Cara Merawat Bayi

Cara Merawat Bayi


Cara Mengatur Jadwal Makan Bayi

Posted: 24 Mar 2012 03:09 PM PDT

Cara Mengatur Jadwal Makan Bayi

Jadwal makan bayi yang tepat harus Anda lakukan secara rutin dan diberikan mulai dari pagi hari si kecil bangun hingga malam hari sebelum tidur. Pemberian makanan bayi yang baik dan sehat pun harus berupa makanan yang mengandung semua komposisi yang dibutuhkan oleh bayi yaitu mengandung karbohidrat, protein, lemak, vitamin, dan mineral.

Berikanlah jadwal makan bayi Anda yang baik dan benar agar apa yang dikonsumsinya sejak dini dapat berkembang dengan cepat sesuai dengan yang Anda harapkan. Selain itu, makanan yang Anda sajikan pun harus bervariasi dalam menu hariannya setiap minggu agar si kecil tidak merasa bosan. Jenis makanan yang bervariasi pun dengan tetap memperhatikan komposisi makanan 4 sehat lima sempurna.

Jika Anda telah mengetahui pemberian jadwal makan bayi yang tepat, maka jangan memberikan snack atau camilan menjelang waktu makannya. Hal ini untuk menghindari nafsu makannya yang besar. Namun bila Anda ingin tetap memberikan camilan satu jam sebelum waktu makannya, Anda bisa memberikan si kecil snack yang sehat berupa buah ataupun sayur.

Berikut jadwal makan bayi yang tepat sesuai dengan usia bayi berdasarkan rekomendasi IDAI (Ikatan Dokter Anak Indonesia) :
0 – 4 bulan

Pemberian ASI eksklusif
4 – 6 bulan (bertahap)

Pukul 06.00 (bangun tidur) ASI

Pukul 08.00 (makan pagi) Bubur susu

Pukul 10.00 (camilan) Buah segar/ biskuit

Pukul 12.00 (makan siang) ASI

Pukul 14.00 (sebelum tidur siang) ASI

Pukul 16.00 (camilan) Buah segar/ biskuit

Pukul 18.00 (makan malam) Bubur susu

Pukul 21.00 (sebelum tidur) ASI
6 – 9 bulan (bertahap)

Pukul 06.00 (bangun tidur) ASI/PASI

Pukul 08.00 (makan pagi) Nasi tim

Pukul 10.00 (camilan) Buah segar/ biskuit

Pukul 12.00 (makan siang) Nasi tim

Pukul 14.00 (sebelum tidur siang) ASI/PASI

Pukul 16.00 (camilan) Buah segar/ biskuit

Pukul 18.00 (makan malam) Nasi tim

Pukul 21.00 (sebelum tidur) ASI/PASI
9 – 12 bulan (bertahap)

Pukul 06.00 (bangun tidur) ASI/PASI

Pukul 08.00 (makan pagi) Makanan keluarga (peralihan dari nasi tim)

Pukul 10.00 (camilan) Buah segar/ biskuit

Pukul 12.00 (makan siang) Makanan keluarga (peralihan dari nasi tim)

Pukul 14.00 (sebelum tidur siang) ASI/PASI

Pukul 16.00 (camilan) Buah segar/ biskuit

Pukul 18.00 (makan malam) Makanan keluarga (peralihan dari nasi tim)

Pukul 21.00 (sebelum tidur) ASI/PASI
12 bulan

Pukul 06.00 (bangun tidur) ASI/PASI

Pukul 08.00 (makan pagi) Makanan keluarga

Pukul 10.00 (camilan) Biskuit

Pukul 12.00 (makan siang) Makanan keluarga

Pukul 14.00 (sebelum tidur siang) -

Pukul 16.00 (camilan) Biskuit

Pukul 18.00 (makan malam) Makanan keluarga

Pukul 21.00 (sebelum tidur) ASI/PASI

Jadwal makan bayi di atas merupakan sumber dari IDAI yang dapat Anda ikuti sesuai dengan waktu yang telah ditentukan. Pada usia bayi 9 – 12 bulan sudah dapat diberikan makanan keluarga yaitu makanan yang Anda buat sendiri sesuai dengan komposisi yang dibutuhkan oleh si kecil. Selain itu, untuk snack atau camilan dapat Anda berikan berupa buah, biskuit ataupun makanan sehat yang Anda buat sendiri dalam komposisi buah atau susu.

Maka dari itu, agar proses tumbuh kembang si kecil tetap sehat, maka sedari dini pula Anda harus memberikan jadwal makan bayi yang baik dan benar agar lebih teratur dalam pola makannya.

Cara Mengatur Jadwal Makan Bayi

Cara Mengetahui Gigi Bayi Mulai Tumbuh

Posted: 24 Mar 2012 08:03 AM PDT

Cara Mengetahui Gigi Bayi Mulai Tumbuh

Si kecil tiba-tiba menjadi suka menggigit-gigit semua benda dan meneteskan air liur? Badannya juga terasa hangat, mungkin saja bayi Anda sedang mengalami tumbuh gigi pertama.

Gigi yang sehat sangat penting bagi kesehatan anak secara keseluruhan. Gigi mulai terbentuk di bawah gusi saat bayi masih di dalam kandungan. Gigi pertama biasanya tumbuh saat bayi berumur 5 – 7 bulan, namun hal ini bisa berbeda untuk tiap bayi. Biasanya gigi pertama baru tumbuh pada usia 1 tahun. Gigi seri bawah biasanya tumbuh lebih dahulu, diikuti oleh gigi seri di atas 4 – 8 minggu kemudian.

Sesudah itu, muncul gigi geraham dan gigi taring. Pada usia 2,5 tahun gigi susu biasanya sudah lengkap yaitu berjumlah 20 buah, termasuk gigi geraham kedua yang muncul pada usia 20-30 bulan. Gigi yang permanen baru akan muncul saat anak masuk sekolah dasar yaitu pada usia 6-7 tahun.

Lalu bagaimana mengetahui kalau si kecil sedang mengalami tumbuh gigi? Antara lain tandanya adalah :

  • Gusi membengkak, Anda dapat melihat sebagian gigi muncul di gusi.
  • Air liur menetes banyak.
  • Rewel, si kecil jadi sering menangis dan sulit ditenangkan.
  • Sering terbangun malam hari, biasanya bayi tidur dengan tenang pada malam hari namun sering terbangun dan minta digendong.
  • Menggigit benda-benda yang dipegang dan mulai mengunyah apapun yang ada dalam genggamannya.

Untuk mengurangi penderitaan si kecil, berikan teething ring atau dot agar dia dapat menggigit-gigit. Jangan memberikan dot yang dicelupkan ke cairan yang manis karena gulanya akan tertinggal di gigi dan memudahkan bakteri berkembang biak. Makanan dingin juga bisa menjadi alternatif, misalnya pisang atau jus buah yang telah didinginkan dalam lemari es. Karena dia sedang senang memasukkan benda ke mulut,maka makanan tersebut pasti akan dimakannya.

Jangan meninggalkan bayi sendirian untuk mencegah kemungkinan dia menelan benda-benda kecil yang bisa tersangkut dalam saluran napasnya. Bersihkan air liur yang menetes dari mulut bayi supaya tidak timbul kemerahan di sekitar kulit mulutnya.

Jika demam lebih dari 38,5oC atau kondisi bayi tampak berat, mungkin hal ini bukan akibat proses tumbuh gigi dan perlu dikonsultasikan kepada dokter, demikian pula halnya bila terdapat tanda-tanda adanya penyakit lain. Selain itu, obat-obatan penurun demam dapat diberikan karena biasanya bayi yang sedang tumbuh gigi akan mengalami demam ringan dan obat ini mempunyai khasiat menghilangkan rasa sakit sehingga bayi bisa beristirahat kembali.

Selain itu untuk membantu menurunkan demam dapat diberikan kompres air hangat dan pemberian minum yang banyak seperti: ASI, air putih, jus buah segar dan makanan lain yang mengandung banyak air.

Cara Mengetahui Gigi Bayi Mulai Tumbuh

Mengatasi Biang Keringat Secara Alami pada Bayi

Posted: 24 Mar 2012 03:00 AM PDT

Mengatasi Biang Keringat Secara Alami pada Bayi

Biang keringat memang bukan penyakit yang serius apalagi berbahaya, tetapi bagi penderitanya akan terasa sangat tidak nyaman. Biang keringat merupakan penyakit kulit yang sangat sering terjadi ketika udara panas dan lembab, dan bisa menimpa siapa saja tetapi yang paling sering adalah bayi dan anak-anak. Tentu kita merasa sedih dan iba saat melihat bayi biang keringat. Pada dahi, dada, punggung, dan lehernya dipenuhi bintik-bintik merah dan putih yang terasa sangat gatal terutama saat bayi berkeringat banyak kerena udara yang panas. Bayi biang keringat bisa bertambah parah jika orang tua tidak telaten menjaga kebersihan buah hatinya, padahal salah satu pencegahan dan pengobatan biang keringat adalah menjaga kebersihan.

Ada beberapa obat biang keringat baik kimia maupun tradisional yang dikenal di masyarakat. Untuk obat biang keringat kimia bisa menggunakan bedak salisil atau bedak yang mengandung mint, karena mint bersifat sejuk sehingga dapat mendinginkan kulit. Bedak ini sangat mudah didapatkan di apotek-apotek atau di warung dengan harga terjangkau. Namun untuk bayi dan anak-anak sebaiknya menggunakan obat biang keringat yang tradisional saja supaya lebih aman untuk kulitmya. Beberapa obat tradisional tersebut adalah:

1. Tepung tapioka atau kanji. Tepung ini bersifat ingin sehingga dapat mendinginkan kulit dengan cepat. Caranya kulit yang akan diberi bedak tepung dibersihkan dulu jika perlu mandi, lalu dikeringkan. Setelah itu baru diberi tepung kanji yang dicampur air, serta usahakan untuk tidak berkeringat selama diberi bedak.

2. Daun Tembelekan yang memiliki nama latin Lantana camara Linn. Tanaman ini tumbuh liar dengan tinggi 0,5-4 meter, batangnya berkayu, bentuk ranting segi empat, berbulu, dan berduri. Daunnya bersifat pahit, sejuk, agak berbau, mangandung sedikit racun yang berkhasiat mengurangi gatal-gatal. Caranya daun sebanyak satu genggam direbus dengan 3 gelas air selama 15 menit, setelah air rebusan menjadi hangat digunakan untuk membasuh bagian yang gatal.

3. Daun Krokot yang memiliki nama latin Portulaca oleracea Linn . Tanaman ini merupakan tanaman liar yang banyak tumbuh di halaman. Daunnya kecil dan agak tebal karena banyak mengandung air, sifatnya dingin. Caranya adalah satu genggam daun krokot direbus dengan 3 gelas air, sampai tersisa 1,5 gelas. Lalu minum setelah air dingin.

4. Tumbuk 1 ons kacang hijau hingga halus, lalu seduh dengan air panas. Setelah dingin baru ramuan diminum.

5. Haluskan buah timun dengan blender atau parut lalu oleskan pada kulit yang terkena biang keringat. Timun ini bisa juga digunakan sebagai obat biang keringat bersama-sama dengan bedak dingin.

Resep obat tradisional untuk penyakit biang keringat di atas cukup mudah untuk dipraktikkan, bahannya pun tidak mahal bahkan Anda bisa mendapatkannya tanpa harus mengeluarkan uang. Hanya butuh kesabaran dan ketelatenan.

Mengatasi Biang Keringat Secara Alami pada Bayi

Manfaat Bawang Merah dan Bawang Putih untuk Bayi

Posted: 23 Mar 2012 08:57 PM PDT

Manfaat Bawang Merah dan Bawang Putih untuk Bayi

Bawang merah dan bawang putih merupakan tanaman yang sering dijadikan sebagai ramuan tradisional untuk mengatasi berbagai penyakit. Selain itu ramuan tradisional ini telah digunakan secara turun menurun dalam perawatan bayi.

Manfaat bawang merah dan manfaat bawang putih sangatlah banyak. Hal tersebut dapat diketahui dari kandungan zat yang ada dalam bawang putih dan bawang merah. Bawang putih sendiri mengandung beberapa zat positif seperti kalsium, saltivin, sulfur, fosfor, zat besi, protein, vitamin A, vitamin B, dan vitamin C.

Manfaat bawang putih untuk bayi diantaranya:

  • Melancarkan peredaran darah bayi karena mengandung zat anti kolesterol.
  • Mengandung vitamin A sehingga sangat baik untuk perkembangan organ mata bayi.
  • Dapat berperan sebagai antibakteri dan antibiotik, sehingga meningkatkan daya tahan tubuh bayi .
  • Kandungan sulfur dalam bakteri dapat membunuh virus penyebab flu dan batuk.
  • Membantu kerja usus bayi sehingga metabolisme pencernaan dalam lambung menjadi lancar dan kesehatan lambung dapat terjaga.
  • Parutan bawang putih dapat mengatasi berbagai gangguan kulit seperti luka, iritasi, memar, dan penyakit herpes (karena bawang putih dapat membunuh virus herpes).

Beberapa manfaat bawang putih tersebut dapat menjadi pertimbangan ibu untuk mulai mengenalkan bawang putih pada pada bayi yang sudah mulai mendapat asupan makanan. Untuk memperoleh manfaat bawang putih tersebut ibu dapat menambahkan sedikit bawang putih pada bubur bayi atau makanan lain yang dikonsumsi bayi.

Sedangkan bawang merah memiliki kandungan zat seperti fosfor, niacin, vitamin C, Sulfur, kalsium, enzim alinase, minyak atsiri, asam fenol, dan pektin. Zat-zat tersebut dapat memberikan manfaat positif bagi bayi.

Manfaat bawang merah untuk bayi:
Parutan bawang merah dapat menurunkan demam pada bayi. Parutan bawang merah tersebut dicampur dengan minyak zaitun dan minyak telon, lalu oleskan pada seluruh permukaan tubuh bayi yang terkena demam.
Dapat mengatasi perut kembung dan masuk angin pada bayi dengan cara mengoleskan bawang merah yang telah dihaluskan pada perut bayi.
Kandungan minyak atsiri dalam bawang merah dapat berperan sebagi antibakteri dan antiseptik.
Bawang merah dapat melancarkan sirkulasi darah pada tubuh bayi.
Dapat mengatasi berbagai penyakit yang sering menimpa bayi seperti batuk, pilek, dan cacingan.

Setelah diketahui manfaat bawang merah dan bawang putih yang sangat positif bagi bayi, maka tidak ada salahnya bagi ibu mencoba beralih ke ramuan tradisional untuk perawatan bayinya.

Manfaat Bawang Merah dan Bawang Putih untuk Bayi

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Cara Merawat Bayi

Cara Merawat Bayi

Cara Merawat Bayi