Cara Merawat Bayi

Cara Merawat Bayi


Manfaat Mendongeng Untuk Tumbuh Kembang Bayi dan Anak

Posted: 19 Jun 2013 08:09 PM PDT

Manfaat Mendongeng Untuk Tumbuh Kembang Bayi dan Anak

Saat ini cukup banyak orang tua yang mengabaikan pentingnya mendongeng atau membacakan cerita untuk bayi dan anak-anak mereka. Alasan pada umumnya adalah orang tua tidak punya waktu lagi untuk membacakan dongeng bagi bayi dan anak-anaknya karena lelah setelah seharian sibuk bekerja. Hal ini sangat disayangkan karena sesungguhnya dengan mendongeng, banyak manfaat yang akan diperoleh anak bayi. Mendongeng berdampak positif terhadap tumbuh kembang otak, daya imajinasi dan emosional anak. Kebiasaan membacakan cerita atau mendongeng bisa dimulai di rumah. Mendongeng bisa dilakukan orang tua kapan dan dimana saja, tapi kebanyakan dilakukan orang tua menjelang waktu bayi tidur.

Mendongeng mengajarkan banyak hal pada anak. Aktivitas ini akan semakin memperluas wawasan anak karena lewat mendongeng orang tua dapat menceritakan tentang dunia dan cerita tentang kehidupan sehari-hari kepada anak. Mendongeng tentang cerita anak dari suatu daerah tertentu misalnya dapat pula mengembangkan rasa penghargaan anak terhadap nilai budaya dan kebiasaan daerah setempat.

Sebenarnya masih banyak sekali manfaat mendongeng untuk anak-anak. Apa saja manfaat tersebut?

  1. Memperkuat ikatan batin antara orang tua dan anak
    Membacakan cerita kepada anak di tempat tidur yang hangat dan nyaman sambil memberikan pelukan dan ciuman hangat sebelum anak tidur adalah kebiasaan baik untuk mengakhiri hari. Dengan begitu, anak merasa istimewa karena mendapat waktu khusus untuknya, merasa dihargai, dan merasa dicintai oleh orang tuanya. Kebiasaan seperti ini juga akan membuat anak merasa semakin nyaman dan dekat dengan orang tuanya, yang pada akhirnya akan semakin memperkuat ikatan dan hubungan antara anak dan orang tua.
  2. Meningkatkan kemampuan bahasa anak
    Saat mendongeng, orang tua berarti juga telah memperkenalkan kata-kata dan jenis kalimat baru yang mungkin belum pernah didengar anak. Hal ini sangat baik untuk memperkaya kosakata anak. Kata baru dan juga intonasi yang berbeda dari setiap kalimat di dalam dongeng akan memperkenalkan kepada anak bagaimana menggunakan kata-kata baru tersebut dalam kalimat saat mereka berkomunikasi. Anak juga belajar menggunakan tata bahasa dan ejaan yang baik dan benar. Orang tua sebaiknya membantu anak untuk membangun kosa katanya, mendorong anak untuk bertanya apakah ada kata yang dia tidak mengerti atau tidak.
  3. Membantu mengembangkan keterampilan motorik, baik fisik maupun mental
    Ketika orang tua meminta anak untuk memegang buku dan membolak-balik halaman tanpa merobek halaman buku ceritanya, tanpa disadari ini adalah kegiatan yang dapat melatih kekuatan otot-otot dan jari-jari tangan anak. Selain itu, kegiatan mendongeng khususnya lewat buku yang banyak memiliki gambar-gambar menarik merupakan stimulasi pada mata, tangan, telinga dan otak anak secara bersamaan.Stimulasi-stimulasi tersebut sangatlah penting untuk menunjang dan mengoptimalkan tumbuh kembang anak.
    Anak mengasah keterampilan motorik ketika mereka memegang buku, memfokuskan mata ketika melihat gambar atau tulisan di buku, sambil mencerna di otak makna dari semua kata, cerita, dan gambar yang ditujukan kepada mereka.
  4. Mempertajam daya ingat anak karena pengulangan cerita
    Ketika anak mendengar kata-kata dan frase tertentu secara berulang-ulang, mereka segera belajar untuk mengingat. Anak-anak belajar dari pendengaran dan pengulangan. Jadi sebaiknya orang tua jangan bosan apabila anak meminta cerita yang sama berulang kali.Mendengar cerita yang sama berulang-ulang dapat membuat anak ingat dengan jalur cerita/dongeng yang dibacakan. Segera setelah anak tahu jalan cerita dongeng tersebut, biasanya ia akan mencoba untuk menceritakan kembali dongeng tersebut ke adik atau orang tuanya dengan kata-kata yang disusun sendiri oleh anak.

    Untuk semakin mengasah daya ingatnya, saat membacakan cerita yang pernah dibacakan sebelumnya, orang tua bisa menanyakan kepada anak apa yang akan terjadi selanjutnya. Misalnya, sambil menutup sebagian halaman pada buku atau sebelum sampai ke halaman selanjutnya orang tua bisa terlebih dahulu menanyakan kepada anak, "apa yang akan terjadi selanjutnya?" Karena anak sebelumnya telah tahu dengan jalan ceritanya, anak akan berusaha mengingat-ingat dan ini secara tidak langsung melatih dan mengasah daya ingat anak.

  5. Meningkatkan minat baca
    Buku adalah jendela dunia. Jika orang tua suka membaca, biasanya anak-anak juga akan mengikuti kebiasaan tersebut. Lewat kisah-kisah yang disampaikan dari dongeng, anak akan semakin tahu banyak hal dan juga menjadi tambah pintar karena wawasannya semakin luas. Kebiasaan mendongeng atau membacakan buku cerita kepada anak sejak dini akan menumbuhkan kegemaran membaca pada anak. Anak jadi suka membaca dan mencintai buku karena tahu bahwa banyak hal dan informasi yang bisa ia temukan dalam buku-buku.
  6. Mengembangkan emosi
    Jenis cerita anak yang beragam memiliki alur cerita yang mengandung berbagai emosi dari karakter dan suasana yang terdapat di dalamnya. Misalnya saja tokoh cerita yang bernasib mujur dan bernasib malang. Dengan begitu anak bisa belajar mengembangkan emosinya secara alami seperti rasa senang, sedih, prihatin, peduli, empati, dan lain sebagainya.
  7. Memperkenalkan nilai-nilai moral
    Anak-anak secara naluriah belajar apa yang baik dan apa yang buruk, karena setiap cerita yang bagus memiliki beberapa aspek (pesan) moral. Mendongeng secara tidak langsung dapat membantu dalam pembentukan karakter anak lewat tokoh idolanya dan tidak berusaha mencontoh perbuatan tokoh yang jahat. Dengan begitu akan tumbuh keinginan dari anak untuk menjadi penegak kebenaran dan pembela keadilan.
  8. Mengembangkan keterampilan berpikir dan belajar menyelesaikan masalah kehidupan sehari-hari
    Saat orang tua membacakan cerita ke anak dapat dijadikan kesempatan bagi anak untuk terlibat dalam masalah yang dialami tokoh cerita di buku. Saat anak ikut terlibat dalam masalah yang dialami tokoh utama, maka secara tidak langsung anak akan belajar dan tertantang untuk dapat menyelesaikan masalah tersebut. Misalnya, saat sampai pada suatu konflik atau masalah kecil yang dialami tokoh utama, orang tua bisa menanyakan kepada anak "Bagaimana ya sebaiknya menyelesaikan masalah ini?" Atau misalnya dalam dongeng tersebut, seekor burung kecil yang sedang menghadapi masalah, orang tua bisa sambil menanyakan kepada anak "Apa ya yang seharusnya dilakukan si burung kecil itu?"Dengan cara ini anak jadi juga ikut berpikir saat mendengarkan cerita dan ikut mengemukakan ide atau gagasannya sehingga tercipta komunikasi dua arah antara orang tua dan anak. Dorong anak agar berani mengemukakan pendapatnya, bila anak masih belum tahu, pelan-pelan dorong dan giring anak agar ia bisa menerka dan menjawab penyelesaian masalah seperti apa yang seharusnya dilakukan.

    Orang tua juga bisa berbagi beberapa pengalaman mereka sendiri dalam menyelesaikan masalah yang ada di cerita, namun tetap harus diingat bahwa semuanya itu harus disesuaikan dengan usia dan kemampuan anak, jangan dipaksakan.

  9. Merangsang imajinasi dan kreativitas anak
    Dongeng juga membantu mengembangkan imajinasi dan daya kreativitas anak. Ada saatnya orang tua membacakan buku cerita sambil memperlihatkan gambar kepada anak, ada saatnya pula bagi orang tua untuk mendongeng atau membacakan cerita tanpa gambar. Hal ini dapat merangsang imajinasi anak karena tidak adanya gambar yang dilihat membuat anak akan membayangkan gambar yang terbentuk di kepalanya dari kata-kata yang didengarnya. Dongeng tanpa buku dan gambar selain mampu mengembangkan daya imajinasi anak juga mampu mengembangkan kemampuan anak dalam mendengar. Kemampuan mendengar merupakan hal yang sangat penting dalam berkomunikasi.
  10. Anak belajar menghibur diri mereka sendiri
    Sebelum tidur baik orang dewasa maupun anak-anak sebaiknya membutuhkan waktu rileks atau santai setidaknya selama setengah jam sebelum tidur. Suasana yang tenang karena tidak ada TV, komputer, video game sebaiknya diisi dengan membaca buku. Kebiasaan tersebut dapat mengajarkan anak untuk dapat menghibur dirinya sendiri dengan senang hati ketika orang tua sibuk atau saat TV dalam keadaan mati. Waktu santai dan rileks sebelum tidur tersebut juga baik untuk menjaga kualitas tidur anak dan membantu anak agar bisa tidur lebih pulas, dimana tidur yang berkualitas sangatlah baik bagi perkembangan otak anak.

Orang tua sebaiknya mampu membuat dongeng menjadi menarik, tidak membosankan sehingga dapat memunculkan rasa ingin tahu yang semakin besar kepada anak. Ketertarikan yang cukup kuat dalam diri anak terhadap cerita yang dibacakan akan merangsang anak untuk mau bertanya dan menjadi lebih kritis.

Nah, sekarang Anda sudah tahu kan bahwa mendongeng memiliki begitu banyak manfaat untuk anak. Mulailah saat ini untuk terbiasa membacakan dongeng atau cerita untuk buah hati Anda, karena kebiasaan ini sangat baik bagi tumbuh kembangnya.

Manfaat Mendongeng Untuk Tumbuh Kembang Bayi dan Anak

Cara Merawat Bayi dan Anak yang Kejang

Posted: 19 Jun 2013 08:15 AM PDT

Cara Merawat Bayi dan Anak yang Kejang

Demam pada bayi biasanya terjadi ketika tubuh mengalami infeksi (baik virus atau bakteri), misalnya infeksi saluran pernapasan, infeksi saluran pencernaan, infeksi saluran kemih dan radang telinga. Demam sebenarnya bukan merupakan penyakit melainkan cara tubuh melawan infeksi penyakit (virus atau bakteri) yang menyerang masuk ke dalam tubuh. Suhu normal tubuh untuk anak-anak dan orang dewasa adalah 36,33 – 37,77oC. Kondisi demam terjadi apabila suhu tubuh lebih tinggi dari 38oC.

Demam yang sangat tinggi (suhu tubuh sangat tinggi) dapat menimbulkan kejang. Kejang atau yang dikenal juga dengan istilah step terjadi karena kontraksi otot yang berlebihan yang tidak bisa dikendalikan dalam waktu tertentu.

Banyak orang tua yang cemas ketika mendapati anak-anak mereka demam tinggi disertai kejang. Biasanya kejang demam terjadi pada anak karena peningkatan suhu tubuh yang cukup tinggi di atas 38,5oC. Kejang demam juga bisa terjadi karena faktor keturunan pada anak yang memiliki riwayat kejang pada keluarga (orang tua dan saudara kandung).

Jenis kejang demam

Pada umunya kejang demam terbagi dua, yaitu :

  1. Kejang demam sederhana terjadi apabila kejang demam berlangsung singkat, kurang dari 15 menit dan biasanya akan berhenti sendiri. Kejang tidak terjadi berulang kali dalam waktu 24 jam.
  2. Kejang demam kompleks terjadi apabila kejang demam berlangsung lebih dari 15 menit, kejang berulang kali terjadi atau lebih dari satu kali dalam 24 jam.

Bisa kejang dialami sekitar 2-3 % anak-anak. Umumnya terjadi pada anak usia 6 bulan sampai dengan 5 tahun, tergantung dari toleransi tiap anak terhadap demam. Pada anak yang memiliki toleransi rendah, maka demam pada suhu tubuh 38oC sudah bisa membuatnya kejang. Sementara pada anak yang toleransinya normal, kejang baru terjadi bila suhu tubuh sangat tinggi mencapai 39oC atau lebih.

Apa ciri-ciri anak kejang demam?

- Tubuh nampak kaku
- Terjadi gerakan-gerakan kejut dari tangan dan kaki
- Punggung melengkung
- Gigi terkatup
- Bola mata mendelik/terbalik ke atas
- Keluar banyak air liur atau busa dari mulut
- Pada kasus yang berat disertai kehilangan kesadaran
- Berhenti bernapas sampai 30 detik
- Kehilangan kontrol pada kandung kemih dan perut yang kadang menyebabkan anak buang air kecil atau buang air besar tanpa disadari
- Lama kejang bervariasi, dari beberapa detik sampai beberapa menit

Apa akibat atau resiko yang mungkin terjadi?

Ada kemungkinan anak yang pernah terkena kejang, bisa mengalami kejang lagi. Pada umumnya kejang demam yang berlangsung kurang dari 5 menit tidak membahayakan dan tidak menyebabkan rusaknya sel-sel otak anak. Biasanya setelah kejangnya berhenti anak akan tertidur dengan lelap.

Tetapi apabila kejang terjadi lebih dari 5 menit dan sering terjadi, hal ini dapat mengakibatkan terjadinya kerusakan otak yang berpengaruh pada menurunnya tingkat kecerdasan anak dan anak tumbuh kembangnya tidak optimal. Hal ini karena setiap kali kejang anak akan mengalami kerusakan sel karena terhambatnya aliran oksigen ke otak.

Bisa dibayangkan banyaknya sel otak yang rusak apabila anak sering mengalami kejang. Bila tidak ditangani dengan serius, beberapa kasus kejang demam dapat berkembang menjadi epilepsi, kelumpuhan, bahkan retardasi mental.

Bagaimana cara mengatasi kejang demam?

Orang tua dapat melakukan beberapa hal berikut bila anaknya demam:

  • Tetap tenang dan tidak panik.
  • Ukur suhu tubuh anak dengan teratur. Jika hasilnya menunjukkan angka 36oC – 37,5oC artinya suhu tubuh masih normal. Jika lebih dari 37,5oC maka kemungkinan anak terkena demam. Jika sampai 39oC berarti anak sudah mengalami demam tinggi.
  • Coba turunkan suhu tubuhnya dengan mengompres anak dengan handuk kecil yang dibasahi dengan air biasa atau air hangat (bukan dengan air es karena akan mengakibatkan anak menggigil). Hal ini untuk menurunkan suhu di permukaan tubuhnya karena panas tubuh digunakan untuk menguapkan air pada kompres.
  • Jangan berikan makanan atau minuman segera setelah kejang behenti. Tunggu sampai anak benar-benar sadar, orang tua bisa memberikan banyak air putih, makanan berkuah atau buah-buahan yang banyak mengandung air untuk menggantikan cairan tubuh yang menguap akibat suhu tubuh tinggi.
  • Cukup banyak orang tua yang justru menyelimuti anak dengan selimut tebal dan mendekap anak ketika demam. Hal ini tidak disarankan karena justru akan meningkatkan suhu tubuhnya. Pada saat anak demam justru disarankan agar anak menggunakan pakaian yang tipis dan buatlah suhu ruangan agar tidak panas.
  • Sebagai pertolongan pertama anak dapat diberikan obat penurun panas seperti parasetamol dan Ibuprofen. Ini dimaksudkan untuk mencegah supaya jangan sampai anak mengalami demam tinggi yang bisa berakibat kejang.

Hal yang sebaiknya dilakukan orang tua apabila anak kejang

  • Kendorkan atau longgarkan pakaian anak.
  • Keluarkan segala sesuatu yang mungkin masih ada dalam mulut anak.
  • Posisikan terlentang dengan kepala miring. Hal ini agar anak tidak tersedak air liur/muntahnya dan tersumbat saluran napasnya. Air liur yang banyak keluar ini terjadi karena syaraf yang mengatur kelenjar air liur tidak terkontrol. Bersihkan muntahan atau air liur yang keluar dari mulutnya.
  • Jangan memasukkan apapun ke mulut anak agar tetap terbuka dengan mengganjal sesuatu di antara giginya misalnya memasukkan sendok ke dalam mulut karena dapat menyebabkan gigi anak patah.
  • Jangan memberikan obat atau minuman ketika anak masih kejang. Untuk menghindarkan bahaya tersedak, sebaiknya tunggu sampai anak benar-benar sudah sadar.
  • Jangan tinggalkan anak selama kejang.
  • Saat anak kejang jangan menahan gerakan kejangnya untuk menghindari patah tulang.
  • Biasanya kejang akan berhenti dengan sendirinya.
  • Catat lama waktu kejangnya dan amati bagian tubuh yang mengalami kejang untuk referensi dokter.
  • Bawa segera ke klinik atau rumah sakit terdekat apabila kejang berlangsung lebih dari 5 menit untuk pertolongan lebih lanjut dari dokter.

Rekaman otak atau electroencephaiografi (EEG) biasanya tidak dilakukan secara rutin, karena tidak berguna untuk memperkirakan apakah kejang akan terjadi kembali, dan juga tidak dapat diperkirakan apakah akan terjadi epilepsi di kemudian hari atau tidak. Pemeriksaan CT scan atau MRI juga tidak perlu untuk dilakukan.

Perlu juga diberikan obat anti kejang pada anak yang mengalami kejang demam dengan kasus seperti berikut:

  • Kejang demam berlangsung lebih dari 15 menit.
  • Terjadi kejang hanya di salah satu sisi tubuh/kiri atau kanan, disertai gejala syaraf yang berat, misalnya ada kelumpuhan sebelum atau sesudah kejang
  • Kejang terjadi berulang, 2 kali atau lebih dalam 1 hari.
  • Kejang Terjadi pada anak berumur kurang dari 1 tahun dan terjadi lebih dari 4 kali per tahun.

Pada anak-anak yang memiliki kecenderungan tinggi mengalami kejang demam, orang tua dapat memberikan anak obat anti kejang yakni diazepam, saat anak demam. Risiko kejang demam menjadi epilepsi umumnya hanya sebesar 2-3 %. Namun jika terjadi hal-hal seperti di atas, risiko kejang demam menjadi epilepsi dapat meningkat sampai 12 %.

Obat anti kejang lainnya yang biasa digunakan adalah luminal (phenobarbital). Obat ini sangat efektif tetapi sering menimbulkan efek samping seperti, anak menjadi hiperaktif, agresif, tidak suka belajar karena menurunnya daya konsentrasi.

Obat lainnya bernama valproate, menjadi pilihan utama karena efek sampingnya yang lebih sedikit, tetapi dapat menggangu fungsi hati bila diberikan pada anak yang berumur kurang dari 2 tahun. Pengobatan kejang demam dengan Valproate biasanya dilakukan selama 1 tahun.

Cara Merawat Bayi dan Anak yang Kejang

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Cara Merawat Bayi

Cara Merawat Bayi

Cara Merawat Bayi