Cara Merawat Bayi

Cara Merawat Bayi


Cara Merawat bayi 0 – 12 Bulan

Posted: 26 Feb 2013 07:08 AM PST

Cara Merawat bayi 0 – 12 Bulan

Wah! lega rasa dan senangnya ketika Moms pertama kali mengendong malaikat kecil itu. Selama sembilan bulan Moms merawat dia selama kehamilan."tapi apa yang harus setiap hari dilakukan ?" tenang Moms! mari kita merawat bayi baru lahir dengan percikan cinta!.

Memandikan Bayi

Basuh wajah,kepala,leher,dada,lengan,punggung dan tungkai.Perhatikan daerah lipatan. Sabuni kepala dan badan bayi dengan formula yang tidak pedih dimata,bilas sampai bersih,lalu keringkan dengan handuk kering yang lembut.

Membersihkan Kelamin

Untuk bayi perempuan, berihkan daerah kemaluan dari depan kebelakang ( dari vagina ke anus ) menggunakan kasa, juga selakanganya. Untuk bayi laki laki Bersihkan kotoran yang ada pada kulup.Dengan perlahan dorong lembut kulit penis ke pangkal penis dengan kasa basah

Merawat talipusat

Setelah mandi,bersihkan sekeliling dan bagian dasar tali pusat dengan kain kasa yang telah dibasahi ( tapi jangan kena talipusatnya).Keringkan dan bungkus talipusat dengan kasa steril kering. Daerah talipusat harus selalu kering dan bersih setiap waktu.Ingat! jangan menutup daerah tersebut dengan popok

Merawat Kulit

Gunakan bedak didaerah dada,punggung dan leher setiap selesai mandi dan ganti baju.bedak bayi membantu menjaga kesegaran kulit bayi dan mencegah kelembaban dan biang keringat .Jika kulit bayi cenderung kering, gunakan baby lotion untuk mencegah iritasi.

Memakaikan Popok

Baringkan bayi di bagian tengah popok, lipat popok kearah perut lalu ikat kedua tali popok. jangan terlalu kencang karena bayi lebih banyak bernafas dengan otot perut. taburkan bedak pada bagian bokong untuk mengurangi kelembaban dan mencegah lecet. Jika pakai Dapers, gunakan baby cream utamanya pada bagian lipatan selangkangan untuk mencegah iritasi

Membersihkan hidung dan Telinga

Bersihkan lubang hidung yang bisa terlihat dengan kapas( cotton bud) yang dibasahi. Begitu dengan telinga luar.(m&k2009)

Cara Merawat bayi 0 – 12 Bulan

Cara Menangani Bayi Alergi Makanan

Posted: 25 Feb 2013 07:16 PM PST

Cara Menangani Bayi Alergi Makanan

Penanganan gangguan gangguan alergi saluran cerna yang terjadi pada anak mudah sakit yang disebabkan karena alergi dan hipersensitifitas makanan pada anak haruslah dilakukan secara benar, paripurna dan berkesinambungan. Pemberian obat terus menerus bukanlah jalan terbaik dalam penanganan gangguan tersebut tetapi yang paling ideal adalah menghindari penyebab yang bisa menimbulkan keluhan alergi tersebut.

Penghindaran makanan penyebab alergi pada anak harus dicermati secara benar, karena beresiko untuk terjadi gangguan gizi. Sehingga orang tua penderita harus diberitahu tentang makanan pengganti yang tak kalah kandungan gizinya dibandingklan dengan makanan penyebab alergi. Penghindaran terhadap susu sapi dapat diganti dengan susu soya, formula hidrolisat kasein atau hidrolisat whey., meskipun anak alergi terhadap susu sapi 30% diantaranya alergi terhadap susu soya. Sayur dapat dipakai sebagai pengganti buah. Tahu, tempe, daging sapi atau daging kambing dapat dipakai sebagai pengganti telur, ayam atau ikan. Pemberian makanan jadi atau di rumah makan harus dibiasakan mengetahui kandungan isi makanan atau membaca label makanan.

Obat-obatan simtomatis anti histamine (AH1 dan AH2), ketotifen, ketotofen, kortikosteroid, serta inhibitor sintesaseprostaglandin hanya dapat mengurangi gejala sementara bahkan dalam keadaan tertentu seringkali tidak bermanfaat, umumnya mempunyai efisiensi rendah.

Untuk mencegah terjadinya infeksi berulang kita harus mengidentifikasi penyebab dan faktor resiko. Bila pada anak kita mengalami gejala alergi mungkin penyebab utamanya adalah faktor alergi. Penanganan alergi yang terpenting adalah penghindaran penyebab alergi khususnya penghindaran makanan tertentu harus dilakukan. Pemberian ASI ekslusif harus memperhatikan pola makan ibu saat pemberian ASI.

Faktor resiko infeksi berulang adalah faktor lingkungan. Lingkungan yang harus diwaspadai adalah kontak terhadap paparan infeksi seperti anggota keluarga yang banyak, anggota keluarga yang juga mengalami infeksi berulang, perokok pasif, kolam renang, bepergian ke tempat umum yang padat pengunjung, sekolah terlalu dini dan penitipan anak saat ibu bekerja.

Dari pengamatan penulis penyebab utama anak mudah sakit adalah selain daya tahan tubuh menurun juga karena adanya kontak yang sering sakit dirumah, Gangguan orang yang mudah sakit ini sering ditandai badan sering ngilu, capek, lelah, nyeri tenggorokan, batuk, pilek berkepanjangan. Penderita seperti ini sering dianggap karena terlalu lelah atau alergi. Penderita alergi opada umumnya mudah mengalami infeksi. Namun seringkali sulit membedakan antara alergi dan infeksi, sehingga keluhan infeksi virus seringkali dianggap alergi. Kontak sakit yang sering sakit inipun harus diintervensi karena sebagai sumber penyebab orang sakit lainnya di rumah. Dan harusndicermati permasalahan nya seperti sama seperti yang di atas. Biasanya salah satu orang tua yang wajahnya sama akan punya karakteristik fenotip kesehatan yang sama. Artinya bila si Ayah yang srring sakit flu wajahnya sama dengan anak pertamanya, maka anak pertamanya tersebut juga akan beresiko sering sakit.

Pemberian imunisasi terutama influenza dan imunomudulator tertentu mungkin membantu mengurangi resiko ini. Tetapi pemberian vitamin dengan kandungan bahan dan rasa seperti ikan laut, aroma jeruk atau coklat mungkin akan memperparah masalah yang sudah ada. Pemberian imunisasi dan imunomudulator seringkali tidak banyak bermanfaat bila faktor penyebab utama alergi tidak diperbaiki. Karena, banyak kasus meskipun sudah melakukan imunsasi influenza dan minum vitamin rutin tetapi tetap saja sering sakit.

Pemberian antibiotika pada infeksi berulang tampaknya tidak harus diberikan karena penyebab yang paling sering adalah karena infeksi virus. Rekomendasi dan kampanye penyuluhan ke orangtua dan dokter yang telah dilakukan oleh kerjasama CDC (Centers for Disease Control and Prevention) dan AAP (American Academy of Pediatrics) memberikan pengertian yang benar tentang penggunaan antibiotika. Pilek, panas dan batuk adalah gejala dari Infeksi Pernapasan Atas yang disebabkan virus. Perubahan warna dahak dan ingus berubah menjadi kental kuning, berlendir dan kehijauan adalah merupakan perjalanan klinis Infeksi Saluran Napas Atas karena virus, bukan merupaklan indikasi antibiotika. Pemberian antibiotika tidak akan memperpendek perjalanan penyakit dan mencegah infeksi tumpangan bakteri Sedangkan pemberian antibiotika mungkin diperlukan pada penderita infeksi berulang dengan gangguan defisiensi imun primer, dan kasus ini sangat jarang terjadi.

Sumber: childrengrowup.wordpress.com

Cara Menangani Bayi Alergi Makanan

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Cara Merawat Bayi

Cara Merawat Bayi

Cara Merawat Bayi