Cara Merawat Bayi

Cara Merawat Bayi


Mengenali 5 Tipe Bayi

Posted: 19 Mar 2013 08:08 PM PDT

Mengenali 5 Tipe Bayi

Apakah bayi Anda cenderung kalem, mudah tersenyum, pendiam atau tidak bisa diam, selalu sibuk, atau sulit diajak beristirahat? Bisa jadi dia termasuk anak yang selalu ingin dipahami dan sensitif atau senang mencari perhatian. Kepekaan Anda mengenali kelebihan dan kekurangannya seawal mungkin bisa menjadi bekal 'memperbaikinya' di kemudian hari.

Sejak usia 6 bulan, 'warna dasar' kepribadian anak mulai dapat dikenali. Kategori umum antara lain: difficult babies (cenderung sulit), easy babies (mudah diatur dan beradaptasi), dan slow to warm up babies (memiliki sifat antara sulit dan mudah). Di antara kategori tersebut ada beberapa variasi sesuai keunikan anak. Apa saja tipe bayi Anda?

1. Si Kalem. Selalu terlihat tenang, tak banyak bersuara dan selalu terlihat happy di mana pun ia berada. Ia juga mudah tertidur saat dikeloni. Makan adalah saat paling menyennagkan bagi Anda, karena ia mudah saja melahap makanan tanpa rewel. Tak bebarti si kalem tidak pernah menangis, namun dengan sedikit bujukan ia mudah ditenangkan.

Tantangan: Bayi tipe ini umumnya bukan anak yang berani mengambil risiko. Karenanya mereka relatif lebih lambat melewati tonggak-tonggak perkembangan fisik.
Saran: Sabar jika anak menunjukkan perkembangan lebih lambat di banding bayi lain. Buat ia lebih aktif, misalnya dengan mengajaknya ke tempat-tempat bermain yang marangsang aktivitas fisik. Ajarkan berbagai permainan seru dan menantang.

2. Si Super Sensitif. Tahu apa yang diinginkan sehingga sering tampak mendapatkan keinginanya dengan cara rewel. Jika keinginannya tidak tercapai, ia terlihat kesal atau menangis terus menerus. Apalagi Anda tak memahami apa yang diinginkannya. Tampaknya bayi terkesan sensitif terhadap berbagai perubahan yang terjadi mendadak.

Tantangan: Kerewelannya yang berlebihan membuat Anda lelah.
Saran: Lebih peka memahami kebutuhannya. Bayi berhenti rewel saat ia merasa Anda memahami keinginannya. Hindarkan stimulasi berlebihan karena kelelahan membuatnya rewel. Biasakan dengan rutinitas pasti.

3. Si Penjelajah. Tak bisa diam sejak bangun tidur hingga menjelang tidurlagi. Hanya butuh waktu tidur siang yang singkat dan gampang rewelketika terlihat bosan. Tampak suka mencoba hal-hal baru, sepertimenjatuhkan mainan atau meraih berbagai benda di sekelilingnya.Gerakannya luar biasa dan keingintahuannya besar, umumnya bayi tipe inisecara fisik lebih cepat melewati tahapan perkembangan. Mencoba dudukatau melangkahkan kakinya lebih awal tanpa takut.

Tantangan: Keingintahuannya yang besar bis ameningkatkan risiko celaka, misalnya memasukkan benda-benda kecil ke mulut atau menarik kabel listrik.
Saran: Tingkatkan pengawasan dan singkirkan benda-benda yang menyebabkan kecelakaan.

4. Si Penggembira. Selalu terlihat gembira, berteriak-teriak antusias atau tertawa terkekh-kekeh. Sangat suka mencari perhatian orang-orang di sekitarnya. Mudah dekat dengan orang yang belum pernah dikenalnya, dan senang apabila berasa di tengah keluarga maupun anak-anak lain.

Tantangan: Seakan-akan tidak bisa 'hidup' sendiri dan selalu butuh teman.
Saran: Ajarkan bayi menyibukkan dirinya dengan aktivitas lebih tenang. Miasalny, mendengarkan musik atau menyibukkan diri dengan play matnya. Ajarkan bahwa ia dapat menyenangkan diri sendiri tanpa perlu kehadiran orang lain.

5. Si Tergantung. Sangat tergantung pada Anda atau orang yang mengasuhnya. Makan banyak saat berada di pangkuan Anda. Mudah rewel jika Anda tinggalkan sendiri, walau sebentar. Selalu butuh ditemani di mana pun berada. Tidur pun harus ditemani hingg amatanya benar-benar terpejam. Malu-malu bila diperkenalkan dengan orang lain, bahkan merasa terancam jika tiba-tiba Anda melepasnya bersama orang lain.

Tantangan: Terlalu tergantung pada Anda.
Saran: Ajarkan kemandirian, misalnya menitipkan pada nenek dan kakek, atau pengasuh. Dengan begitu ia dapat berpisah dari Anda. Biasakan ia berada di antara bermacam orang.

sumber: ayahbunda.co.id

Mengenali 5 Tipe Bayi

Cara Mengatasi Eksim Susu Pada Bayi

Posted: 19 Mar 2013 08:08 PM PDT

Cara Mengatasi Eksim Susu Pada Bayi

Seringkali muncul di wajah atau badan bayi kita, berupa kulit kering, bersisik, kemerah-merahan dan terasa sangat gatal. Itulah yang dirasakan bayi jika ia terkena eksim di kulitnya. Ganguan kulit/ dermatitis atopik ini sering timbul pada pipi bayi yang dalam masa menyusui, sehingga populer disebut eksim susu.

Meski sering timbul di pipi, sebenarnya eksim ini bisa saja muncul di bagian lain tubuh bayi, seperti di bagian dalam siku, serta bagian belakang lutut. Jadi, munculnya gatal-gatal itu memang bukan karena ia alergi minum susu ibu atau sekadar tetesan ASI. Namun, penyebab pasti munculnya dermatitis atopik ini belum diketahui dengan jelas. Yang pasti, kemungkinan munculnya sangat kompleks, antara lain:
* Faktor keturunan. Mungkin ayah atau ibu memang penyandang alergi, meski tak selalu berupa eksim. Bisa jadi, orang tua mengidap asma, alergi terhadap debu atau makanan, dan sebagainya.
* Menderita alergi dan kulitnya rentan. Bekas kotoran di pipinya atau lingkungan sekitarnya kurang higienis, bisa memicu timbulnya gatal-gatal.
* Akibat lingkungan udara yang panas, kotor dan berdebu.

Eksim ini sangat gatal. Tak heran kalau si kecil lalu jadi sering rewel dan jika digaruk, maka bagian tersebut menjadi luka dan akan timbul infeksi. Meskipun begitu, Eksim ini tidak menular. Jadi, Ibu tak perlu khawatir dengan kakak atau keluarga dan anak lain yang ingin dekat-dekat dengan bayi. Namun harus tetap diperhatikan kebersihan, jangan sampai luka eksim terkena lingkungan yang kotor.

Beberapa hal yang dapat ibu lakukan untuk mengatasi eksim ini antara lain:

* Segera bersihkan kulit pipi bayi yang terkena tetasan ASI atau susu, gunakan lap basah dan keringkan dengan bahan lembut.
* Gunakan sabun mandi bayi yang mengandung pelembap.
* Setelah mandi, olesi bagian yang tampak kering itu dengan pelembab.
* Jika bepergian, lindungi si kecil dari sinar matahari langsung, agar kulit tidak berkeringat dan tidak membuat lukanya perih.
* Pastikan sarung bantal dan spreinya benar-benar bersih dan tidak tersisa bekas sabun ketika mencucinya. Karena, sisa sabun cuci juga dapat mengiritasi kulit bayi.
* Hindari si kecil menggaruk bagian pipi yang gatal. Jika bayi masih kecil, pakaikan kaus tangan, atau potong saja kukunya agar tak melukai bagian yang gatal.
* Jika sampai terjadi luka dan tampak basah, segera bawa ke dokter agar ditangani lebih lanjut.

sumber: momthink.wordpress.com

Cara Mengatasi Eksim Susu Pada Bayi

Bahaya Rubela Pada Ibu Hamil

Posted: 19 Mar 2013 08:05 AM PDT

Bahaya Rubela Pada Ibu Hamil

Rubella yang juga sangat berbahaya bagi ibu hamil. Virus Rubella memang tidak hanya menyerang ibu hamil, tetapi efek yang diakibatkan virus ini patut diwaspadai oleh ibu hamil karena bisa menyebabkan keguguran, terganggunya perkembangan pada janin, hingga terjadinya kelainan saat proses kelahiran. Dan terakhir, ada dugaan sementara bahwa Virus Rubella yang menyerang ibu hamil dapat menyebabkan anak mengalami autisme.

Untuk itu sebelum merencanakan kehamilan ada baiknya Anda mendeteksi terlebih dahulu ada tidaknya virus ini dalam tubuh dengan melakukan serangkaian tes yang disebut tes TORCH. Namun bagi seorang ibu yang sudah terkena Virus Rubella sebelum hamil maka ketika hamil ia malah memiliki kekebalan tubuh terhadap virus tersebut, kekebalan tubuh si ibu terhadap Virus Rubella itu akan ikut masuk ketubuh janin dengan begitu, janin tidak akan terkena Rubella hingga kemudian si anak lahir dan berusia satu tahun.

Pada dewasa gejala awal tersebut sifatnya ringan bahkan sama sekali tidak timbul. Ruam (kemerahan pada kulit) pada awalnya muncul di wajah dan leher lalu menyebar ke seluruh badan, dan berlangsung 3 hari. Dan Pada langit-langit mulut timbul bintik-bintik kemerahan.

infeksi Rubella pada kehamilan dapat menyebabkan keguguran, bayi lahir mati atau gangguan terhadap janin. Susahnya, sebanyak 50% lebih ibu yang mengalami Rubella tidak merasa apa-apa. Sebagian lain mengalami demam, tulang ngilu, kelenjar belakang telinga membesar dan agak nyeri. Setelah 1-2 hari muncul bercak-bercak merah seluruh tubuh yang hilang dengan sendirinya setelah beberapa hari. Dokter tentunya juga tidak curiga bila tidak mendapat laporan dari ibu. Walaupun ibu tidak merasa apa-apa, tetapi akibatnya dapat fatal bagi janin. Berdasarkan data dari WHO, paling tidak 236.000 kasus Sindrom Rubella Kongenital terjadi setiap tahun di negara-negara berkembang dan dapat meningkat 10 kali lipat pada saat terjadi epidemi. Tidak semua janin akan tertular. Jika ibu hamil terinfeksi saat usia kehamilannya < 12 minggu maka risiko janin tertular 80-90 persen. Jika infeksi dialami ibu saat usia kehamilan 15-30 minggu, maka risiko janin terinfeksi turun yaitu 10-20 persen. Namun, risiko janin tertular meningkat hingga 100 persen jika ibu terinfeksi saat usia kehamilan > 36 minggu. Untungnya, Sindrom Rubella Kongenital biasanya terjadi hanya bila ibu terinfeksi pada saat umur kehamilan masih kurang dari 4 bulan. Bila sudah lewat 5 bulan, jarang sekali terjadi infeksi. Tetapi, sekali terjadi Sindrom Rubella Kongenital akibatnya mengerikan. Bayi mengalami katarak pada lensa mata, gangguan pendengaran atau tuli, gangguan jantung, dan kerusakan otak. Di samping itu, bayi juga berisiko lebih besar untuk terkena diabetes melitus, gangguan tiroid, gangguan pencernaan dan gangguan syaraf (pan-encephalitis).

sumber: childrengrowup.wordpress.com

Bahaya Rubela Pada Ibu Hamil

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Cara Merawat Bayi

Cara Merawat Bayi

Cara Merawat Bayi