuman kita tak sengaja tercemar virus polio. Oleh karena itulah sejak dini, anak harus diberikan kekebalan tubuhnya terhadap virus polio melalui imunisasi pada usia 2, 3, dan 4 bulan. Anak-anak yang terinfeksi polio menunjukkan gejala kaku tengkuk, kaku punggung dan kaki selama 2-10 hari kemudian akan sembuh total. Hanya sekitar 2% dari anak yang terkena polio akan lumpuh total. Tambahan imunisasi polio masih sangat diperlukan oleh anak-anak yang sudah diberikan imunisasi. Karena untuk menghadapi wabah, tubuh anak perlu mendapatkan tambahan kekebalan. Polio memang tak ada obatnya, tapi bila sudah terkena dan mengalami kelumpuhan, maka latihan fisioterapi agar kaki yang lemah dapat kuat kembali sangatlah diperlukan. sumber: www.ayahbunda.co.id Cara Mencegah Polio Pada Bayi dan Balita |
Bahaya Sakit Kuning (Jaundice) dan Cara Mengenalinya Posted: 17 Mar 2013 08:16 AM PDT Bahaya Sakit Kuning (Jaundice) dan Cara MengenalinyaSebagian besar Sakit Kuning (Jaundice) tidak berbahaya. Namun pada situasi tertentu di mana kadar bilirubin menjadi sangat tinggi, kerusakan otak dapat terjadi. Hal ini terjadi karena walaupun secara normal bilirubin tidak dapat melewati pembatas jaringan otak dan aliran darah, pada kadar yang sangat tinggi pembatas tersebut dapat ditembus sehingga bilirubin meracuni jaringan otak. Keadaan akut pada minggu-minggu awal pasca kelahiran di mana terjadi gangguan otak karena keracunan bilirubin ini disebut sebagai 'acute bilirubin encephalopathy'. Bila keadaan tersebut tidak diatasi, kerusakan otak dapat berlanjut menjadi kronik dan permanen menjadi suatu kondisi yang disebut 'kernicterus'. Inilah alasan mengapa bayi baru lahir harus diperiksa dengan teliti untuk menilai ada tidaknya Sakit Kuning (Jaundice) dan ditangani secara tepat jika ditemukan adanya Sakit Kuning (Jaundice). Bilirubin juga dapat menjadi sangat tinggi pada infeksi yang berat, penyakit hemolisis autoimun (penghancuran sel darah merah oleh sistem kekebalan tubuh sendiri), atau kekurangan enzim tertentu. Bagaimana penilaian Sakit Kuning (Jaundice)dilakukan? Penilaian Sakit Kuning (Jaundice) dilakukan pada bayi baru lahir berbarengan dengan pemantauan tanda-tanda vital (detak jantung, pernapasan, suhu) bayi, minimal setiap 8-12 jam. Salah satu tanda jaundice adalah tidak segera kembalinya warna kulit setelah penekanan dengan jari. Cara menilai Sakit Kuning (Jaundice) membutuhkan cahaya yang cukup, misalnya dengan kadar terang siang hari atau dengan cahaya fluorescent. Jaundice umumnya mulai terlihat dari wajah, kemudian dada, perut, lengan, dan kaki seiring dengan peningkatan kadar bilirubin. Bagian putih mata juga dapat tampak kuning. Sakit Kuning (Jaundice) lebih sulit dinilai pada bayi dengan warna kulit gelap. Karena itu penilaian jaundice tidak dapat hanya didasarkan pada pengamatan visual. Jika ditemukan tanda Sakit Kuning (Jaundice) pada 24 jam pertama setelah lahir, pemeriksaan kadar bilirubin harus dilakukan. Demikian pula jika jaundice tampak terlalu berat untuk usia tertentu bayi atau ada keraguan mengenai beratnya Sakit Kuning (Jaundice) dari pengamatan visual. Pemeriksaan kadar bilirubin dapat dilakukan melalui kulit (TcB: Transcutaneus Bilirubin) atau dengan darah (TSB: Total Serum Bilirubin). Kadar bilirubin yang diperoleh dari pemeriksaan ini dapat menggambarkan besar kecilnya risiko yang dihadapi si bayi, seperti terilustrasikan pada nomogram 1. Sumber: dr. Nurul Itqiyah H Bahaya Sakit Kuning (Jaundice) dan Cara Mengenalinya |
You are subscribed to email updates from Cara Merawat Bayi To stop receiving these emails, you may unsubscribe now. | Email delivery powered by Google |
Google Inc., 20 West Kinzie, Chicago IL USA 60610 |
Komentar
Posting Komentar