Cara Merawat Bayi

Cara Merawat Bayi


Mengatasi Biang Keringat Pada Bayi

Posted: 13 Jun 2012 01:54 AM PDT

Mengatasi Biang Keringat Pada Bayi

Biang keringat bayi merupakan salah satu penyakit yang mengganggu bayi, Biang keringat biasa terjadi akibat tersumbatnya kelenjar keringat.
Cara mengatasi biang keringat :
Keringat bayi yang keluar terkumpul di bawah kulit, kemudian akan muncul bintik-bintik merah. Biang keringat bayi ini akan menimbulkan rasa gatal, terutama di daerah paha dan bagian tubuh yang tertutup. Penyakit ini biasa muncul berulang kali, terutama ketika suhu udara panas dan pengap.

1. Jagalah kebersihan badan, pakaian, dan lingkungan sekitar bayi Anda. Mandikanlah bayi Anda dengan rutin 2 kali dalam sehari. Jika udara panas dan lembab yang membuat buah hati banyak berkeringat, sering-seringlah mengelap badannya supaya badannya tidak basah dengan keringat yang bisa menyebabkan bayi biang keringat.

2. Berilah bayi pakaian yang tidak terlalu tebal, longgar, dan mudah menyerap keringat misalnya dengan pakaian dari bahan katun. Jangan memberinya pakaian yang ketat atau terlalu rapat. Berilah kelonggaran pada bayi Anda dan usahakan udara bisa bebas melewati antara sela-sela baju.

3. Gantilah baju bayi Anda dengan rutin atau jika telah kotor dan basah dengan keringat. Cucilah baju bayi Anda hingga bersih dan seterikalah supaya rapi dan kuman-kumannya hilang.

4. Buatlah sirkulasi udara yang baik di rumah Anda atau kamar bayi supaya udara dalam kamar tidak panas dan juga tidak lembab.

5. Jika bayi biang keringat, berilah obat gatal untuk mengurangi rasa gatalnya. Pilihlah obat gatal yang aman untuk bayi dan ini bisa ditanyakan kepada dokter atau apoteker. Obat gatal ini bisa berupa bedak tabur ataupun bedak cair yang biasanya mengandung salisil.

6. Jika menginginkan obat gatal yang alami, Anda bisa membuatnya sendiri. Ada beberapa resep mengatasi biang keringat, yaitu dengan memberi  kulit bayi yang gatal dengan tepung tapioka yang dicampur air. Tapioka bersifat dingin sehingga diyakini dapat mendinginkan kulit. Resep lainnya adalah dengan melumatkan timun kemudian dicampur dengan tepung beras, lalu dioleskan ke bagian yang gatal.

Jika kondisi kulit buah hati  anda bertambah parah,coba periksakan buah hati anda ke dokter karena mungkin gangguan kulit yang di derita si kecil bukanlah biang keringat biasa. Tentu harus mengikuti perawatan yang berbeda.

Cara Mengembangkan Gerak Motorik Bayi 4-6 Bulan

Posted: 12 Jun 2012 08:07 PM PDT

Cara Mengembangkan Gerak Motorik Bayi 4-6 Bulan

Setelah gerak reflek menghilang dan gerak motorik mulai muncul, maka aktivitas si kecil makin bermacam-macam. Pada usia 4 bulan, misalnya, si kecil sudah dapat tengkurap dan terlentang, menumpu badan pada kaki, serta dada terangkat menumpu pada lengan.

Di bulan ke-5 usianya, gerakan beyi semakin bervariasi. Otot leher dan otot tangan bayi, misalnya, semakin menguat. Ia kini sudah pandai berputar dengan menggunakan tangannya. Ketika diletakkan terlentang, ia menggunakan tangannya untuk mendorong dan berguling membalikkan badannya.

Bukan hanya berguling. Kini kaki si kecilpun semakin lincah beraktivitas. Ia akan sering menendang, menggeserkan kaki atau mendorong-dorongkan kakinya. Seiring dengan makin lincahnya gerakan kaki si kecil, otot leher dan punggungnya pun menjadi lebih kuat. Mulai usia 6 bulan bayi kini mulai belajar duduk tanpa pegangan, walapun untuk ini ia masih harus dibantu. Dengan bantuan Anda ia dapat duduk selama beberapa saat.

Pada bulan ke-6 timbul suatu kepandaian lain dari si kecil yg dapat membuat orang tua merasa "frustasi". Di bulan ke-6 ini ia mulai senang melempar dan menjatuhkan mainan atau benda-benda yg ada di sekitarnya. Terkadang, bayi menangis karena tidak dapat menemukan benda yg dapat dijatuhkan atau dilemparnya. Kesenangan baru si kecil ini mungkin membuat anda merasa jengkel karena setiap kali anda memungut benda yg dibuangnya, seletika itu pula ia melemparkannya kembali. Tetapi ingatlah, kegiatan ini merupakan cara si kecil untuk mengembangkan persepsinya terhadap ruang.

Perkembangan Gerakan:

  • Tengkurap dan terlentang sendiri, Membalikkan badan. Untuk melatihnya, sering letakan posisi dalam posisi tengkurap. Bila si kecil sedang tengkurap, balikkan tubuhnya. Atau sebaliknya, bila ia telentang balikkan badannya hingga ia tengkurap.
  • Menumpu badan pada kaki bila dipegang pada ketiak (diberdirikan).
  • Melempar atau menjatuhkan benda-benda yg dapat digenggamnya.
  • Untuk melatihnya, beri mainan dari plastik yg dapat digenggam, dilempar dan dijatuhkan, seperti mainan berbunyi yg tidak mudah pecah, kubus-kubus kayu, cangkir plastik atau bola Bisa duduk sendiri tanpa pegangan.
  • Untuk melatihnya, Dudukkan anak di pangkuan dengan menghadap keluar dan bersandar pada perut Anda. Lalu, pegang mainan (kerincingan) pada jarak penglihatannya. Usahakan agar si kecil tertarik sehingga ia berusaha meraihnya. Bila ia tertarik dan ingin meraih kerincingan tersebut, jauhkan si kecil sedikit demi sedikit sampai si
    kecil tidak bersandar lagi.

Diambil dari booklet bonus ayahbunda

Cara Mengembangkan Gerak Motorik Bayi 4-6 Bulan

Sakit Kuning (Jaundice) pada Bayi

Posted: 12 Jun 2012 10:39 AM PDT

Sakit Kuning (Jaundice) pada Bayi

Sakit Kuning (Jaundice) adalah warna kekuningan yang didapatkan pada kulit dan lapisan mukosa (seperti bagian putih mata) sebagian bayi baru lahir.1 Dalam bahasa Indonesia hal ini lebih sering disebut sebagai 'bayi kuning' saja. Istilah lain yang kadang digunakan adalah ikterik. Hal ini dapat terjadi pada bayi dengan warna kulit apapun

Bagaimana Sakit Kuning (Jaundice) terjadi?

Warna kekuningan terjadi karena penumpukan zat kimia yang disebut bilirubin.2 Sel darah merah manusia memiliki waktu hidup tertentu. Setelah waktu hidupnya selesai, sel darah merah akan diuraikan menjadi beberapa zat, salah satunya bilirubin.1 Bilirubin ini akan diproses lebih lanjut oleh hati untuk kemudian dibuang sebagai empedu. Pada janin, tugas tersebut dapat dilakukan oleh hati ibu.2 Setelah lahir, tugas tersebut harus dilakukan sendiri oleh hati bayi yang belum cukup siap untuk memproses begitu banyak bilirubin sehingga terjadilah penumpukan bilirubin.

Sumber: dr. Nurul Itqiyah H
diambil dari sehatgroup.web.id

Sakit Kuning (Jaundice) pada Bayi

Mengajarkan Bayi Merangkak

Posted: 12 Jun 2012 04:30 AM PDT

Bayi Merangkak

Merangkak merupakan fase yang biasa dilalui bayi sebelum mulai berjalan. Ia belajar memperkuat otot-otot tangan dan kaki untuk membantu mengangkat tubuh dan berpindah tempat.
Sebagian besar bayi mulai belajar merangkak di usia 6-10 bulan. Biasanya di usia ini ia sudah bisa duduk tanpa ditopang. Setelah ia bisa melakukan hal ini, ia juga akan mampu menggerakkan kepala, menoleh ke kanan dan ke kiri untuk mengamati keadaan di sekelilingnya.
Merangkak juga merupakan cara bayi untuk berusaha mengenal lingkungan dengan caranya sendiri. Pada umumnya, ia akan mulai belajar merangkak dengan menyeimbangkan tangan dan lutut. Selanjutnya, ia akan mencoba maju mundur dengan memindahkan lutut.  Tapi, bisa juga ia mencoba maju mundur dengan caranya sendiri, seperti menggeser bokong, menggerakkan satu tangan dan satu kaki untuk menarik tubuhnya maju, merambat di atas perut, atau berguling ke sana kemari.
Namun, beberapa bayi tidak merangkak sama sekali tapi langsung mengangkat tubuh dengan berpegangan pada tepi meja, lalu berdiri dan mulai belajar berjalan setapak demi setapak. Apapun 'gaya'nya, tak perlu terlalu khawatir. Selama ia masih mencoba untuk bergerak, tak masalah dengan cara bagaimana ia belajar melakukannya, kan?
Setelah beberapa bulan berlatih, ia akan semakin lancar bergerak dan lebih percaya diri. Jangan heran kalau di usia sekitar 9-10 bulan, sudah akan lancar merangkak ke sana kemari. Dan setelah semakin ahli, ia akan menguasai apa yang disebut William Sears sebagai cross-crawling, yaitu menggerakkan tangan dan kaki yang berlawanan (misalnya tangan kiri dan kaki kanan, atau sebaliknya) untuk maju, dan bukannya menggunakan tangan dan kaki dari sisi yang sama.
para orang tua perlu  khawatir bila sang buah hati tidak merangkak atau cara merangkaknya tidak benar hingga lewat usia 8 bulan. Tidak bisa merangkak disebabkan oleh berbagai faktor, mulai dari malnutrisi, obesitas, kurang stimulasi merangkak, hingga keterlambatan perkembangan, kelainan gerakan kasar, gangguan keseimbangan dan lainnya.
Cara mengajarkan bayi merangkak
  • Sering tengkurapkan (tummy time) bayi sejak dini, yang merangsangnya untuk mengangkat tubuh, mengangkat kepala dan bergerak dengan perutnya, yang merupakan cikal bakal merangkak.
  • Hindari baby walker dan sering turunkan bayi dari stroller atau gendongan untuk diletakkan di ruangan luas dan bersih untuk merangsangnya merangkak. Sediakan alas matras atau karpet dan aman dari benda-benda berbahaya, seperti stop kontak.
  • Letakkan mainan di hadapan bayi. Mainkan agar dia tertarik meraihnya, tepuk tangan atau beri pujian meski bayi baru bisa menggeser posisi sedikit dnegan perut atau malah mundur ke belakang. Jika ia berhasil meraioh mainan, beri pujian ia pintar.
  • Sediakan mainan yang 'mempromosikan' merangkak, seperti drum yang bisa menggelinding, bola atau boneka yang bisa memantul. Bayi suka 'mengejar' benda yang menarik hatinya.
  • Beri ia contoh, maka merangkaklah bersama bayi.
  • Tidak terburu-buru distimulasi untuk berjalan (berdiri, merambat, atau titah).
  • Rencanakan untuk melakukan terapi pijat, senam, fisioterapi atau terapi okupasi karena adakalanya stimulasi saja tidak cukup untuk mengembangkan kemampuan merangkak. Konsultasikan pada dokter anak Anda.

Bila bayi merangkak dengan cara kurang tepat, misanya bear crawl atau merangkak dengan kedua kaki diluruskan, maka harus dikoreksi. Bila bayi mengesot terus, mungkin karena otot-ototnya lemah sehingga dia tidak bisa mengangkat perut. Hal ini banyak dialami anak yang mengidap sindroma down.

Cara Mengatasai Kerewelan Bayi saat Pertumbuhan Gigi

Posted: 11 Jun 2012 08:06 PM PDT

Cara Mengatasai Kerewelan Bayi saat Pertumbuhan Gigi

Kadang bayi rewel, tubuhnya hangat, dan tak nafsu makan gara-gara hendak tumbuh gigi. Walaupun akan hilang dengan sendirinya, tapi ada baiknya orang tua mencoba mengatasinya. "Kok, kayaknya akhir-akhir ini si anak agak rewel, makannya susah dan badannya agak hangat. Jangan-jangan dia mau tumbuh gigi." Demikianlah biasanya praduga sebagian ibu-ibu. Namun benarkah semua gejala tadi pertanda hendak tumbuh gigi?

Menurut drg. Taty Z. Cornain, SpKGA, dari RSUPN Cipto Mangunkusumo, Jakarta, adakalanya memang kala hendak tumbuh gigi, bayi jadi rewel, tubuhnya sumeng/hangat, nafsu makannya berkurang. Namun adakalanya pula tak ada gejala berarti. Dalam arti, aman-aman saja. "Reaksi tersebut tergantung pada daya tahan tubuhnya atau ketahanan daya ambang sakitnya, yang pada tiap bayi berbeda-beda. Jadi, sifatnya individual sekali." HILANG BEGITU GIGI MUNCUL Biasanya, kalau daya tahan tubuh si bayi bagus, saat tumbuh gigi tak selalu bereaksi tubuh hangat. Jikapun hangat, mirip gejala awal mau flu. Hanya saja di sini tak disertai gejala flu, semisal bersin atau batuk dan lainnya. Yang justru harus diwaspadai bila suhu tubuhnya antara 38,5­40 derajat Celcius, perlu dicurigai ada penyakit lain. Sumeng gara-gara mau tumbuh gigi ini bisa berlangsung kira-kira 1-3 hari. "Tapi tak usah khawatir. Didiamkan saja pun, sumeng-nya akan hilang sendiri," bilang Taty. Hanya saja, tambahnya, umumnya orang tua langsung panik jika tubuh bayinya hangat. "Takut panasnya makin tinggi dan si bayi lantas kejang atau stuip. Sehingga mereka biasanya langsung melakukan tindakan preventif, yaitu diberikan obat penurun panas."

Selain gejala hangat, sudah pasti bayi akan rewel karena ia tak bisa mengeluhkan rasa sakitnya. Rewel yang menyertainya juga paling lama seminggu. Begitu pun dengan perasaan tak enak di mulutnya hingga jadi malas makan atau mengunyah, serta nafsu makan yang berkurang. Biasanya hal ini tak berlangsung terus-menerus. Kalau giginya sudah nongol atau kelihatan sedikit saja, entah 1 atau 2 milimeter, biasanya dampak yang ditimbulkannya, semisal rewel atau tak enak di mulut, pun hilang. Saat itu, papar Taty, benih gigi akan keluar dari tempatnya di dalam tulang rahang dan sampai akhirnya muncul gigi di gusi. Gusi akan sedikit tampak agak pucat dan agak menonjol dibanding gusi di sebelahnya. Dalam proses keluarnya gigi dari tulang rahang ini, ia akan menembus gusi, sehingga terasa sakit. "Seolah gusi tersebut terkena luka atau sayatan, maka akan terasa sakit." Proses timbulnya gigi dari bawah ke atas ini tak bisa diukur berapa lama. Juga, sampai di mana posisi giginya sebelum menembus gusi hanya bisa dilihat dengan foto rontgen.

TAK MESTI PADA USIA 6 BULAN Umumnya bayi mulai tumbuh gigi di usia 6-12 bulan, dan sempurnanya sampai usia 24 bulan. Meski ada juga bayi yang tumbuh giginya sebelum usia 6 bulan. "Ini merupakan salah satu bentuk kelainan pertumbuhan dan perkembangan gigi," jelas Taty. Biasanya, yang berupa kelainan ini, begitu lahir si bayi sudah ada giginya, dikenal dengan istilah gigi natal. "Gigi natal ini tumbuh tak tentu, kadang di bagian depan atas, kadang di bagian bawah. Yang jelas, ia jarang tumbuh di bagian belakang. Banyaknya pun hanya satu buah." Sementara kelainan gigi susu yang tumbuhnya pada bulan pertama setelah kelahiran dikenal dengan gigi neonatal. Seperti halnya gigi natal, pada kelainan gigi neonatal pun belum tentu bayi mengalami gejala sakit tumbuh gigi. "Apalagi ini hanya suatu kelainan bentuk pertumbuhan dan perkembangan gigi saja," terang Taty. Jadi, Bu-Pak, tak setiap kali tumbuh gigi, bayi akan merasa sakit alias sifatnya sangat variatif. Mungkin ada gigi yang menembus jaringan yang lebih padat dan ada yang tidak. Biasanya kalau menembus jaringan yang padat, dia akan merasakan sakit. Jadi, tergantung kepadatan jaringan yang ditembusnya. Hanya kita tak bisa memastikan bagian mana yang lebih tebal dan yang tidak. HARUS DIATASI Jadi, ulas Taty, jika tumbuh gigi pada bayi tak bermasalah, maka didiamkan saja juga tak apa-apa. Hanya kalau bayinya jadi sangat rewel, tampak tak tahan sakit, serta badannya hangat/sumeng, sebaiknya orang tua mencoba mengatasinya dengan memberikan obat penurun panas sebagai pertolongan pertama atau penolong.

Seringkali, bayi yang sakit karena tumbuh gigi dibawa ke dokter anak, bukan ke dokter gigi. Soalnya, terang Taty, jika bayi tubuhnya hangat, orang tua lebih curiga bukan tumbuh gigi, tapi penyakit lainnya seperti panas karena demam berdarah, tifus, dan lainnya." Namun, walau bukan dokter gigi, dokter anak pun bisa mengetahui apakah si bayi sakit karena tumbuh gigi atau bukan. "Bila suhunya tak terlalu tinggi dan tak ada gejala seperti batuk, pilek, dan lainnya, dokter akan melihat kondisi mulutnya. Jika ada sesuatu pada gusinya, seperti warna gusi yang lebih pucat dan agak menonjol dibanding sisi lainnya, maka diduga hangat tubuhnya berasal dari gigi yang mau tumbuh." Biasanya dokter akan memberikan obat-obatan yang mengandung analgesik dan antipiretik sebagai obat-obatan penghilang rasa sakit. Obat-obatan tersebut berada dalam kandungan obat-obat penurun panas. "Barulah kalau ada suatu masalah pada giginya, misal, bengkak sekali dan agak kebiruan karena ada pembuluh darahnya yang terjepit, dirujuk ke dokter gigi." Sedangkan bila nafsu makannya jadi berkurang, tentu saja tak bisa didiamkan terus. Biar bagaimanapun tetap harus diberikan makanan. Karena masih bayi, tentunya makanan yang diberikan pun tak terlalu keras, tapi yang cair. Kalaupun tumbuhnya sesudah 6 bulan dan ia sudah makan tim, maka berikan makanan yang agak lunak, misal, dengan diblender. "Yang pasti, harus dihindari makanan yang agak keras." Dedeh Kurniasih.Foto: Iman Dharma (nakita)

Cara Mengatasai Kerewelan Bayi saat Pertumbuhan Gigi

Cara Memperbanyak ASI untuk Bayi

Posted: 11 Jun 2012 08:08 AM PDT

Cara Memperbanyak ASI untuk Bayi

1. Tingkatkan frekuensi menyusui/memompa/memeras ASI.

Jika anak belum mau menyusu krn masih kenyang, perahlah / pompalah  ASI. Ingat ! produksi ASI prinsipnya based on demand sama spt prinsip pabrik. Jika makin sering diminta (disusui/diperas/dipompa) maka makin banyak yg ASI yg diproduksi.

2. Kosongkan payudara setelah anak selesai menyusui.

Bahasan ini masih terkait dg point di atas. Makin sering dikosongkan, maka produksi ASI juga makin lancar.

3. Yg tidak kalah pentingnya : ibu harus dalam keadaan RELAKS. KONDISI PSIKOLOGIS ibu menyusui sangat menentukan keberhasilan ASI eksklusif. Menurut hasil penelitian, > 80% lebih kegagalan ibu menyusui dalam memberikan ASI eksklusif adalah faktor psikologis ibu menyusui. Ingat : 1 pikiran "duh ASI peras saya cukup gak ya?" maka pada saat bersamaan ratusan sensor pada otak akan memerintahkan hormon oksitosin (produksi ASI) utk bekerja lambat. Dan akhirnya produksi ASI menurun. Relaks saja ya bu. Disini sebetulnya peran besar sang ayah. Jika ayah mendukung maka ASI akan lancar. Mendukung bisa dg berbagai cara mulai dari menyemangati istri hingga hal2 lain spt menyendawakan bayi setelah menyusu, menggendong bayi utk disusukan ke ibunya, dsbnya.

4. Hindari pemberian susu formula.

Terkadang karena banyak orangtua merasa bahwa ASInya masih sedikit atautakut anak gak kenyang, banyak yg segera memberikan susu formula. Padahal pemberian susu formula itu justru akan menyebabkan ASI semakin tidak lancar. Anak relatif malas menyusu atau malah bingung puting terutama pemberian susu formula dg dot. Begitu bayi diberikan susu formula, maka saat ia menyusu pada ibunya akan kekenyangan. Sehingga volume ASI makin berkurang. Makin sering susu formula diberikan makin sedikit ASI yg diproduksi.

5. Hindari penggunaan DOT, empeng, dkknya

Jika ibu ingin memberikan ASI peras/pompa (ataupun memilih susu formula) berikan ke bayi dg menggunakan sendok, bukan dot ! Saat ibu memberikan dg dot, maka anak dapat mengalami BINGUNG PUTING (nipple confusion). Kondisi dimana bayi hanya menyusu di ujung puting seperti ketika menyusu dot. Padahal, cara menyusu yang benar adalah seluruh areola (bag. gelap di sekitar puting payudara) ibu masuk ke mulut bayi. Akhirnya, si kecil jadi ogah menyusu langsung dari payudara lantaran ia merasa betapa sulitnya mengeluarkan ASI. Sementara kalau menyusu dari botol, hanya dengan menekan sedikit saja dotnya, susu langsung keluar. Karena itu hindari penggunaan dot dsbnya.

6. Datangi klinik laktasi. Jangan ragu untuk menghubungi atau konsultasi dg klinik laktasi. Disana ibu dan ayah mendapatkan masukan secara teknis agar ASI tetap optima.

7. Ibu menyusui mengkonsumsi makanan bergizi.

8. Lakukan perawatan payudara : Massage / pemijatan payudara dan kompres air hangat & air dingin bergantian.

Dirangkum dari berbagai sumber (AAP, La leche league, breastfeeding.com, WHO, dsb) dan ditulis oleh Luluk Lely Soraya I @ Januari 2005

Cara Memperbanyak ASI untuk Bayi

Beberapa Posisi yang Baik Untuk Menyusui

Posted: 10 Jun 2012 08:06 PM PDT

Beberapa Posisi yang Baik Untuk Menyusui

posisi menyusui yang baikSetelah ibu muda mengetahui hal-hal penting yang berkaitan dengan perispan menyusui, ada baiknya kita tahu, bagaimana posisi menyusui yang benar. Tentunya, posisi menyusui sangat menentukan bagi kenyamanan bayi dan ibu sendiri. Apakah harus selalu menyusui dalam posisi berbaring? Tidak. Kita harus membiasakan bayi bisa menyusu dalam keadaan apapun. Baik kita tidur di rumah, berdiri, duduk, atau bahkan saat kita sedang berada di atas kendaraan.

1. The cradle. Posisi ini sangat baik untuk bayi yang baru lahir. Bagaimana caranya? Pastikan punggung Anda benar-benar mendukung untuk posisi ini. Jaga bayi di perut Anda, sampai kulitnya dan kulit Anda saling bersentuhan. Biarkan tubuhnya menghadap ke arah Anda, dan letakkan kepalanya pada siku Anda.

2. The cross cradle hold. Satu lengan mendukung tubuh bayi dan yang lain mendukung kepala, mirip dengan posisi dudukan tetapi Anda akan memiliki kontrol lebih besar atas kepala bayi. Posisi menyusui ini bagus untuk bayi prematur atau ibu dengan puting payudara kecil.

3. The football hold. Caranya, pegang bayi di samping Anda dengan kaki di belakang Anda dan bayi terselip di bawah lengan Anda, seolah-olah Anda sedang memegang bola kaki. Ini adalah posisi terbaik untuk ibu yang melahirkan dengan operasi caesar atau untuk ibu-ibu dengan payudara besar. Tapi, Anda butuh bantal untuk menopang bayi.

4. Saddle hold. Ini merupakan cara yang menyenangkan untuk menyusui dalam posisi duduk. Ini juga bekerja dengan baik jika bayi Anda memiliki pilek atau sakit telinga. Caranya, bayi Anda duduk tegak dengan kaki mengangkangi Anda sendiri.

5. The lying position. Menyusui dengan berbaring akan memberi Anda lebih banyak kesempatan untuk bersantai dan juga untuk tidur lebih banyak pada malam hari. Anda bisa tidur saat bayi menyusu. Dukung punggung dan kepala bayi dengan bantal. Pastikan bahwa perut bayi menyentuh Anda.

Beberapa Posisi yang Baik Untuk Menyusui

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Cara Merawat Bayi

Cara Merawat Bayi

Cara Merawat Bayi