Cara Merawat Bayi

Cara Merawat Bayi


Perawatan Rambut Bayi

Posted: 01 Apr 2013 08:09 PM PDT

Bayi Berambut Sehat

Banyak orang tua yang mengkhawatirkan kesehatan rambut buah hatinya,mulai dari rambut tipis sampai tak tumbuh rambut, buat para orang tua yang merasa buah hatinya mengalami masalah kesehatan rambut, di bawa ini akan di jelaskan cara merawat rambut sesuai masalah yang di temui pada buah hati anda :

Cara Perawatan Rambut :
Supaya rambut sehat, beri ‘makan’ dari dalam maupun luar. Saat bayi mulai makan makanan tambahan, berilah dia makanan yang mengandung sulfur, ‘sahabat’ rambut (terkandung antara lain di dalam telur dan kacang hijau). Untuk perawatan dari luar, Pak, Bu, bisa mengikuti resep tradisional. Minyak kemiri, getah lidah buaya, putih telur, santan kelapa, sudah terbukti secara turun-temurun membantu rambut tumbuh subur, kuat, dan berkilau. Kini, di pasaran juga dijual lotion rambut yang sifatnya lebih instant untuk menyehatkan rambut.

Masalah pada Rambut Bayi Dan cara Mengatasinya :
Nah, di bawah ini ada tiga masalah rambut yang kerap terjadi pada bayi dan cara mengatasinya.

Rambut Tipis
Orangtua tak perlu khawatir jika rambut bayinya tipis. Menurut pakar, tebal-tipisnya rambut sebenarnya sangat dipengaruhi faktor genetika. Bila orangtuanya berambut tipis, rambut anak pun cenderung tipis. Apalagi pada bulan-bulan pertama kelahirannya.

Cara mengatasinya:
Sebaiknya rambut dicukur supaya pertumbuhan rambut lebih baik. Setelah itu, lakukan perawatan sedini mungkin. Bisa dilakukan lewat makanan, bisa langsung melewati rambut dan kulit rambut berupa tonik rambut. Saat ini, di pasaran dijual beragam jenis tonik rambut yang mengandung zat-zat dari sari tumbuh-tumbuhan — misalnya ginseng, lidah buaya, wortel, kemiri, seledri -Tonik rambut ini berguna untuk menyuburkan dan menyehatkan rambut si kecil.

Tidak Ada Rambut
Ini sering terjadi pada bayi sampai berusia 9 bulan. Seperti pertumbuhan gigi, pertumbuhan rambut juga lambat. Tetapi pada waktunya rambut akan tumbuh semakin banyak sampai tahun kedua.Memang kepala yang botak tidak bisa dihias dengan pita (untuk bayi perempuan), tetapi untuk sementara waktu ini lebih praktis. Karena tidak kusut selama dicuci dan disisir, juga lebih aman dari kutu.

Cara mengatasi:
Beri saja perawatan seperti perawatan pada rambut tipis.

Kerak Kepala
Kadang, bayi mengalami bercak merah dan bersisik di kepalanya, yang dikenal dengan istilah kerak kepala (Dermatitis Seborrhea). Kerak merupakan kelainan pada kulit kepala bayi yang disebabkan sabum (kelenjar lemak kulit) yang terlalu aktif. Umumnya, ini akan hilang setelah bayi berusia sekitar 8-12 bulan. Pada kasus ringan, kerak ini berbentuk sisik berminyak. Pada kasus berat, kerak berwarna cokelat atau kuning. Kerak ini semakin parah jika kulit kepala berkeringat. Jadi, usahakan kulit kepala tetap sejuk dan kering.

Cara mengatasi:
Untuk kasus ringan, coba atasi dengan pemijatan ringan. Lakukanlah dibantu minyak mineral atau petroleum jelly (vaselin), atau baby oil, untuk melepaskan sisik-sisik tersebut. Tapi jangan terlalu keras Bu, Pak. Ingat, tulang kepala bayi masih rawan dan belum sepenuhnya menutup. Selesai dipijat, kita dapat mencuci rambut bayi dengan sampo guna melepaskan sisik dan minyak dari rambut. Pada kasus berat, bisa diatasi dengan penggunaan shampo anti-seborrhea atau minyak yang mengandung sulffur salisilat setiap hari hingga bersih dari kerak.

Merawat Rambut Agar Sehat

Jika orangtua mendambakan rambut bayinya kelak tumbuh sehat dan bagus seperti anak di iklan-iklan shampo, rambut memang perlu dirawat. Di bawah ini tips perawatan rambut yang diberikan Dr. Rini Sekartini, SpOg.
Selalu menjaga kebersihan rambut bayi dengan mengeramasnya. Lakukan itu dua kali dalam seminggu. Gunakan produk shampo yang sesuai dengan jenis rambut bayi. Jangan mudah gonta-ganti produk, dan perhatikan pula keamanannya.

Bersihkan pula kulit kepala yang mana mungkin terdapat kerak-kerak. Bila bayi beratnya di bawah 2-5 grm sebaiknya gunakan waslap saja.

Untuk bayi yang baru lahir, pemotongan rambut perlu dilakukan untuk menjaga kebersihan kepala si bayi. Di Indonesia, ada tradisi pemotongan rambut pada saat bayi berusia 40 hari.

Pemakaiyan Gurita Pada Bayi

Posted: 01 Apr 2013 08:27 AM PDT

Pemakaiyan Gurita Pada Bayi

Pemakaiyan Gurita Pada Bayi

BAYI TAK BOLEH DIPAKAIKAN GURITA

Begitu kata dokter, kebalikan dari kebiasaan yang terjadi selama ini. Memang, tak sedikit kebiasaan turun- temurun dalam merawat bayi yang bertentangan dengan dunia medis. Bagaimana kita menyikapinya?

Dalam merawat sang buah hati, hampir bisa dipastikan kita akan “dihujani” oleh segala macam nasihat ataupun larangan dari lingkungan, entah kakek-nenek, orang tua, kaum kerabat, maupun tetangga. Umumnya, nasihat/larangan tersebut merupakan kebiasaan-kebiasaan praktek perawatan bayi yang bersifat turun-temurun.

MITOS GURITA MENCEGAH PERUT BUNCIT & PUSAR BODONG

Pendapat di atas menurut dr. Adi Tagor, SpA, DPH dari RS Pondok Indah, Jakarta, kurang tepat, karena semua bayi perutnya memang lebih besar daripada dada. Semakin bertambah usianya, perut akan kelihatan mengecil.
Begitu juga dengan pusar bodong. Tanpa gurita, pusar bayi pun lama-kelamaan akan masuk ke tempatnya. Sebaliknya, kalau memang bakatnya bodong, sekalipun memakai gurita, tetap saja akan bodong.
Gurita sebaiknya tidak dipakai karena bisa membuat anak tertekan, khususnya di bagian limpa, jantung, lever, juga membuat bayi susah bernapas.

EFEK PEMAKAIAN GURITA PADA BAYI

1. Gurita menyebabkan sebagian besar kulit bayi tertutup secara rapat. Hal ini akan menyebabkan bayi sering merasa gatal karena keringat yang terkumpul tidak bisa keluar terhalang oleh gurita. Biasanya gejala yang timbul adalah kulit berwarna kemerahan.

2. Gurita juga menyebabkan bayi sulit bernapas. Hal ini disebabkan karena bayi dan anak memiliki pernapasan perut yang dominanan. Tidak seperti orang dewasa yang lebih mengandalkan pernapasan dada.

3. gurita secara penelitian ternyata dapat meningkatkan kejadian gastroesofageal refluks (GER). Apakah GER itu? GER adalah kembalinya makanan yang telah masuk ke dalam lambung.
Apa bedanya dengan muntah? Muntah termasuk dalam GER. Tetapi gampang sekali melihat anak muntah, karena isi lambung keluar melalui mulut. Hal yang paling ditakutkan adalah isi lambung keluar kembali, tetapi tidak sampai di mulut. Jadi hanya sampai di kerongkongan saja. Keadaan inilah yang menyebabkan terlukanya dinding saluran makan dan pada akhirnya si anak akan mengalami muntah terus menerus sampai dia besar nanti.

Bagaimana melihat anak mengalami GER atau tidak? Bisa dilihat salah satunya dari jumlah gumoh. bila terjadi gumoh 1 kali tiap minum susu, hal itu tidak bermasalah. Tetapi bila terjadi gumoh walaupun bayi tidak menelan sesuatu berarti orang tua harus hati-hati.Jika perlu, hendaknya berkonsultasi dengan dokter.( Dr. Herbowo SpA)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Cara Merawat Bayi

Cara Merawat Bayi

Cara Merawat Bayi