Cara Merawat Bayi

Cara Merawat Bayi


Mengatasi Tai Mata Pada Bayi.

Posted: 07 Jun 2012 07:45 AM PDT

Bayi Belekan

Tai mata adalah   kotoran pada  mata. Kondisi ini biasa dialami bayi.

penyebabnya adalah:

- Infeksi jalan lahir. Biasanya, infeksi jalan lahir didapat bayi ketika proses persalinan berlangsung. Dokter biasanya memberikan obat yang sesuai dengan penyebab infeksinya.

- Adanya sumbatan pada saluran air mata bayi. Kondisi ini akan menghambat aliran air mata bayi ke rongga hidung, sehingga mata bayi pun berair terus-menerus. Nah, genangan air inilah yang bisa   mengundang kuman penyebab infeksi.

Bila kebetulan bayi Anda mengalami belekan, lakukanlah tindakan-tindakan berikut.
  • Perhatikan apakah belekan yang terjadi normal atau tidak.  
    • Jika masih normal, artinya hanya sedikit belek pada mata bayi di pagi hari dan tidak sampai mengganggu (membuat mata bayi lengket), maka Anda tidak perlu khawatir. Bersihkan saja matanya menggunakan kapas dan air hangat. Arahnya dari bagian dalam ke arah luar mata.
    • Jika belek bayi cukup banyak, sehingga menyebabkan matanya lengket, cobalah mengompres matanya dengan kapas yang dicelupkan ke air hangat.  Biasanya, kotoran yang membuat mata bayi lengket akan lebih mudah dibersihkan. Jangan sekali-sekali menggunakan boorwater atau cairan pembersih mata.
  • Segera bawa ke dokter, jika belekan lebih dari tiga hari. Sebelumnya, perhatikan apakah bagian putih matanya merah atau tidak. Sampaikan hal ini ke dokter ketika berkonsultasi.
  • Waspada terjadinya infeksi, yakni jika matanya kemerahan. Dokter biasanya akan memberi obat untuk membantu mengatasi infeksi. Perhatikan cara memberikan obat mata pada bayi, tanyakan dengan jelas cara pakainya.
  •  Atasi penyumbatan saluran air mata jika hal ini terjadidan infeksi telah diatasi. Untuk itu, kemungkinan Anda perlu melakukan pemijatan untuk membantu 'membuka' saluran air mata yang tersumbat.  Perlu Anda tahu, saluran air mata ada di bagian dalam mata, dekat dengan pangkal hidung. Langkah-langkahnya:
    • Cuci tangan sebelum memijat pangkal hidung bayi.
    • Upayakan jangan sampai kuku jari tangan Anda melukai kulit bayi yang masih rentan.
    • Perhatikan pula, apakah kulit jari-jari tangan Anda tidak kasar. Sebab, kulit yang kasar bisa saja melukai bayi ketika Anda memijatnya.
    • Pijatan biasanya dilakukan dengan menggerakkan ibu jari dari pangkal hidung  bayi (tepi mata sebelah dalam) ke arah hidung (ke arah bawah).  Atau, pijat dalam gerakan berputar-putar. Lakukan pijat hidung bayi ini 2 – 3 kali sehari.
    • Jika merasa bahwa ibu jari Anda terlalu besar, gunakan jari lain untuk memijat bagian tersebut.
    • Ketika memijat, ingat bahwa kulit maupun otot si kecil masih sangat tipis. Jadi, Anda tak perlu menekannya dengan kuat, tetapi cukup menggosok/mengusapnya perlahan-lahan.
    • Ketelatenan Anda melakukan pemijatan ini setiap hari, sangat membantu upaya 'mengeringkan' genangan air mata yang mengganggu bayi.

Pola Buang Air Besar Pada Bayi

Posted: 07 Jun 2012 12:21 AM PDT

Pola Buang Air Besar Pada Bayi

Pola Buang Air Besar Pada Bayi

ternyata frekuensi Pola Buang Air Besar (BAB) pada bayi sangat bervariasi. Ada yang BAB-nya 4-10 kali tiap harinya, ada juga bahkan yang sebaliknya – hanya 1 kali setiap 3-4 hari. Ketika usia si kecil beranjak 1 bulan, maka frekeuensi BAB-nya biasanya kurang dari 3 kali setiap harinya, bahkan bisa hanya 1 kali dalam seminggu. Semua ini masih tergolong normal…

Warna dan Konsistensi Feses

Mengenai warna dan konsistensi feses/tinja bayi, keduanya dipengaruhi oleh cara makan dan bahan makanan yang dikonsumsinya. Jika bayi Anda dalam masa ASI Eksklusif, biasanya konsistensinya lembek, berair, berwarna kuning tua dan berbiji-biji. Jika ia meminum susu formula, biasanya fesesnya lebih padat dan berwarna kecoklatan.

Terkadang bayi terlihat mengejan hingga wajahnya memerah ketika BAB, bahkan ada yang sampai menangis. Reaksi seperti ini tergolong normal kok. Yang penting, perhatikan konsistensi fesesnya – bila tidak keras, berarti ia tidak sembelit. Sebaliknya, bila fesesnya keras, kering dan sulit dikeluarkan, maka itu pertanda konstipasi/sembelit, walaupun frekuensi BAB-nya bisa saja beberapa kali dalam sehari.

DIARE
Bayi kurang dari 1 bulan dinyatakan diare bila
frekuensi BABnya lebih dari 4 kali sehari, sementara untuk bayi di
atas 1 bulan, lebih dari 3 kali. Ciri-ciri diare lainnya, tinja
encer (terkadang disertai darah atau lendir) dan bisa disertai/tanpa
muntah. Salah satu dampak mengkhawatirkan dari diare adalah
dehidrasi (terkurasnya cairan di dalam tubuh). Gejala dehidrasi pada
bayi adalah mata dan ubun-ubun besar tampak cekung; selaput lendir,
seperti bibir, mulut serta kulit tampak kering.

Penyebab diare bermacam-macam. Misalnya karena sistem pencernaan
anak terinfeksi kuman/virus atau bisa juga karena alergi.
Kemungkinan lain, usus bayi teriritasi karena makanan yang
dikonsumsinya mengandung lemak tinggi atau asam), kekurangan gizi
atau keracunan makanan.

Pencegahan:
- Bagi bayi 6 bulan ke atas, periksa apakah makanannya sudah baik,
bersih, dan tidak merangsang asam lambungnya.
- Ciptakan lingkungan yang sehat dan bersih
- Rajin-rajinlah membersihkan diri/mencuci tangan setiap akan
memberi makan bayi.
- Bagi ibu yang masih menyusui, jaga kesehatan dan kebersihan puting
susu.
Penanganan:
- Bayi diare mesti tetap diberi ASI.
- Jangan lupa beri bayi oralit.
- Jika dalam kurun waktu 1X24 jam bayi masih mengalami diare (dan
melebihi frekuensi yang wajar) jangan ragu untuk melarikannya ke
rumah sakit.

* SEMBELIT
Ciri-ciri bayi mengalami sembelit adalah frekuensi BAB jarang atau
bayi mengalami kesulitan saat BAB, tidak bisa kentut, perut anak
kembung, perut anak membuncit, atau anak rewel.
Penyebab:
- Penyebab terbesar adalah asupan yang diterima bayi. Bayi yang
disusui ASI tidak akan sembelit. Sementara bayi yang mengonsumsi
susu formula berisiko besar untuk mengalami sembelit karena susu
yang dikonsumsinya mengandung zat besi dengan kadar yang mungkin
kelewat tinggi bagi bayi.
- Sistem pencernaan bayi belum siap menerima asupan yang diberikan.
Misalnya, asupan tim saring bagi bayi usia 6 bulan. Nah, karena
olahan makanan tersebut belum bisa diproses, diserap, ataupun
dikeluarkan oleh sistem pencernaannya jadilah sembelit. Bahkan ada
yang mengatakan sembelit sering kali terjadi pada anak yang sedang
menjalani peralihan jenis makanan.
Penanganan:
Sembelit akibat pemberian susu formula bisa diatasi dengan kembali
menyusui bayi dengan ASI. Apalagi bila usianya belum mencapai 6
bulan.
Jika karena makanan, turunkan kadar kepadatan makanannya. Bubur susu
dan tepung beras yang encer baik diberikan di usia 6 bulan. Jika
terjadi sembelit, variasikan menunya dengan bubur susu buah. Kalau
tidak sembuh dalam 3 hari, konsultasikan pada dokter.

Refleks yang Wajib Ada pada Bayi Baru Lahir

Posted: 06 Jun 2012 08:05 PM PDT

Refleks yang Wajib Ada pada Bayi Baru Lahir

Pada Bayi baru lahir pasti belum bisa mengetahui apa yang harus dilakukan seperti dilakukan oleh orang dewasa. Tetapi Tuhan memberi gerakan – gerakan refleks otomatis yang ada pada bayi normal. Refleks – refleks tersebut adalah:

REFLEKS MENCARI PUTING ( Rooting)

Bila sudut bibir dan pipi bayi disentuh dengan tangan anda , sikecil akan langsung memiringkan kepalanya kearah datangnya sentuhan, dengan mulut terbuka. catatan; bila pipinya bersentuhan dengan payudara anda, ia akan langsung memiringkan kepalanya dan mengarahkan mulutnya untuk mendapatkan ASI

REFLEKS MENGGENGGAM (Babinski)

Jika jari anda diletakan di tengah telapak tangan atau dibawah jari kakinya,secara otomatis ia akan menekuk/menggenggam untuk tangan dan menekukan jari -jarinya untuk kaki seolah – olah ingin menggenggam dengan erat

REFLEKS MORO

Bila anda memukul keras – keras alas tidurnya atau nada mengangkat dan menurunkan tubuhnya secara mendadak , maka kedua tangan serta kakinya akan merentang dan menutup lagi .Bersamaan dengan itu tangannya akan menggenggam

REFLEKS MENGHISAP (Suching)

Bila bibirnya disentuh dengan ujung jari anda, secara otomatis bayi akan membuka mulutnya dan menghisap. Begitu juga jika puting susu masuk kedalam mulutnya , ia akan langsung menghisap

REFLEKS LEHER ASIMETRIK TONIK

Refleks ini memang sulit terlihat ,tapi bisa diamati .Caranya ? baringkan sekecil , lalu miringkan kekiri misalnya .Nah tangan kiri bayi akan merentang lurus keluar dan tangan kanannya akan menekuk kearah kepala atau muka

REFLEKS MELANGKAH

Bila tubuh bayi dipegang pada bagian bawah ketiaknya dalam posisi tegak( pastikan kepalanya tertopang dengan baik), lalu kakinya menyentuh lantai bidang yang datar, secr otomatis sikecil akan meluruskan tungkainya seolah – olah akan berdiri,dan bila tubuhnya dimiringkan kedepan kaki sikecil kan bergerak kedepan seolah – olah akan melangkah

Catatan: Refleks ini akan paling jelas terlihat sampai umur 2 bulan , namun akan mulai menghilang usia 5 bulan.m&k 2008

Refleks yang Wajib Ada pada Bayi Baru Lahir

Bahanya Penggunaan Pampers Dalam Jangka aktu Lama.

Posted: 06 Jun 2012 06:23 PM PDT

Bahaya Pampers Pada Bayi

Bahanya Penggunaan Pampers Dalam Jangka aktu Lama - Banyak ibu yang tak mau repot mengganti celana anaknya, dan beralih ke “pampers”, tapi tau kah para ibu kalau penggunaan pampers terus memerus memiliki efek yang tidak baik bagi buah hati anda.

Berikut efek penggunaan pampers terus memerus :

“Penggunaan `pampers` terus-menerus dapat mengurangi sensitivitas anak terhadap lingkungan sekitarnya. Kondisi tersebut akan berdampak psikologis yang kurang baik saat dewasa, seperti ketidakpedulian terhadap lingkungan dan rasa percaya diri yang kurang,” katanya pada seminar yang digagas Dharma Wanita Persatuan IPB itu.

Lazimnya, kata dia, Balita akan menangis bila merasa kurang nyaman terhadap perubahan lingkungan atau adanya gangguan fisik seperti basah oleh air kencingnya sendiri.

Dengan pemakaian “pampers”, Balita membawa pipis bahkan “pub” (kotoran)-nya kemana-mana tanpa terganggu.

Namun, katanya, karena biasa pipis di dalam “pampers”, menyebabkan anak malas ke kamar mandi dan pipis di tempat, dan mental ini kemudian terbawa ketika dewasa.

Karena itu, ia menyarankan sebagai pengganti, lebih baik menggunakan popok kain. “Ini akan merangsang balita lebih peka pada lingkungan, dan penggunaan `pampers` hanya digunakan dalam keadaan mendesak saja,” katanya.

Pada kesempatan sama, pembicara lain, Ir Alhidayati Aziz, MSi, menyatakan, pemahaman tentang perkembangan anak usia dini perlu dipahami oleh para ibu.

Ia mengatakan, selain dipengaruhi gen, perkembangan otak anak juga dipengaruhi lingkungan.

Saat lahir, kata dia, otak meproduksi lebih dari triliunan neuron dan synap-synap (hubungan antar sel-sel otak) yang sangat dibutuhkan, di mana Synap berfungsi menghubungkan dunia luar dengan otak.

Selama tiga tahun pertama kehidupan, katanya, synap-synap berkembang cepat melalui rangsangan dari luar.

Anak mencapai intelektual tertinggi (sekitar 50 persen) pada masa itu, di mana synap- synap ini cenderung menjadi memori tetap dan hilang bila tidak digunakan.

Menurut dia, stress atau trauma emosional menyebabkan otak memproduksi hormon. Tingkat hormon tinggi seperti kartisol mengakibatkan sel otak mati dan hubungan antar sel berkurang.

Menurut Alhidayati, otak manusia terdiri dari belahan otak kanan dan otak kiri. Otak kiri mengatur bagian tubuh sebelah kanan dan sebaliknya. Belahan otak kiri sangat penting untuk berbicara dalam menulis, keterampilan berhitung dan ilmiah, memahami bahasa isyarat, serta pikiran logis.

Sedangkan belahan otak kanan bertanggung jawab untuk kesadaran musik, seni, persepsi ruang, pola, wawasan dan imajinasi.

Ia menjelaskan, gerakan dapat merekatkan kedua belahan otak, sehingga memungkinkan anak menyampaikan informasi antara belahan otak kanan dan kiri.

Alasan inilah, katanya, meniscayakan anak usia dini harus bergerak untuk bisa belajar, di mana mereka bisa memperhatikan dan belajar jika bebas bergerak, sementara duduk diam merupakan tekanan dan menghambat kemampuan anak menyerap seluruh informasi baru. “Kita kadang menganggap anak yang diam itu baik, tidak merepotkan. Tapi sebenarnya itu berbahaya karena otak anak tak berkembang. Jadi jangan paksa anak untuk diam meski kita terganggu dengan aktivitasnya,” katanya.

Dari dasar ini, kata dia, seharusnya sebuah taman penitipan anak didirikan dengan mengembangkan suasana bermain menyenangkan, yang akan merangsang proses belajar yang cepat pada anak.

Cara memberi Obat untuk Bayi

Posted: 06 Jun 2012 08:05 AM PDT

Cara memberi Obat untuk Bayi

Dalam Perawatan Bayi yang sakit biasanya Moms harus memberikan obat yang harus diminum sikecil untuk memulihkan kesehatan sikecil. Ini beberapa cara yang harus Moms lakukan:

  1. Sebaiknya hubungi dokter dulu.Hindari inisiatif memberikan obat sendiri
  2. Pastikan Moms cuci tangan sebelum memberikan obat
  3. Jangan lupa melihat tanggal kadaluarsanya pada kemasan.Baca petunjuk pemakainya. Dosis obat harus sesuai saran dokter, jangan menambah atau mengurangi sendiri
  4. Ketika memberikan obat dengan sendok obat, pastikan sendok takaran itu bersihatau steril dari kotoran, pastikan sendok agak diletakan dibawah bibir, agar obat dapat masuk. Bila menggunakan pipet, letakan pipet obat disudut mulut bayi, keluarkan obat perlahan.
  5. Saat memberikan obat,posisi kepala bayi berada lebih tinggi dari badan, agar obat mudah masuk
  6. Jika Obat sirup masih tersisa, simpanlah dengan rapat dalam suhu ruangan yang terjaga (seperti dalam kamar) sekitar 26-27 derajat celcius.Hindari terkena sinar matahari langsung
  7. Jika si kecil terpaksa diberi puyer yang pahit, Moms boleh menanyakan tambahan penetralisir rasa diapotik. biasanya boleh ditambahkan sirup manis atau coklat
  8.  Jika si kecil sulit minum obat atau meronta , Moms boleh membedongnya sesaat ketika ia akan diberikan obat.
  9.  Hindari penggunaan suara Moms yang keras waktu memberikan obat. Berikan bayi dengan suara halus dan moms dalam kondisi rileks.ini akan membantu si kecil tenang saat menelan obat
  10. jika sikecil keracunan obat , segera bawa sikecil ke IGD atau pusat kesehatan terdekat untuk menghindari respon penyerapan obat selanjutnya.( penyerapan obat kurang lebih 30 menit)

Ini Jangan dilakukan Moms…..

  1. Jangan menutup hidung bayi saat memberikan obat. Berbahaya! obat malah bisa masuk keparu paru karena ia tersedak kaget saat membuka mulut untuk bernafas
  2. Jangan mencampur obat dengan madu. dikhawatikan madu sudah lama dan mengandung jamur didalamnya
  3.  Moms, jangan memberikan obat dengan sendok makan sikecil, karena sikecil akan trauma seterusnya.Ia berpikir selalu diberikan obat bila makan.
  4. Jangan membungkukan badan bayi setelah minum obat, dengan harapan obat cepat masuk kesaluran pencernaannya. Melakukan itu malah akan membuat sikecil muntah
  5. Setelah minum obat, sebenarnya bayi jangan langsung diminumkan susu. Tunggulah kurang lebih setengah jam supaya obat menyerap dahulu. Pasalnya ada obat yang tidak dapat larut dalam susu seperti antibiotik,sehingga akan mengganggu penyerapan obat.

Cara memberi Obat untuk Bayi

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Cara Merawat Bayi

Cara Merawat Bayi

Cara Merawat Bayi