Cara Merawat Bayi

Cara Merawat Bayi


Cara Merawat Rambut Bayi Dengan Tepat

Posted: 08 Apr 2012 12:02 PM PDT

Cara Merawat Rambut Bayi Dengan Tepat

Bayi dilahirkan dengan berbagai macam kondisi rambut di kepala, ada yang sudah memiliki rambut yang lebat, ada yang rambutnya tipis halus atau bahkan lahir dengan tidak ada rambut sama sekali alias gundul. Orang tua pada umumnya tentu saja mendambakan anak mereka mempunyai rambut yang tebal saat dilahirkan. Tapi sebaiknya orang tua tidak perlu merasa risau apabila bayi yang baru dilahirkan memiliki rambut yang tipis, hal ini karena warna dan tebal (lebat) tipisnya rambut bayi sebenarnya sudah ditentukan secara genetik.

Walaupun faktor keturunan berpengaruh besar pada tebal (lebat) tipisnya rambut anak, sebaiknya asupan nutrisi yang diperlukan untuk kesehatan dan keindahan rambut bayi pun tetap perlu diperhatikan sejak bayi masih dalam kandungan. Ketika hamil, Ibu disarankan untuk banyak mengkonsumsi buah dan sayuran segar, juga sumber vitamin E seperti kacang-kacangan dan biji-bijian.

Setelah bayi dilahirkan untuk menjaga kesehatan rambutnya, orang tua harus memberikan makanan yang bergizi sehat dan seimbang karena rambut pun butuh "makanan" setiap harinya. Hal ini tentu saja harus diimbangi dengan kebersihan kulit kepala bayi dan perawatan rambut yang tepat agar rambut bayi selalu sehat.

Berikut ini beberapa hal yang perlu diperhatikan orang tua dalam merawat rambut bayi :

  1. Perawatan untuk kulit kepala dan rambut bayi yang baru saja dilahirkan relatif sederhana. Jika bayi Anda tidak memiliki banyak rambut, shampo bayi tidaklah diperlukan. Hal yang perlu dilakukan adalah cuci kepala bayi dengan sabun lembut yang sama dengan yang bayi gunakan untuk mandi. Caranya adalah dengan menyangga kepala dan bahu bayi ketika berada dalam bak mandinya, dan basahi rambutnya dengan menuangkan air sedikit demi sedikit dengan tangan Anda.
  2. Ketika bayi memasuki usia di atas 3 bulan, orang tua bisa menggunakan shampo khusus bayi yang lembut dan tidak pedih di mata. Shampo ini berbeda dengan shampo orang dewasa karena mengandung bahan-bahan yang diformulasi khusus sesuai dengan rambut dan kulit bayi yang lembut. Gunakan air hangat dan shampo sedikit saja sesuai kebutuhan untuk mencuci rambut bayi Anda.
  3. Apabila rambut bayi terlihat kusut sebelum dicuci, sebaiknya sisir terlebih dahulu sampai kusutnya hilang dengan sisir bergigi jarang yang lembut. Jika rambut kusutnya dibiarkan, akan menyebabkan bayi kesakitan saat dikeramas dan semakin memperparah kusut rambutnya.
  4. Rambut bayi tidak perlu dicuci setiap hari, cukup dikeramas sebanyak dua atau tiga kali dalam seminggu. Hal ini dikarenakan rambut bayi sebenarnya tidak terlalu cepat kotor, selain itu mencuci rambut bayi terlalu sering kemungkinan bisa menyebabkan kulit kepalanya kering dan menimbulkan masalah pada rambutnya.
  5. Keramaslah dengan lembut sambil memijat kepalanya tanpa memberikan tekanan yang terlalu kuat pada titik lemah di ubun-ubun (atas kepala) bayi Anda. Bilas rambut bayi sampai bersih dari sisa-sisa shampo.
  6. Setelah bayi selesai dikeramas pada umumnya bayi yang masih kecil sekali belum membutuhkan kondisioner apapun. Saat bayi Anda beranjak lebih besar dan rambutnya semakin lebat Anda bisa mulai menggunakan kondisioner lembut sesekali jika diperlukan.
  7. Lap rambut bayi sampai cukup kering dan sisir dengan sisir bergigi jarang yang lembut dalam keadaan rambut lembab (cukup basah). Jangan biarkan rambut bayi kusut terutama untuk bayi atau anak yang memiliki rambut keriting.
  8. Potong rambut bayi secara teratur. Terutama apabila sudah terlalu panjang untuk meminimalkan kusut dan jika sampai menutup sebagian matanya (menghalangi pandangannya).
  9. Banyak bayi yang menangis atau tidak suka dimandikan dan dicuci rambutnya. Ini biasanya dikarenakan bayi tidak suka air masuk ke matanya. Salah satu cara mengatasinya adalah dengan membalut tubuh bayidengan handuk besar dan dekat erat dari belakang tubuhnya dengan lengan Anda ke tubuh Anda. Dengan begitu posisi kepala bayi berada di atas bak mandinya berisi air hangat.Cara lainnya adalah mencuci rambutnya saat memandikan bayi di bak mandinya. Beri bayi mainan favoritnya atau nyanyikan sebuah lagu saat memandikannya. Atau alihkan perhatiannya dengan melakukan permainan tiup busa sabun mandi agar acara mandinya menyenangkan dan bayi tenang saat dicuci rambutnya.

Cara Merawat Rambut Bayi Dengan Tepat

10 Tanda Awal Autisme Bayi Terlihat Mulai Usia 6 – 12 Bulan

Posted: 08 Apr 2012 10:07 AM PDT

10 Tanda Awal Autisme Bayi Terlihat Mulai Usia 6 – 12 Bulan

Autisme biasanya baru bisa didiagnosa setelah anak berusia 3 tahun. Hal tersebut dikaitkan dengan fakta bahwa sebagian besar anak autis banyak yang memang tidak menunjukkan gejala-gejala dan gangguan yang mencurigakan, sampai usianya di atas 2 tahun. Namun pada beberapa anak, tanda-tanda awal autis sebenarnya bisa mulai terlihat sebelum si anak berusia satu tahun yaitu mulai usia 6-12 bulan. Orang tua hanya perlu lebih cermat lagi dalam memantau dan melihat perkembangan anaknya sejak dini.

Tanda-tanda awal tersebut terkait dengan beberapa keterlambatan perkembangan yang dialami anak. Meski tidak semua keterlambatan perkembangan mengindikasikan adanya autisme, namun beberapa ahli meyakini bahwa tanda-tanda awal yang mulai terlihat itu dapat dijadikan sebagai deteksi dini untuk selanjutnya bisa segera diobservasi apakah keterlambatan perkembangan tersebut memang mengarah ke autisme atau tidak.

Sebagaimana yang dikutip dari Science Daily, Dr. Rebecca Landa, Direktur dari Center for Autism and Related Disorders, Institut Kennedy Krieger di Baltimore, Md, Amerika mengatakan bahwa orang tua sangatlah perlu mengamati dan melihat tanda-tanda awal dari spektrum gangguan Autisme dan keterlambatan komunikasi lainnya. Selain itu, juga perlu dilihat apakah ada keterlambatan pada aspek lainnya seperti sosial dan kemampuan motorik anak. Tanda-tanda keterlambatan tersebut bisa dijadikan deteksi dini kecurigaan adanya autisme. Dengan deteksi dini maka intervensi atau penanganan autisme pun akan lebih cepat dilakukan, dan tentunya akan memberikan hasil yang lebih baik lagi.

Dr. Landa yang selama 10 tahun terakhir telah melakukan penelitian terhadap masalah autisme menemukan fakta bahwa pada beberapa anak, diagnosa autisme sangatlah mungkin untuk ditegakkan pada usia 14 bulan, khususnya bagi anak-anak yang telah memperlihatkan gejala-gejalanya mulai usia 1 tahunan.

Apa yang bisa dilakukan orang tua? Saat bermain bersama anak, orang tua bisa mengobservasi 10 tanda-tanda awal berikut ini yang sudah bisa mulai terlihat pada anak usia 6 – 12 bulan, yaitu:

  1. Anak jarang tersenyum ketika didekati oleh pengasuhnya
  2. Anak terlihat jarang berupaya menirukan suara dan gerakan yang dilakukan orang, misalnya tersenyum, tertawa atau gerakan lainnya, selama berinteraksi dengan orang lain
  3. Anak terlambat atau jarang mengoceh
  4. Anak tidak merespon saat namanya dipanggil
  5. Usia 10 bulan, anak tidak memperlihatkan isyarat untuk berkomunikasi dalam bentuk apapun
  6. Kontak mata yang sangat sedikit
  7. Jarang berupaya mencari perhatian orang tua
  8. Berulang kali menampilkan gerakan tubuh yang tidak biasa seperti gerakan memutar-mutar atau gerakan repetitif lainnya
  9. Tidak berusaha mendekati Anda ketika Anda ingin menggendongnya
  10. Keterlambatan perkembangan motorik, seperti berguling, menopang dada dengan tangan (sambil tengkurap), dan merangkak.

Jika orang tua mencurigai adanya ketidakwajaran dan keterlambatan dalam perkembangan anak, si anak memperlihatkan kemunduran atau bahkan hilangnya beberapa kemampuan yang telah dicapainya, maka orang tua perlu segera memeriksakan anak ke dokter atau tenaga ahli lainnya agar bisa segera ditangani. Jangan menunda-nunda, karena deteksi dan intervensi dini tentunya akan memberikan hasil yang lebih baik. Semakin cepat diketahui, maka penanganan dapat segera dilakukan pada saat usia masih bayi dimana pada usia tersebut otak masih dalam tahap berkembang dan lebih mudah untuk dibentuk.

Meski harus waspada, namun usahakan untuk tidak terlalu panik dan khawatir bila mendapati anak memiliki beberapa keterlambatan perkembangan. Karena banyak kasus yang terjadi pada anak yang memiliki keterlambatan perkembangan pada aspek tertentu, setelah diobservasi dan diintervensi, ternyata bukanlah autisme, melainkan hanya kurang mendapatkan stimulasi dan suasana lingkungan yang kurang mendukung untuk mengoptimalkan tumbuh kembangnya.

10 Tanda Awal Autisme Bayi Terlihat Mulai Usia 6 – 12 Bulan

Tips dan Cara Merawat Anak Bayi Pemalu

Posted: 08 Apr 2012 08:33 AM PDT

Tips dan Cara Merawat Anak Bayi Pemalu

Jika Anda memiliki buah hati yang pemalu, agak sulit berinteraksi dan bergaul dengan teman-temannya atau menjadi sangat tergantung kepada Anda karena tidak berani membaur dengan lingkungannya, cobalah untuk segera mengatasinya. Sifat pemalu terutama yang berlebihan tentunya akan menghambat langkah anak ke depannya nanti karena "terkurung" oleh rasa malunya yang berlebihan tersebut. Atasi sedini mungkin, karena bila dibiarkan, lama-kelamaan sifat tersebut akan semakin melekat dalam diri anak dan menjadi semakin sulit ditangani.

Bagaimana cara mengatasi anak pemalu? Berikut beberapa tips penting yang perlu diketahui orang tua untuk mengatasi sifat pemalu anak agar ia lebih berani dan penuh percaya diri:

1. Biarkan anak bereksplorasi
Saat anak masih bayi sebaiknya orang tua memberikan pola pengasuhan yang baik dengan cara banyak memberikan kesempatan kepada anak untuk melakukan eksplorasi terhadap segala hal yang ingin diketahuinya. Tapi tentu saja anak harus tetap dalam pengawasan Anda apabila melakukan aktivitas atau ekslorasi hal-hal yang bisa berisiko atau membahayakannya.
Biarkan bayi Anda tumbuh berkembang membangun citra dirinya.

2. Masukan anak ke sekolah
Orang tua bisa mengasah kecerdasan sosial anak dengan memasukan anak ke TK (Taman Kanak-kanak) atau taman bermain. Dengan begitu anak akan belajar mengenal berbagai macam karakter orang dan belajar beradaptasi dengan lingkungan di luar rumah. Anak akan bermain sambil mengasah kemampuan diri bersosialisasi dengan teman sebayanya.

3. Ajak anak ketika melakukan kunjungan
Orang tua juga sebaiknya sering melakukan kunjungan ke tetangga, keluarga atau teman-teman bersama anak. Misalnya saja ajak anak ke acara arisan, pernikahan kerabat atau khitanan tetangga.

4. Undang teman sebaya ke rumah
Sering mengundang anak-anak tetangga atau teman-teman sekolah untuk sekedar bermain di rumah bersama anak. Atau undang mereka ke rumah saat acara ulang tahun anak, dengan begitu anak dapat belajar berinteraksi dengan orang lain di dalam dan luar rumah.

5. Lakukan role-play dengan anak
Orang tua bisa melakukan role-play dengan anak. Misalnya Anda bisa bermain pura-pura baru saja bertemu di taman, berkenalan dan bercakap-cakap dengan anak. Latih anak untuk menggunakan kalimat-kalimat perkenalan yang bisa digunakan saat bertemu dengan teman baru yang baru dikenalnya.

6. Latih anak memiliki kontak mata dengan lawan bicara
Bantu anak untuk berkomunikasi dengan anggota keluarga dengan kontak mata. Ketika Anda berbicara dengannya pastikan Anda memiliki kontak mata dengan anak yang penuh kelembutan dan cinta. Minta anak untuk menatap mata Anda saat berkomunikasi dengannya. Dengan latihan yang teratur anak akan terbiasa melakukan kontak mata dengan lawan bicaranya.

7. Jangan beri label negatif kepada anak
Tidak perlu orang tua memberi label kepada anak sebagai anak yang pemalu, apalagi mengolok-olok anak dengan sebutan anak pemalu ketika di depan orang lain. Label negatif yang diberikan ini jelas akan membuat anak pemalu menjadi lebih malu, merasa tidak nyaman karena merasa ada sesuatu yang bermasalah dengan dirinya. Hal ini berakibat pada anak justru lebih menarik dirinya untuk tidak berinteraksi dengan orang lain sama sekali.

8. Berikan kata-kata positif ke anak
Bila ingin mengajak anak keluar rumah orang tua tidak perlu memberikan wanti-wanti seperti "kamu nanti jangan malu ya". Daripada memberikan peringatan seperti itu sebaiknya dorong anak untuk mengatakan "hai" kepada orang lain yang baru ditemuinya. Bila perlu bawa serta mainan anak yang dapat digunakan sebagai hal atau topik yang bisa dibicarakan anak dengan orang yang baru dikenal tersebut.

9. Berikan anak kesempatan untuk menjawab
Jika Anda dan anak sedang berjalan-jalan misalnya di sebuah toko dan bertemu kenalan yang bertanya kepada anak Anda "halo, namanya siapa?" atau "baru beli mainan apa dik?" Sebagai orang tua, berikan kesempatan kepada anak untuk menjawabnya langsung kepada orang yang bertanya. Karena biasanya banyak orang tua yang mengambil alih jawaban, menjawab langsung pertanyaan yang ditujukan ke anak dengan mengatakan misalnya "baru pulang dari pasar" atau "beli mobil-mobilan baru". Begitu juga ketika kunjungan ke dokter, misalnya dokter bertanya "apa yang kamu rasakan?" biarkan anak menjelaskan rasa sakit apa yang dirasakannya kepada dokter.

10. Biarkan Anak melakukan kegiatan yang bisa membuatnya bangga
Jika Anda tahu bahwa anak Anda memiliki bakat atau hobi pada suatu hal yang membuatnya berkembang misalnya saja seperti sepak bola, masukkan anak pada sekolah bola. Dengan melakukan hal yang diminatinya anak akan lebih nyaman berinteraksi dengan orang lain saat bermain hal yang disukainya. Kegiatan yang dapat membuat anak bangga dapat menumbuhkan rasa percaya dirinya.

11. Dorong anak untuk berani menampilkan bakat terpendam di depan orang
Saat acara kumpul dengan keluarga besar bisa dijadikan momen bagi anak untuk menampilkan kebolehannya, misalnya saja bermain piano. Menunjukkan bakat terpendam anak di depan anggota keluarga lain dapat menjadi latihan bagi anak untuk berani menampilkan potensinya di depan umum. Hal ini bukan berarti pamer loh. Justru tindakan ini penting untuk melatih keberanian dan kepercayaan diri anak. Rangsang anak untuk berani tampil, tapi ingat jangan paksa anak bila belum siap melakukannya karena anak akan merasa terbebani.

12. Operator telepon di rumah
Orang tua bisa membiarkan anak menjadi operator telepon di rumah atau menjawab telepon ketika berbunyi. Hal ini juga sebagai latihan komunikasi anak untuk mengatasi rasa malunya berinteraksi dengan orang lain walaupun tanpa melakukan kontak mata dengan lawan bicara.

13. Berikan waktu khusus bicara hati ke hati dengan anak Anda
Luangkan waktu dengan anak untuk berbicara tentang perasaannya. Dorong anak untuk mampu mengemukakan perasaan yang dimilikinya kepada Anda.

14. Beri pemahaman kepada anak bahwa dirinya tak perlu merasa cemas akan menjadi sorotan (pusat perhatian)
Anak pemalu kadang karena merasa cemas merasa dirinya diperhatikan banyak orang. Yakinkan anak untuk percaya diri melakukan apa yang ingin dilakukannnya tanpa khawatir dirinya menjadi sorotan banyak orang, selama hal tersebut tidak merugukan orang lain.

15. Beri pujian pada anak
Beri anak pujian jika ia mampu berinteraksi dengan orang lain, misalnya saja berani memperkenalkan dirinya sendiri. Pujian yang diberikan dapat memupuk rasa percaya diri yang sedang tumbuh dalam diri anak.

16. Dorong anak untuk berani bertanya
Saat orang tua mengajak anak ke toko mainan, buat anak berinteraksi dengan penjaga toko menanyakan dimana anak bisa mendapatkan mainan yang ingin dibelinya. Atau ketika orang tua mengajak anak ke supermarket buat anak berinteraksi menanyakan dimana rak makanan favoritnya atau sekedar mengucapkan terima kasih sambil memberikan senyum kepada kasir.

17. Orang tua jangan malas
Orang tua sebaiknya tidak malas dan menutup diri di rumah terus-menerus. Mengajak anak untuk pergi ke taman bermain dimana anak bisa bertemu dengan teman-teman seusianya dapat mengasah kecerdasan sosialnya. Pada awalnya mungkin akan sedikit sulit, karena anak masih sedikit tertutup, malu-malu dan mungkin menangis karena belum percaya diri berkenalan dengan anak-anak lain. Jangan khawatir bila anak melakukan penolakan seperti ini, terus dampingi anak saat masa belajar ini. Seiring waktu anak mulai merasa nyaman karena sudah bisa beradaptasi dengan lingkungan barunya sehingga bisa bermain bersama teman seusianya dengan percaya diri.

18. Kalimat kunci bermain dengan anak lain
Ajarkan anak kalimat kunci yang dapat membantunya untuk bermain bersama dengan teman-teman sebayanya, misalnya kalimat "Halo, namaku Rasya" atau "Apakah aku boleh bergabung bermain?"

19. Orang tua sebagai contoh
Anak biasanya banyak meniru perilaku orang tuanya. Apabila anda mudah mengatakan "tolong" dan "terima kasih" pada berbagai kesempatan kepada orang lain, anak Anda juga mungkin akan terlatih mengatakannya. Orang tua juga bisa mengatakan kata "tolong" atau "terima kasih" kepada anak. Misalnya, orang tua bisa meminta tolong kepada anak mengambil sesuatu dengan mengucapkan kata tolong saat meminta dan mengucapkan kata terima kasih setelahnya.

20. Ubah pola pikir
Adakalanya anak merasa malu dan takut salah bicara. Ini sebenarnya merupakan pola pikir yang melekat dalam diri anak. Dorong anak untuk memejamkan matanya sesaat dan membayangkan dirinya adalah seorang yang penuh percaya diri. Perlahan-lahan bantu anak untuk bisa mengubah pola pikirnya tersebut. Bantu anak agar bisa meyakinkan dirinya sendiri bahwa ia adalah seorang yang percaya diri. Hal ini dapat membuatnya bertindak dan berbicara dengan lebih berani.

Teruslah bersabar dan mengulang tips di atas apabila anak Anda masih juga memiliki sifat pemalu. Proses adaptasi ini tentu berbeda – beda hasilnya pada tiap anak dan orang tua tidak bisa berharap bahwa anak pemalunya dapat berubah dalam waktu yang singkat.

Hal yang perlu juga Anda perhatikan adalah apakah anak pemalu Anda adalah anak yang bahagia? Pastikan bahwa sifat pemalunya ini bersifat sementara saja yang bisa dirubah. Bukan karena anak pemalu dan menutup diri karena didasari oleh masalah psikologi. Apabila ini terjadi maka kemungkinan anak pemalu Anda terkena depresi. Bila hal ini memang terjadi konsultasi profesional dengan seorang ahli perlu dilakukan untuk mencegah masalah ini bertambah parah.

Tips dan Cara Merawat Anak Bayi Pemalu

6 Alasan Mengapa Anak Bayi Menjadi Pemalu

Posted: 08 Apr 2012 04:29 AM PDT

6 Alasan Mengapa Anak Bayi Menjadi Pemalu

 Percaya diri adalah pondasi penting bagi kehidupan sosial dan kesehatan mental seorang anak. Rasa percaya diri yang dimiliki seorang anak merupakan kunci kesuksesan di masa mendatang. Percaya diri dapat berperan besar dalam membentuk pola pikir seseorang yang mempengaruhinya untuk bertindak. Dengan demikian akan memudahkan anak untuk bergaul, berani menampilkan potensi diri mereka dengan penuh percaya diri yang dapat berujung pada keberhasilannya kelak sebagai orang dewasa.

Untuk itu, sangatlah disayangkan apabila seorang anak memiliki sifat pemalu. Kurang percaya diri, sifat pemalu dan minder yang dimiliki seorang anak dapat membuatnya tidak menunjukkan bakat yang dimilikinya atau potensi anak menjadi tidak tergali seluruhnya. Orang lain juga tidak bisa melihat kemampuan anak secara penuh karena anak tersebut menarik dirinya dari pergaulan dan kesempatan sukses yang mungkin dapat diraih terlewatkan atau terabaikan begitu saja.

Contoh kasus sebut saja seorang anak yang malu dan menangis saat harus tampil di acara pentas seni bersama teman-temannya. Semua teman sekelasnya mampu menampilkan kemampuan mereka di atas panggung di hadapan banyak orang seperti bernyanyi, menari atau membaca puisi sementara anak tersebut malah memilih untuk bersembunyi di balik layar atau menangis sambil mencari orang tuanya.

Atau kasus lain, anak pemalu yang lebih suka menyendiri daripada bermain dengan teman-teman sekelasnya. Karena pendiam dan tidak mau bergabung dengan teman lainnya, menyebabkan anak pemalu tidak punya teman di sekolah.

Mungkin Anda sering bertanya-tanya, mengapa anakku pemalu? Sebenarnya ada beberapa faktor yang bisa menjadi penyebab anak memiliki sifat pemalu, yaitu:

1. Karakter bawaan
Sebagian pendapat mengatakan bahwa sifat pemalu adalah karakter bawaan sejak lahir. Hal ini terlihat misalnya saja seorang bayi yang ramah banyak tersenyum ketika berinteraksi dengan orang lain yang baru dikenal. Sedangkan bayi lain ada yang langsung menangis ketika bertemu atau akan digendong oleh orang yang baru dikenal.

2. Pengaruh kondisi tertentu
Pendapat lain juga banyak yang mengatakan sifat pemalu adalah respon yang didapat sebagai akibat adanya suatu kondisi tertentu. Misalnya saja karena pola asuh yang keliru, lingkungan sosial yang tidak nyaman bagi anak untuk berinteraksi, anak pernah mendapat pengalaman buruk dan lain sebagainya.

3. Pola asuh awal yang keliru
Rasa malu kemungkinan bisa terjadi karena pola pengasuhan awal yang salah ketika anak masih bayi terutama di dua tahun usia pertamanya. Hal ini karena otak bayi saat itu berkembang dengan sangat cepat dan ini adalah saat bayi mengembangkan pola mengasosiasikan sesuatu.

Misalnya bayi yang sering berada dalam gendongan, atau orang tua yang segera berlari memeluk anak saat bayi menangis. Bayi yang diperlakukan seperti ini akan menjadi bayi manja dan merasa dicintai. Perasaan dicintai tentu saja baik bagi anak, tapi apabila diberikan dengan cara berlebihan seperti memperlakukan anak sebagai raja yang selalu dilayani setiap saat, menanggapi dengan cepat setiap tangisannya dan banyak memberikan pujian yang berlebihan juga tidak terlalu baik.

Anak yang selalu dimanja saat sendirian tanpa orang tua akan merasa kehilangan pegangan dan tidak mengetahui apa yang harus dilakukan. Sementara anak yang sejak bayi tidak selalu dimanja tidak merasa takut, mampu mengatasi rasa kesendirian dan tetap mampu menampilkan kemampuan dirinya dengan penuh.

4. Tidak diberikan kesempatan untuk berinteraksi
Salah satu sebab mengapa anak Anda jadi pemalu ketika bertemu orang, bisa jadi karena dia tidak punya teman sebaya sebagai teman bermainnya. Anak tidak tahu bagaimana cara memperkenalkan dirinya atau berinteraksi dengan anak lain karena tidak pernah diajak keluar main ke tetangga, ke taman atau tidak bersekolah. Anak tidak diberikan kesempatan belajar berinteraksi dengan anak seusianya karena lingkungan bermainnya terbatas hanya keluarga di rumah. Ketika anak diajak keluar rumah, anak akan melihat orang lain di luar keluarga adalah sebuah ancaman dan ini membuatnya menarik diri dari keramaian di tempat umum.

5. Orang tua yang juga pemalu dan tidak menunjukkan wajah bahagia
Faktor lain bisa saja karena orang tua yang pemalu, jarang tersenyum, banyak menutup diri dan jarang bergaul dengan tetangga karena pola atau gaya hidup yang tidak cocok dengan lingkungan rumah tinggal. Contoh lain misalnya orang tua yang malas mengajak anak jalan-jalan ke luar rumah seperti ke supermarket atau toko mainan seperti anak-anak lainnya tanpa disadari dapat turut mengembangkan rasa murung yang dapat berpengaruh pada sifat pemalu pada diri anak.

6. Anak merasa menjadi sumber perhatian
Anak pemalu kadang merasa dirinya diperhatikan banyak orang atau merasa kalau dirinya menjadi bahan perbincangan. Hal ini menyebabkan anak takut atau cemas untuk bertindak karena khawatir hal yang dilakukannya salah dan menjadi bahan tertawaan banyak orang.

6 Alasan Mengapa Anak Bayi Menjadi Pemalu

Cara Merawat Rambut dan Kepala Bayi Yang Bermasalah

Posted: 08 Apr 2012 02:22 AM PDT

Cara Merawat Rambut dan Kepala Bayi Yang Bermasalah

Rambut bayi perlu dirawat dan dijaga kesehatannya. Beberapa cara yang bisa Anda lakukan untuk merawat rambut bayi, bisa Anda baca di artikel tentang Cara Merawat Bayi. Meski perawatan rambut bayi sudah dilakukan dengan baik, ternyata masih saja terdapat beberapa masalah pada rambut dan kulit kepala bayi. Sebenarnya apa saja masalah yang kerap terjadi pada rambut dan kulit kepala bayi? Bagaimana pula cara mengatasinya ? Simak pembahasannya berikut ini:

  1. Kerak kepala
    Kerak pada kepala bayi cukup sering terjadi. Gejalanya terlihat seperti ketombe berwarna kuning kecoklatan yang bersisik di kulit kepala. Diduga hal ini timbul karena pengaruh hormon androgen yang masih terbawa dari ibu saat masih dalam kandungan, sehingga kelenjar lemak aktif. Kelenjar lemak kulit keluar dari tempat yang sama dengan keluarnya rambut. Kelenjar lemak yang sangat aktif dapat mengeluarkan lemak dan menimbulkan lapisan yang menumbuhkan kerak. Masalah rambut ini tidak mengganggu bayi Anda karena tidak membuat kepala bayi gatal. Kerak kepala biasanya akan hilang sendiri sampai bayi berusia 12 bulan.Cara mengatasinya
    Oleskan minyak bayi untuk melembutkan dan membuang kerak pada kulit kepalanya, biarkan sampai beberapa jam. Bantu dengan pijatan lembut di bagian yang terdapat kerak dengan hati-hati karena tulang kepala bayi yang masih rawan. Anda bisa menggosokan kapas yang sudah dibasahi dengan minyak bayi dengan lembut, sampai kerak terkelupas sendiri. Ingat jangan pernah memaksa atau mengorek kerak pada kulit kepalanya karena dapat menyebabkan luka.

    Setelah itu cuci rambut bayi dengan shampo bayi untuk melepaskan minyak dan sisik. Bilas sampai bersih dan keringkan rambut bayi. Sisir rambutnya perlahan dan sedikit demi sedikit serpihan kerak atau sisik akan terangkat dengan sendirinya. Jangan panik apabila terlihat kemerahan pada kulit kepala, ini hanyalah kulit baru yang berada pada lapisan bawah kerak kepala.

    Jika kerak kepala terlihat parah sekali, Anda sebaiknya berkonsultasi dengan dokter anak. Ada beberapa penyakit kulit kepala yang juga memiliki gejala serupa dengan kerak kepala yakni eksim pada kulit kepala dan psoriasis.

  2. Rambut rontok
    Masalah ini cukup sering terjadi pada bayi di usia enam bulan pertamanya. Rambut yang dimiliki bayi baru lahir adalah rambut sementara yang biasanya lebih halus dan tipis daripada rambut permanen. Rambut sementara ini akan rontok perlahan dan tergantikan dengan rambut permanen. Rontoknya pun tidak bersamaan, tapi bergiliran di tempat yang berbeda.Biasanya terjadi pada bagian kepala yang biasa tertekan dalam waktu yang lama, misalnya pada bagian belakang kepala. Hal ini dikarena posisi tidur ini banyak dilakukan karena bisa mencegah bayi terkena Sudden Infant Death Syndrome (SIDS) atau Sindrom kematian bayi mendadak. Rambut rontok juga bisa dikarenakan karena banyaknya gesekan pada bantal tidurnya.

    Cara mengatasinya
    Orang tua sebaiknya mulai memperkenalkan dan banyak memberikan bayi "tummy-time", atau bermain sambil tengkurap alias bayi bertumpu pada perutnya ketika bayi dalam keadaan terjaga . Selain dapat mencegah kerontokan pada rambut, tengkurap juga dapat membantu menjaga bentuk kepala bayi agar bulat normal (tidak peyang).

  3. Rambut tipis
    Rambut tipis juga merupakan salah satu masalah yang cukup banyak terjadi pada bayi. Banyak pula orang tua yang merasa khawatir dan melakukan berbagai macam cara untuk melebatkan rambut bayi, salah satunya adalah dengan sering mencukur rambut bayi. Cukup banyak orang tua yang percaya mitos yang disampaikan turun menurun oleh nenek buyut yang mengatakan bahwa kalau rambut bayi sering dicukur akan bisa tumbuh subur. Hal ini belum terbukti sampai sekarang secara medis.Cara mengatasinya
    Jika rambut bayi tipis Anda bisa memberikan tonik rambut khusus bayi yang mengandung ekstrak lidah buaya, kemiri, seledri, atau ginseng agar rambut si kecil tumbuh subur dan sehat. Perhatikan juga asupan gizi bayi Anda, karena kesehatan rambut juga sangat dipengaruhi oleh kualitas dan asupan gizi bayi. Pastikan bayi Anda mendapatkan menu sehat dengan gizi yang seimbang.

    Banyak juga orang tua yang meyakini dan menggunakan cara tradisional berupa obat penebal rambut alami seperti memberikan cairan lendir lidah buaya, minyak zaitun dan daun urang aring yang ditumbuk halus sampai keluar airnya. Ada juga yang memberikan minyak kelapa yang dibuat sendiri dengan cara memarut kelapa tua untuk diambil santannya, lalu dimasak di atas api yang kecil sambil diaduk terus sampai keluar minyaknya. Kemudian minyak kelapa asli itulah yang dioleskan ke rambut bayi secara teratur.

  4. Rambut tidak tumbuh
    Asalkan kulit kepala bayi terlihat sehat dan tidak terlihat adanya infeksi atau berwarna kemerahan, Anda tidak perlu khawatir. Biasanya rambut mulai tumbuh lebih banyak ketika anak berusia 2 tahun.Cara mengatasi
    Lakukan cara yang sama untuk mengatasi rambut tipis di atas. Apabila tidak diperoleh hasil dan sampai usia 2 tahun rambut bayi belum juga tumbuh alias botak segera bawa ke dokter untuk konsultasi karena kemungkinan hal ini mengindikasikan adanya masalah yang cukup serius.

Semoga bermanfaat!

Cara Merawat Rambut dan Kepala Bayi Yang Bermasalah

Panduan Cara Merawat bayi:

  • Cara memperlakukan bayi usia 7 bulan dengan baik

Cara Mendongeng Untuk Merawat Bayi

Posted: 08 Apr 2012 12:17 AM PDT

Cara Mendongeng Untuk Merawat Bayi

Mendongeng atau membacakan cerita memiliki begitu banyak manfaat untuk tumbuh kembang anak. Walaupun orang tua sibuk dan kelelahan karena tekanan pekerjaan demi kebutuhan hidup, sebaiknya tetap harus menyisihkan waktu untuk membacakan cerita (mendongeng ) bagi buah hati tercinta. Mendongeng adalah salah satu cara mendapatkan waktu santai bersama antara orang tua dan anak. Nikmatilah setiap menitnya!

Berikut beberapa tips dan langkah yang perlu diperhatikan orang tua dalam mendongeng atau membacakan cerita kepada anak :

  1. Mulailah kebiasaan mendongeng (membacakan cerita) sejak awal sedini mungkin bahkan sejak selagi anak masih dalam kandungan. Banyak manfaat yang akan dirasakan dari kebiasaan ini sejak masih dalam kandungan.
  2. Untuk anak yang masih kecil (di bawah usia 3 tahun), Anda sebaiknya memilih buku cerita yang lebih banyak gambar dan warna-warna menariknya daripada teks.
  3. Sebaiknya orang tua menguasai dongeng secara utuh atau membaca buku cerita tersebut terlebih dahulu sebelum membacakannya untuk anak agar orang tua tahu seperti apa cerita yang akan disampaikan kepada anak. Hal ini penting agar orang tua bisa memberikan penekanan-penekanan pada bagian-bagian penting yang sebaiknya diketahui anak, mana yang perlu mendapatkan variasi suara, intonasi dan sebagainya.
  4. Bacakan cerita saat rileks atau santai bersama anak dan minimalkan gangguan yang mungkin terjadi, seperti tidak sambil memasak atau sambil menonton TV. Ini juga penting agar anak bisa belajar lebih fokus pada aktivitas yang sedang dilakukannya, mampu mencerna cerita yang disampaikan dan manfaat dongeng akan benar-benar sampai ke anak.
  5. Mulailah mendongeng dengan cara yang indah secara kreatif. Hal ini akan membuat anak menjadi semakin tertarik untuk mendengarkan cerita yang Anda sampaikan karena pada usia anak-anak biasanya mereka memiliki rentang perhatian yang masih sedikit (pendek) sehingga menjadi mudah bosan dan beralih ke aktivitas lain.
  6. Bila mendongeng lewat buku, orang tua bisa menggunakan aneka variasi suara disesuaikan dengan tokoh yang ada dalam dongeng. Misalnya suara besar untuk suara beruang, suara kecil untuk suara kelinci. Ikut juga menggunakan intonasi dan suara-suara yang pas dan sesuai dengan kejadian yang ada di cerita. Misalnya untuk kejadian yang menyedihkan orang tua bisa menggunakan suara yang juga agak murung dan sedih. Begitu pula sebaliknya, untuk kisah atau kejadian yang menyenangkan.Jangan segan untuk membuat suara yang bervariasi sesuai dengan watak tokoh cerita dan suasana yang terjadi. Dongeng yang disajikan dengan suara bervariasi akan terasa lebih hidup dan memberikan kesan lucu yang akan diingat terus oleh anak. Buatlah suara yang bernada geram saat tokoh cerita kecewa atau senang karena mendengar berita bahagia. Begitu juga halnya dengan membuat suara seorang nenek tua yang kelelahan mencari kayu bakar atau seorang raksasa yang sedang mencari mangsa.

    Bila mendongeng tanpa buku, orang tua bisa menggunakan aneka boneka tangan agar dongeng menjadi lebih menarik. Bisa juga sambil menyanyikan lagu-lagu sajak atau syair anak bila memang diperlukan.

  7. Penggunaan mata dan mimik wajah yang sesuai dengan suasana cerita. Misalnya mata yang membelalak karena marah atau terlihat sedih digunakan untuk berkomunikasi kepada anak sebagai pendengar sekaligus mengajarkan anak mengembangkan emosi.
  8. Bacakan cerita dengan tempo yang tidak terlalu cepat dan suara yang jelas agar anak bisa mendengar dengan jelas kata-kata atau kalimat baru yang didengarnya.
  9. Dongeng atau cerita yang dibacakan sebaiknya disesuaikan dengan usia anak. Dengan begitu penggunaan kata-kata yang tepat harus diperhatikan. Orang tua diharapkan mampu menggunakan lafal dan intonasi yang benar sehingga bisa membuat anak berimajinasi.
  10. Gerakan atau akting terkadang juga diperlukan oleh orang tua dalam mendongeng agar bisa ebih menghayati peran dan situasi yang terjadi pada cerita. Jadi jangan segan untuk bertepuk tangan, menggelengkan kepala, berkacak pinggang misalnya ketika bercerita kepada anak.
  11. Ada kalanya orang tua perlu meminta anak untuk menebak seperti apa kejadian yang akan terjadi selanjutnya, khususnya pada bagian-bagian yang mudah ditebak misalnya dengan menutup sebagian gambar atau berhenti sejenak dan tidak langsung membalik halaman buku ke halaman selanjutnya. Hal ini tujuannya untuk merangsang anak agar berpikir dan berani mengemukakan pendapat saat mendengarkan cerita.
  12. Simpulkan pesan moral cerita yang didapat dari dongeng tersebut di akhir cerita. Orang tua juga bisa menanyakan ke anak mengenai makna cerita yang didapat dari dongeng tersebut dikaitkan dengan budi pekerti yang bisa diterapkan anak dalam kehidupan sehari-hari.
  13. Akhiri dongeng pengantar tidur dengan cara yang indah, sambil memberikan pelukan dan ciuman hangat untuk anak.

Cara Mendongeng Untuk Merawat Bayi

Manfaat Mendongeng Untuk Tumbuh Kembang Bayi dan Anak

Posted: 07 Apr 2012 10:12 PM PDT

Manfaat Mendongeng Untuk Tumbuh Kembang Bayi dan Anak

Saat ini cukup banyak orang tua yang mengabaikan pentingnya mendongeng atau membacakan cerita untuk bayi dan anak-anak mereka. Alasan pada umumnya adalah orang tua tidak punya waktu lagi untuk membacakan dongeng bagi bayi dan anak-anaknya karena lelah setelah seharian sibuk bekerja. Hal ini sangat disayangkan karena sesungguhnya dengan mendongeng, banyak manfaat yang akan diperoleh anak bayi. Mendongeng berdampak positif terhadap tumbuh kembang otak, daya imajinasi dan emosional anak. Kebiasaan membacakan cerita atau mendongeng bisa dimulai di rumah. Mendongeng bisa dilakukan orang tua kapan dan dimana saja, tapi kebanyakan dilakukan orang tua menjelang waktu bayi tidur.

Mendongeng mengajarkan banyak hal pada anak. Aktivitas ini akan semakin memperluas wawasan anak karena lewat mendongeng orang tua dapat menceritakan tentang dunia dan cerita tentang kehidupan sehari-hari kepada anak. Mendongeng tentang cerita anak dari suatu daerah tertentu misalnya dapat pula mengembangkan rasa penghargaan anak terhadap nilai budaya dan kebiasaan daerah setempat.

Sebenarnya masih banyak sekali manfaat mendongeng untuk anak-anak. Apa saja manfaat tersebut?

  1. Memperkuat ikatan batin antara orang tua dan anak
    Membacakan cerita kepada anak di tempat tidur yang hangat dan nyaman sambil memberikan pelukan dan ciuman hangat sebelum anak tidur adalah kebiasaan baik untuk mengakhiri hari. Dengan begitu, anak merasa istimewa karena mendapat waktu khusus untuknya, merasa dihargai, dan merasa dicintai oleh orang tuanya. Kebiasaan seperti ini juga akan membuat anak merasa semakin nyaman dan dekat dengan orang tuanya, yang pada akhirnya akan semakin memperkuat ikatan dan hubungan antara anak dan orang tua.
  2. Meningkatkan kemampuan bahasa anak
    Saat mendongeng, orang tua berarti juga telah memperkenalkan kata-kata dan jenis kalimat baru yang mungkin belum pernah didengar anak. Hal ini sangat baik untuk memperkaya kosakata anak. Kata baru dan juga intonasi yang berbeda dari setiap kalimat di dalam dongeng akan memperkenalkan kepada anak bagaimana menggunakan kata-kata baru tersebut dalam kalimat saat mereka berkomunikasi. Anak juga belajar menggunakan tata bahasa dan ejaan yang baik dan benar. Orang tua sebaiknya membantu anak untuk membangun kosa katanya, mendorong anak untuk bertanya apakah ada kata yang dia tidak mengerti atau tidak.
  3. Membantu mengembangkan keterampilan motorik, baik fisik maupun mental
    Ketika orang tua meminta anak untuk memegang buku dan membolak-balik halaman tanpa merobek halaman buku ceritanya, tanpa disadari ini adalah kegiatan yang dapat melatih kekuatan otot-otot dan jari-jari tangan anak. Selain itu, kegiatan mendongeng khususnya lewat buku yang banyak memiliki gambar-gambar menarik merupakan stimulasi pada mata, tangan, telinga dan otak anak secara bersamaan.Stimulasi-stimulasi tersebut sangatlah penting untuk menunjang dan mengoptimalkan tumbuh kembang anak.
    Anak mengasah keterampilan motorik ketika mereka memegang buku, memfokuskan mata ketika melihat gambar atau tulisan di buku, sambil mencerna di otak makna dari semua kata, cerita, dan gambar yang ditujukan kepada mereka.
  4. Mempertajam daya ingat anak karena pengulangan cerita
    Ketika anak mendengar kata-kata dan frase tertentu secara berulang-ulang, mereka segera belajar untuk mengingat. Anak-anak belajar dari pendengaran dan pengulangan. Jadi sebaiknya orang tua jangan bosan apabila anak meminta cerita yang sama berulang kali.Mendengar cerita yang sama berulang-ulang dapat membuat anak ingat dengan jalur cerita/dongeng yang dibacakan. Segera setelah anak tahu jalan cerita dongeng tersebut, biasanya ia akan mencoba untuk menceritakan kembali dongeng tersebut ke adik atau orang tuanya dengan kata-kata yang disusun sendiri oleh anak.

    Untuk semakin mengasah daya ingatnya, saat membacakan cerita yang pernah dibacakan sebelumnya, orang tua bisa menanyakan kepada anak apa yang akan terjadi selanjutnya. Misalnya, sambil menutup sebagian halaman pada buku atau sebelum sampai ke halaman selanjutnya orang tua bisa terlebih dahulu menanyakan kepada anak, "apa yang akan terjadi selanjutnya?" Karena anak sebelumnya telah tahu dengan jalan ceritanya, anak akan berusaha mengingat-ingat dan ini secara tidak langsung melatih dan mengasah daya ingat anak.

  5. Meningkatkan minat baca
    Buku adalah jendela dunia. Jika orang tua suka membaca, biasanya anak-anak juga akan mengikuti kebiasaan tersebut. Lewat kisah-kisah yang disampaikan dari dongeng, anak akan semakin tahu banyak hal dan juga menjadi tambah pintar karena wawasannya semakin luas. Kebiasaan mendongeng atau membacakan buku cerita kepada anak sejak dini akan menumbuhkan kegemaran membaca pada anak. Anak jadi suka membaca dan mencintai buku karena tahu bahwa banyak hal dan informasi yang bisa ia temukan dalam buku-buku.
  6. Mengembangkan emosi
    Jenis cerita anak yang beragam memiliki alur cerita yang mengandung berbagai emosi dari karakter dan suasana yang terdapat di dalamnya. Misalnya saja tokoh cerita yang bernasib mujur dan bernasib malang. Dengan begitu anak bisa belajar mengembangkan emosinya secara alami seperti rasa senang, sedih, prihatin, peduli, empati, dan lain sebagainya.
  7. Memperkenalkan nilai-nilai moral
    Anak-anak secara naluriah belajar apa yang baik dan apa yang buruk, karena setiap cerita yang bagus memiliki beberapa aspek (pesan) moral. Mendongeng secara tidak langsung dapat membantu dalam pembentukan karakter anak lewat tokoh idolanya dan tidak berusaha mencontoh perbuatan tokoh yang jahat. Dengan begitu akan tumbuh keinginan dari anak untuk menjadi penegak kebenaran dan pembela keadilan.
  8. Mengembangkan keterampilan berpikir dan belajar menyelesaikan masalah kehidupan sehari-hari
    Saat orang tua membacakan cerita ke anak dapat dijadikan kesempatan bagi anak untuk terlibat dalam masalah yang dialami tokoh cerita di buku. Saat anak ikut terlibat dalam masalah yang dialami tokoh utama, maka secara tidak langsung anak akan belajar dan tertantang untuk dapat menyelesaikan masalah tersebut. Misalnya, saat sampai pada suatu konflik atau masalah kecil yang dialami tokoh utama, orang tua bisa menanyakan kepada anak "Bagaimana ya sebaiknya menyelesaikan masalah ini?" Atau misalnya dalam dongeng tersebut, seekor burung kecil yang sedang menghadapi masalah, orang tua bisa sambil menanyakan kepada anak "Apa ya yang seharusnya dilakukan si burung kecil itu?"Dengan cara ini anak jadi juga ikut berpikir saat mendengarkan cerita dan ikut mengemukakan ide atau gagasannya sehingga tercipta komunikasi dua arah antara orang tua dan anak. Dorong anak agar berani mengemukakan pendapatnya, bila anak masih belum tahu, pelan-pelan dorong dan giring anak agar ia bisa menerka dan menjawab penyelesaian masalah seperti apa yang seharusnya dilakukan.

    Orang tua juga bisa berbagi beberapa pengalaman mereka sendiri dalam menyelesaikan masalah yang ada di cerita, namun tetap harus diingat bahwa semuanya itu harus disesuaikan dengan usia dan kemampuan anak, jangan dipaksakan.

  9. Merangsang imajinasi dan kreativitas anak
    Dongeng juga membantu mengembangkan imajinasi dan daya kreativitas anak. Ada saatnya orang tua membacakan buku cerita sambil memperlihatkan gambar kepada anak, ada saatnya pula bagi orang tua untuk mendongeng atau membacakan cerita tanpa gambar. Hal ini dapat merangsang imajinasi anak karena tidak adanya gambar yang dilihat membuat anak akan membayangkan gambar yang terbentuk di kepalanya dari kata-kata yang didengarnya. Dongeng tanpa buku dan gambar selain mampu mengembangkan daya imajinasi anak juga mampu mengembangkan kemampuan anak dalam mendengar. Kemampuan mendengar merupakan hal yang sangat penting dalam berkomunikasi.
  10. Anak belajar menghibur diri mereka sendiri
    Sebelum tidur baik orang dewasa maupun anak-anak sebaiknya membutuhkan waktu rileks atau santai setidaknya selama setengah jam sebelum tidur. Suasana yang tenang karena tidak ada TV, komputer, video game sebaiknya diisi dengan membaca buku. Kebiasaan tersebut dapat mengajarkan anak untuk dapat menghibur dirinya sendiri dengan senang hati ketika orang tua sibuk atau saat TV dalam keadaan mati. Waktu santai dan rileks sebelum tidur tersebut juga baik untuk menjaga kualitas tidur anak dan membantu anak agar bisa tidur lebih pulas, dimana tidur yang berkualitas sangatlah baik bagi perkembangan otak anak.

Orang tua sebaiknya mampu membuat dongeng menjadi menarik, tidak membosankan sehingga dapat memunculkan rasa ingin tahu yang semakin besar kepada anak. Ketertarikan yang cukup kuat dalam diri anak terhadap cerita yang dibacakan akan merangsang anak untuk mau bertanya dan menjadi lebih kritis.

Nah, sekarang Anda sudah tahu kan bahwa mendongeng memiliki begitu banyak manfaat untuk anak. Mulailah saat ini untuk terbiasa membacakan dongeng atau cerita untuk buah hati Anda, karena kebiasaan ini sangat baik bagi tumbuh kembangnya.

Manfaat Mendongeng Untuk Tumbuh Kembang Bayi dan Anak

Cara Merawat Bayi dan Anak yang Kejang

Posted: 07 Apr 2012 08:07 PM PDT

Cara Merawat Bayi dan Anak yang Kejang

Demam pada bayi biasanya terjadi ketika tubuh mengalami infeksi (baik virus atau bakteri), misalnya infeksi saluran pernapasan, infeksi saluran pencernaan, infeksi saluran kemih dan radang telinga. Demam sebenarnya bukan merupakan penyakit melainkan cara tubuh melawan infeksi penyakit (virus atau bakteri) yang menyerang masuk ke dalam tubuh. Suhu normal tubuh untuk anak-anak dan orang dewasa adalah 36,33 – 37,77oC. Kondisi demam terjadi apabila suhu tubuh lebih tinggi dari 38oC.

Demam yang sangat tinggi (suhu tubuh sangat tinggi) dapat menimbulkan kejang. Kejang atau yang dikenal juga dengan istilah step terjadi karena kontraksi otot yang berlebihan yang tidak bisa dikendalikan dalam waktu tertentu.

Banyak orang tua yang cemas ketika mendapati anak-anak mereka demam tinggi disertai kejang. Biasanya kejang demam terjadi pada anak karena peningkatan suhu tubuh yang cukup tinggi di atas 38,5oC. Kejang demam juga bisa terjadi karena faktor keturunan pada anak yang memiliki riwayat kejang pada keluarga (orang tua dan saudara kandung).

Jenis kejang demam

Pada umunya kejang demam terbagi dua, yaitu :

  1. Kejang demam sederhana terjadi apabila kejang demam berlangsung singkat, kurang dari 15 menit dan biasanya akan berhenti sendiri. Kejang tidak terjadi berulang kali dalam waktu 24 jam.
  2. Kejang demam kompleks terjadi apabila kejang demam berlangsung lebih dari 15 menit, kejang berulang kali terjadi atau lebih dari satu kali dalam 24 jam.

Bisa kejang dialami sekitar 2-3 % anak-anak. Umumnya terjadi pada anak usia 6 bulan sampai dengan 5 tahun, tergantung dari toleransi tiap anak terhadap demam. Pada anak yang memiliki toleransi rendah, maka demam pada suhu tubuh 38oC sudah bisa membuatnya kejang. Sementara pada anak yang toleransinya normal, kejang baru terjadi bila suhu tubuh sangat tinggi mencapai 39oC atau lebih.

Apa ciri-ciri anak kejang demam?

- Tubuh nampak kaku
- Terjadi gerakan-gerakan kejut dari tangan dan kaki
- Punggung melengkung
- Gigi terkatup
- Bola mata mendelik/terbalik ke atas
- Keluar banyak air liur atau busa dari mulut
- Pada kasus yang berat disertai kehilangan kesadaran
- Berhenti bernapas sampai 30 detik
- Kehilangan kontrol pada kandung kemih dan perut yang kadang menyebabkan anak buang air kecil atau buang air besar tanpa disadari
- Lama kejang bervariasi, dari beberapa detik sampai beberapa menit

Apa akibat atau resiko yang mungkin terjadi?

Ada kemungkinan anak yang pernah terkena kejang, bisa mengalami kejang lagi. Pada umumnya kejang demam yang berlangsung kurang dari 5 menit tidak membahayakan dan tidak menyebabkan rusaknya sel-sel otak anak. Biasanya setelah kejangnya berhenti anak akan tertidur dengan lelap.

Tetapi apabila kejang terjadi lebih dari 5 menit dan sering terjadi, hal ini dapat mengakibatkan terjadinya kerusakan otak yang berpengaruh pada menurunnya tingkat kecerdasan anak dan anak tumbuh kembangnya tidak optimal. Hal ini karena setiap kali kejang anak akan mengalami kerusakan sel karena terhambatnya aliran oksigen ke otak.

Bisa dibayangkan banyaknya sel otak yang rusak apabila anak sering mengalami kejang. Bila tidak ditangani dengan serius, beberapa kasus kejang demam dapat berkembang menjadi epilepsi, kelumpuhan, bahkan retardasi mental.

Bagaimana cara mengatasi kejang demam?

Orang tua dapat melakukan beberapa hal berikut bila anaknya demam:

  • Tetap tenang dan tidak panik.
  • Ukur suhu tubuh anak dengan teratur. Jika hasilnya menunjukkan angka 36oC – 37,5oC artinya suhu tubuh masih normal. Jika lebih dari 37,5oC maka kemungkinan anak terkena demam. Jika sampai 39oC berarti anak sudah mengalami demam tinggi.
  • Coba turunkan suhu tubuhnya dengan mengompres anak dengan handuk kecil yang dibasahi dengan air biasa atau air hangat (bukan dengan air es karena akan mengakibatkan anak menggigil). Hal ini untuk menurunkan suhu di permukaan tubuhnya karena panas tubuh digunakan untuk menguapkan air pada kompres.
  • Jangan berikan makanan atau minuman segera setelah kejang behenti. Tunggu sampai anak benar-benar sadar, orang tua bisa memberikan banyak air putih, makanan berkuah atau buah-buahan yang banyak mengandung air untuk menggantikan cairan tubuh yang menguap akibat suhu tubuh tinggi.
  • Cukup banyak orang tua yang justru menyelimuti anak dengan selimut tebal dan mendekap anak ketika demam. Hal ini tidak disarankan karena justru akan meningkatkan suhu tubuhnya. Pada saat anak demam justru disarankan agar anak menggunakan pakaian yang tipis dan buatlah suhu ruangan agar tidak panas.
  • Sebagai pertolongan pertama anak dapat diberikan obat penurun panas seperti parasetamol dan Ibuprofen. Ini dimaksudkan untuk mencegah supaya jangan sampai anak mengalami demam tinggi yang bisa berakibat kejang.

Hal yang sebaiknya dilakukan orang tua apabila anak kejang

  • Kendorkan atau longgarkan pakaian anak.
  • Keluarkan segala sesuatu yang mungkin masih ada dalam mulut anak.
  • Posisikan terlentang dengan kepala miring. Hal ini agar anak tidak tersedak air liur/muntahnya dan tersumbat saluran napasnya. Air liur yang banyak keluar ini terjadi karena syaraf yang mengatur kelenjar air liur tidak terkontrol. Bersihkan muntahan atau air liur yang keluar dari mulutnya.
  • Jangan memasukkan apapun ke mulut anak agar tetap terbuka dengan mengganjal sesuatu di antara giginya misalnya memasukkan sendok ke dalam mulut karena dapat menyebabkan gigi anak patah.
  • Jangan memberikan obat atau minuman ketika anak masih kejang. Untuk menghindarkan bahaya tersedak, sebaiknya tunggu sampai anak benar-benar sudah sadar.
  • Jangan tinggalkan anak selama kejang.
  • Saat anak kejang jangan menahan gerakan kejangnya untuk menghindari patah tulang.
  • Biasanya kejang akan berhenti dengan sendirinya.
  • Catat lama waktu kejangnya dan amati bagian tubuh yang mengalami kejang untuk referensi dokter.
  • Bawa segera ke klinik atau rumah sakit terdekat apabila kejang berlangsung lebih dari 5 menit untuk pertolongan lebih lanjut dari dokter.

Rekaman otak atau electroencephaiografi (EEG) biasanya tidak dilakukan secara rutin, karena tidak berguna untuk memperkirakan apakah kejang akan terjadi kembali, dan juga tidak dapat diperkirakan apakah akan terjadi epilepsi di kemudian hari atau tidak. Pemeriksaan CT scan atau MRI juga tidak perlu untuk dilakukan.

Perlu juga diberikan obat anti kejang pada anak yang mengalami kejang demam dengan kasus seperti berikut:

  • Kejang demam berlangsung lebih dari 15 menit.
  • Terjadi kejang hanya di salah satu sisi tubuh/kiri atau kanan, disertai gejala syaraf yang berat, misalnya ada kelumpuhan sebelum atau sesudah kejang
  • Kejang terjadi berulang, 2 kali atau lebih dalam 1 hari.
  • Kejang Terjadi pada anak berumur kurang dari 1 tahun dan terjadi lebih dari 4 kali per tahun.

Pada anak-anak yang memiliki kecenderungan tinggi mengalami kejang demam, orang tua dapat memberikan anak obat anti kejang yakni diazepam, saat anak demam. Risiko kejang demam menjadi epilepsi umumnya hanya sebesar 2-3 %. Namun jika terjadi hal-hal seperti di atas, risiko kejang demam menjadi epilepsi dapat meningkat sampai 12 %.

Obat anti kejang lainnya yang biasa digunakan adalah luminal (phenobarbital). Obat ini sangat efektif tetapi sering menimbulkan efek samping seperti, anak menjadi hiperaktif, agresif, tidak suka belajar karena menurunnya daya konsentrasi.

Obat lainnya bernama valproate, menjadi pilihan utama karena efek sampingnya yang lebih sedikit, tetapi dapat menggangu fungsi hati bila diberikan pada anak yang berumur kurang dari 2 tahun. Pengobatan kejang demam dengan Valproate biasanya dilakukan selama 1 tahun.

Cara Merawat Bayi dan Anak yang Kejang

Ukuran Lingkar Kepala Normal Bayi

Posted: 07 Apr 2012 06:02 PM PDT

Ukuran Lingkar Kepala Normal Bayi

Parameter pertumbuhan yang seringkali diperhatikan dan dipantau orang tua terhadap bayi mereka adalah tinggi badan dan berat badan. Tak banyak orang tua yang menyadari bahwa ukuran lingkar kepala yang juga mencerminkan volume otak juga merupakan hal penting yang perlu selalu dipantau pertumbuhannya, untuk melihat apakah otak bayi tumbuh dan berkembang normal atau tidak.

Dengan mengukur dan memantau pertumbuhan ukuran lingkar kepala bayi, kelainan-kelainan yang mungkin saja terjadi pada otak akan segera bisa dideteksi, seperti mikrosefali yaitu ukuran lingkar kepala lebih kecil dari ukuran lingkar kepala normal atau makrosefali ukuran lingkar kepala lebih besar daripada ukuran lingkar kepala normalnya.

Seperti apa ukuran lingkar kepala normal bayi?

  • Pada bayi baru lahir (0 bulan) : ukuran lingkar kepala normal adalah 34 – 35 cm.
  • Pada bayi usia 0 – 3 bulan : akan terjadi penambahan ukuran lingkar kepala sebesar 2 cm per bulannya
  • Pada bayi usia 4 – 6 bulan : akan bertambah 1 cm per bulannya
  • Pada bayi usia 6 – 12 bulan : ukuran lingkar kepala akan bertambah 0,5 cm per bulan
  • Pada bayi usia 12 – 24 bulan (1 – 2 tahun) : ukuran lingkar kepala akan bertambah 2 cm per tahun

Sementara ukuran lingkar kepala normal untuk orang dewasa adalah 54 cm.

Bila berbeda dari ukuran lingkar kepala normal (perbedaannya sebesar 2 standar deviasi dari ukuran normal), maka ada kemungkinan bayi mengalami mikrosefali (lebih kecil dari ukuran normal) atau makrosefali (lebih besar dari ukuran normal) yang biasanya merupakan kelainan yang sudah dibawa sejak lahir. Namun, jangan langsung merasa cemas bila mendapati ukuran lingkar kepala anak lebih besar atau lebih kecil dari ukuran normal.

Perlu dilihat juga apakah ukuran lingkar kepala orang tuanya juga besar atau kecil. Bila seorang bayi mengalami ukuran lingkar kepala yang lebih besar dari ukuran normal (makrosefali) coba dicek (dilihat) apakah orang tuanya juga memang memiliki ukuran lingkar kepala yang besar. Bila memang demikian, maka kasus makrosefali yang terjadi pada bayi masih dikatakan normal. Begitu pula sebaliknya untuk kasus mikrosefali, harus dilihat juga bagaimana ukuran lingkar kepala orang tua.

Satu hal yang perlu segera diwaspadai, bila memang terjadi kelainan pada ukuran lingkar kepala bayi dan kelaianan tersebut tidak termasuk normal (tidak sesuai dengan ukuran kepala orang tua bayi) maka orang tua sebaiknya perlu segera membawa bayi ke dokter untuk mendapatkan pemeriksaan lebih lanjut. Karena hal itu menandakan bahwa pertumbuhan dan perkembangan otak bayi tidak berjalan dengan normal.

Kelainan makrosefali atau mikrosefali yang tidak normal mungkin saja disebabkan karena adanya kelainan saraf pada otak bayi, terjadinya hidrosefalus (kepala bayi membesar karena adanya penumpukan cairan di otak), atau akibat adanya tumor. Hal inilah yang perlu segera mendapatkan penanganan serius dari tim medis. Kelainan yang tidak segera ditangani dikhawatirkan akan mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan bayi kedepannya karena kelainan pada kepala merupakan kelainan yang terjadi pada otak, dimana otak merupakan organ vital yang paling penting bagi manusia untuk melakukan berbagai fungsi dalam kehidupan seperti kemampuan berpikir, kemampuan motorik, kemampuan bahasa, emosi dan sosial serta fungsi-fungsi penting lainnya.

Sebagian besar pertumbuhan dan perkembangan otak bayi terjadi pada tiga tahun pertama usianya. Oleh karena itulah pada masa-masa 3 tahun pertama ini disebut "golden age" yaitu masa-masa penting bagi pertumbuhan dan perkembangan bayi. Pada saat lahir, berat otak bayi sekitar 350 gram (25 % ukuran otak orang dewasa) dan akan terus bertambah beratnya pada usia 1 tahun mencapai 1000 gram, usia 2 tahun mencapai 1200 gram dan pada usia 3 tahun sudah mencapai sekitar 80 % dan ukuran otak orang dewasa. Sementara pada orang dewasa, berat otaknya 1400 gram untuk pria dan 1250 gram untuk wanita.

Ukuran Lingkar Kepala Normal Bayi

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Cara Merawat Bayi

Cara Merawat Bayi

Cara Merawat Bayi