Cara Merawat Bayi

Cara Merawat Bayi


9 Perlengkapan Wajib Untuk Merawat Bayi

Posted: 26 Mar 2013 08:07 PM PDT

Tentu saja orang tua tak perlu bersikap berlebihan dalam membeli keperluan untuk perawatan bayi. Belilah secukupnya agar dana yang ada bisa dialokasikan untuk hal lain yang sama berguna. Berikut tips dari dr. IG.A.N. Partiwi, Sp.A, MARS, Public Relations Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) yang sehari-hari berpraktek di RS Bunda, Jakarta.

1. Bak Mandi
Sebelum si kecil berusia setahun, bak mandi khusus bayi mutlak tersedia di rumah. Bak mandi ini akan memudahkan orang tua saat memandikannya agar bayi tidak tergelincir atau malah tenggelam. Namun, bagaimana bentuk bak mandi itu sendiri pada dasarnya tidak perlu kelewat dipersoalkan. Yang harus diperhatikan adalah senantiasa bersih, tidak licin, sudutnya tidak lancip atau tajam, dan zat pewarna plastiknya tidak beracun atau menimbulkan iritasi.

2. Sabun
Untuk sabun memang tidak ada standar yang bagus seperti apa. Yang penting sabun tersebut harus lembut dan memang diformulasikan khusus untuk bayi, tidak iritatif, kadar sodanya lebih rendah dari sabun biasa, disamping banyak kandungan minyak atau pelembapnya.

Akan halnya sampo, di mata Tiwi, bukanlah kebutuhan utama bayi. Menurutnya, sabun bayi saja sebetulnya sudah cukup. Yang penting, caranya dalam membersihkan dan menjaga rambut serta kulit kepala bayi harus senantiasa benar. Gunakan air yang bersih.

3. Waslap
Pilihlah yang berbahan lembut dan berkualitas baik. Gunakan pada bayi dengan selembut mungkin penuh perasaan. Soalnya, kulit bayi masih tipis dan mudah lecet, meski proses pembaruannya kulitnya cepat sekali.

4. Kapas Steril/Tisu Basah
Keperluan yang satu ini juga tak harus mutlak tersedia di rumah. Kecuali jika di rumah kita sedang kesulitan air bersih atau tengah dalam perjalanan. Kapas steril/tisu basah ini bisa diman­faatkan untuk cebok, baik BAB (buang air besar) atau BAK (buang air kecil). Kapas steril/tisu basah, asal tahu saja yang pasti mengandung bahan kimiawi. Oleh karena itu, pemakaiannya sebaiknya dibatasi, terutama pada bayi yang tidak tahan karena mudah menimbulkan iritasi. Cara cebok yang paling baik adalah dengan menggunakan air mengalir kemudian keringkan dengan handuk lembut.

5. Popok Sekali Pakai (Pospak)
Sebaiknya pospak selalu tersedia di rumah, siapa tahu si kecil perlu dibawa ke dokter segera, sementara persediaan popok atau celana bersihnya sedang tidak mencukupi. Jadi, pospak cukup dipakai di waktu tertentu saja. Selain kalau dipakai terus-terusan harganya jadi tidak ekonomis, pospak juga dapat menyebabkan iritasi pada kulit bayi yang sensitif atau jika pospak yang sudah menampung kencing dan feses tidak cepat diganti.

6. Cotton Bud
Benda ini perlu disediakan di rumah untuk membersihkan lubang telinga dan hidung anak dari kotoran/cairan serumen yang selalu diproduksi. Hanya saja, pembersihan cukup dilakukan di telinga bagian luar/tepiannya saja setiap 2-3 hari sekali. Perhatikan pula ciri-ciri cotton bud yang baik, yaitu bentuknya kecil, kapasnya kuat menempel pada batangnya selain agak lonjong ujung kapasnya. Sebelum membersihkan telinga anak, pastikan terlebih dulu kekuatan kapas. Dengan demikian, kita tidak perlu khawatir kapasnya akan lepas dan tertinggal dalam telinga. Disamping itu, cotton bud juga bisa dimanfaatkan untuk membersihkan lipatan-lipatan pada kulit bayi dengan bantuan baby oil.

7. Gunting Kuku
Berbeda dengan kuku orang dewasa yang cenderung lambat pertumbuhannya, kuku bayi cepat sekali panjang, sehingga alat ini memang perlu tersedia di rumah. Yang perlu diperhatikan adalah cara mengguntingnya, jangan sampai mengenai kulit/daging si bayi. Menggunting kuku sebaiknya dilakukan setelah bayi berusia 40 hari dengan melihat apakah kuku dan daging di bawah kukunya masih menempel atau sudah terpisah. Jika sudah terpisah, barulah kita boleh menggunting kukunya. Pilihlah gunting berukuran kecil yang ujungnya tumpul, dan bukan alat pemotong kuku seperti yang lazim digunakan orang dewasa. Ini penting untuk menghindari kita memotong kuku terlalu dalam atau sampai mengenai kulit.

8. Obat Penurun Demam
Sebaiknya, di rumah selalu tersedia obat penurun demam. Obat ini banyak dijual bebas di pasaran. Tentu saja, carilah yang memang diformulasikan khusus untuk bayi (biasanya tidak mengandung alkohol). Obat ini bisa dijadikan tindakan pertolongan pertama manakala suhu tubuh anak ketahuan di atas normal, sebelum dia dibawa ke dokter. Terlebih jika anak sudah mengalami kolik atau demamnya tak kunjung mereda.

9. Alat Kompres
Prinsip kompres tak lain adalah pemindahan panas. Sistem pertolongan “kuno” ini bisa diterapkan mengingat awalnya obat penurun panas umumnya baru bereaksi setelah 1-2 jam masuk ke dalam tubuh. Meski sekarang hanya dalam hitungan menit, bahkan detik, tak ada salahnya menyediakan kompres di rumah. Hanya saja Tiwi tidak menganjurkan penggunaan kompres pada bayi baru lahir sampai usia 6 bulan mengingat kondisi tubuhnya masih amat sensitif. Yang juga tidak dianjurkan adalah kompres dengan es dan air es ataupun alat kompres yang sudah mengandung bahan sedingin es, karena perbedaan suhu antara alat kompres dengan tubuh akan terlalu mencolok. Menggunakan handuk yang dibasahi air biasa pun sebetulnya sudah cukup, kok. Yang penting caranya benar, setiap lima menit diangkat dari dahi atau daerah pembuluh darah besar (ketiak dan selangkangan) untuk diganti airnya.

Sebenarnya masih banyak alat dan bahan untuk merawat bayi kita, tapi dari kesembilan ini sudah hampir mewaliki untuk merawat bayi.

Macam Macam Posisi Menyusui bayi yang Benar

Posted: 26 Mar 2013 08:06 AM PDT

Macam Macam Posisi Menyusui bayi yang Benar

Pengertian Teknik Menyusui Yang Benar
Teknik Menyusui Yang Benar adalah cara memberikan ASI kepada bayi dengan perlekatan dan posisi ibu dan bayi dengan benar (Perinasia, 1994).

Pembentukan dan Persiapan ASI

Persiapan memberikan ASI dilakukan bersamaan dengan kehamilan. Pada kehamilan, payudara semakin padat karena retensi air, lemak serta berkembangnya kelenjar-kelenjar payudara yang dirasakan tegang dan sakit. Bersamaan dengan membesarnya kehamilan, perkembangan dan persiapan untuk memberikan ASI makin tampak. Payudara makin besar, puting susu makin menonjol, pembuluh darah makin tampak, dan aerola mamae makin menghitam.

Persiapan memperlancar pengeluaran ASI dilaksanakan dengan jalan :
1. Membersihkan puting susu dengan air atau minyak, sehingga epitel yang lepas tidak menumpuk.
2. Puting susu ditarik-tarik setiap mandi, sehingga menonjol untuk memudahkan isapan bayi.
3. Bila puting susu belum menonjol dapat memakai pompa susu atau dengan jalan operasi.

Posisi dan perlekatan menyusui

Terdapat berbagai macam posisi menyusui. Cara menyususi yang tergolong biasa dilakukan adalah dengan duduk, berdiri atau berbaring.

Terdapat berbagai macam posisi menyusui. Cara menyususi yang tergolong biasa dilakukan adalah dengan duduk, berdiri atau berbaring.

Gambar 1. Posisi menyusui sambil berdiri yang benar (Perinasia, 1994)

Gambar 2. Posisi menyusui sambil duduk yang benar (Perinasia, 1994)

Gambar 3. Posisi menyusui sambil rebahan yang benar (Perinasia, 1994)

Ada posisi khusus yang berkaitan dengan situasi tertentu seperti ibu pasca operasi sesar. Bayi diletakkan disamping kepala ibu dengan  posisi kaki diatas. Menyusui bayi kembar dilakukan dengan cara seperti memegang bola bila disusui bersamaan, dipayudara kiri dan kanan. Pada ASI yang memancar (penuh), bayi ditengkurapkan diatas dada ibu, tangan ibu sedikit menahan kepala bayi, dengan posisi ini bayi tidak tersedak.

Gambar 4. Posisi menyusui balita pada kondisi normal (Perinasia, 1994)

Gambar 5. Posisi menyusui bayi baru lahir yang benar di ruang perawatan (Perinasia, 2004)

Gambar 6. Posisi menyusui bayi baru lahir yang benar di rumah (Perinasia, 2004)

Gambar 7. Posisi menyusui bayi bila ASI penuh (Perinasia, 2004)

Gambar 8. Posisi menyusui bayi kembar secara bersamaan (Perinasia, 2004)

Langkah-langkah menyusui yang benar

Cuci tangan yang bersih dengan sabun, perah sedikit ASI dan oleskan disekitar putting, duduk dan berbaring dengan santai.

Gambar 9. Cara meletakan bayi (Perinasia, 2004)

Gambar 10. Cara memegang payudara (Perinasia, 2004)

Bayi diletakkan menghadap ke ibu dengan posisi sanggah seluruh tubuh bayi, jangan hanya leher dan bahunya saja, kepala dan tubuh bayi lurus, hadapkan bayi ke dada ibu, sehingga hidung bayi berhadapan dengan puting susu, dekatkan badan bayi ke badan ibu, menyetuh bibir bayi ke puting susunya dan menunggu sampai mulut bayi terbuka lebar.


Gambar 11. Cara merangsang mulut bayi (Perinasia, 2004)

Segera dekatkan bayi ke payudara sedemikian rupa sehingga bibir bawah bayi terletak di bawah puting susu.
Cara melekatkan mulut bayi dengan benar yaitu dagu menempel pada payudara ibu, mulut bayi terbuka lebar dan bibir bawah bayi membuka lebar.

Gambar 12. Perlekatan benar (Perinasia, 2004)

Gambar 13. Perlekatan salah (Perinasia, 2004)

Cara pengamatan teknik menyusui yang benar

Menyusui dengan teknik yang tidak benar dapat mengakibatkan puting susu menjadi lecet, ASI tidak keluar optimal sehingga mempengaruhi produksi ASI selanjutnya atau bayi enggan menyusu. Apabila bayi telah
menyusui dengan benar maka akan memperlihatkan tanda-tanda sebagai berikut :

  1. Bayi tampak tenang.
  2. Badan bayi menempel pada perut ibu.
  3. Mulut bayi terbuka lebar.
  4. Dagu bayi menmpel pada payudara ibu.
  5. Sebagian areola masuk kedalam mulut bayi, areola bawah lebih banyak yang masuk.
  6. Bayi nampak menghisap kuat dengan irama perlahan.
  7. Puting susu tidak terasa nyeri.
  8. Telinga dan lengan bayi terletak pada satu garis lurus.
  9. Kepala bayi agak menengadah.

Gambar 14. Teknik menyusui yang benar (Perinasia, 2004)

Lama dan frekuensi menyusui

Sebaiknya dalam menyusui bayi tidak dijadwal, sehingga tindakan menyusui bayi dilakukan di setiap saat bayi membutuhkan, karena bayi akan menentukan sendiri kebutuhannya. Ibu harus menyusui bayinya bila
bayi menangis bukan karena sebab lain (kencing, kepanasan/kedinginan atau sekedar ingin didekap) atau ibu sudah merasa perlu menyusui bayinya. Bayi yang sehat dapat mengosongkan satu payudara sekitar 5-7 menit dan ASI dalam lambung bayi akan kosong dalam waktu 2 jam. Pada awalnya, bayi tidak memiliki pola yang teratur dalam menyusui dan akan mempunyai pola tertentu setelah 1 – 2 minggu kemudian.

Menyusui yang dijadwal akan berakibat kurang baik, karena isapan bayi sangat berpengaruh pada rangsangan produksi ASI selanjutnya. Dengan menyusui tanpa jadwal, sesuai kebutuhan bayi akan mencegah timbulnya masalah menyusui. Ibu yang bekerja dianjurkan agar lebih sering menyusui pada malam hari. Bila sering disusukan pada malam hari akan memicu produksi ASI.

Untuk menjaga keseimbangan besarnya kedua payudara maka sebaiknya setiap kali menyusui harus dengan kedua payudara. Pesankan kepada ibu agar berusaha menyusui sampai payudara terasa kosong, agar produksi ASI menjadi lebih baik. Setiap kali menyusui, dimulai dengan payudara yang terakhir disusukan. Selama masa menyusui sebaiknya ibu menggunakan bra yang dapat menyangga payudara, tetapi tidak terlalu ketat.

sumber:creasoft.wordpress.com

Macam Macam Posisi Menyusui bayi yang Benar

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Cara Merawat Bayi

Cara Merawat Bayi

Cara Merawat Bayi