Cara Merawat Bayi

Cara Merawat Bayi


Cara Merawat Bayi Kemerahan Akibat Alergi

Posted: 25 Jun 2013 08:07 PM PDT

Cara Merawat Bayi Kemerahan Akibat Alergi

Penyebab:
Kasus alergi kulit cukup banyak terjadi pada bayi yang sangat rentan terhadap reaksi alergi. Apabila Anda dan pasangan memiliki riwayat alergi, maka resiko si kecil menderita alergi sebesar 40-60 %. Tetapi jika hanya salah satu orang tua saja yang memiliki alergi, kemungkinannya anak Anda memiliki bakat alergi kecil yakni sebesar 25-40 %. Penyakit alergi hanya mengenai anak yang memiliki bakat alergi yang disebut atopik. Jika tidak ada riwayat alergi di keluarga, bayi Anda tetap memiliki resiko terkena alergi sebesar 5-15 %.

Cara mengatasi:
Cara paling efektif untuk mengatasi alergi adalah dengan menjauhkan anak dari sumber pencetus alergi. Untuk itu, orang tua perlu jeli dan mengetahui makanan atau hal apa saja yang bisa menimbulkan reaksi alergi pada kulit bayi. Misalnya, bayi berusia 6 bulan ke atas sudah diberi makanan padat. Orang tua harus benar-benar hati-hati dalam memberikan makanan kepada bayi. Terlebih bila dalam keluarga memang ada riwayat alergi, maka kemungkinan besar bayi juga akan mengalami alergi. Cara mengetahui apakah bayi alergi atau tidak terhadap suatu jenis makanan tertentu yaitu dengan melihat gejala/tanda yang mungkin timbul selama kurang lebih 3 hari setelah makanan tersebut masuk ke dalam tubuh bayi.

Misalnya, Anda memberikan telur kepada bayi. Coba perhatikan gejala-gejala alergi yang mungkin timbul selama 3 hari ke depan, bisa berupa bintik-bintik merah di kulit, gatal-gatal atau gangguan pencernaan. Bila memang ternyata bayi alergi terhadap telur, maka sebaiknya Anda menunda memberikan telur kepada bayi. Tunggu sampai usia bayi agak besar karena alergi telur biasanya akan hilang dengan sendirinya. Begitu pula untuk jenis makanan yang lain. Orang tua harus mencoba dan melihat reaksi yang timbul, lalu mencatat apa saja yang bisa membuat bayi alergi.

Orang tua juga bisa melakukan semacam tes alergi terhadap anak ke dokter untuk mengetahui alergen apa saja yang perlu dihindari bayi.

Pemberian obat-obatan biasanya tidak terlalu dianjurkan, karena bayi dianggap masih terlalu kecil. Selain itu, masih banyak cara penangan lain yang lebih baik dan aman dilakukan. Kalaupun harus diberikan biasanya pemberian obat untuk bayi dilakukan melalui Air susu Ibu (ASI). Ibu meminum obat dan obat tersebut akan masuk ke tubuh bayi melalui ASI sewaktu bayi menyusu pada ibunya.

Untuk pengobatan oles pada kuli misalnya dengan pemberian krim biasanya yang mengandung steroid rendah, tapi hal ini harus sesuai dengan anjuran dokter. Berbeda dengan penyakit, alergi tidak dapat disembuhkan dengan obat-obatan. Alergi hanya akan hilang bila sumber pencetusnya disingkirkan atau dijauhi. Sebaiknya optimalkan pemberian ASI ekslusif karena ASI merupakan makanan terbaik untuk bayi Anda yang cukup efektif mencegah dan meringankan alergi.

Cara Merawat Bayi Kemerahan Akibat Alergi

Penanganan dan Pencegahan Hidrosefalus Pada Bayi

Posted: 25 Jun 2013 08:26 AM PDT

Penanganan dan Pencegahan Hidrosefalus Pada Bayi

Hidrosefalus merupakan kondisi berbahaya yang dapat menyebabkan kerusakan otak secara permanen. Jika tidak ditangani bisa berakibat fatal sampai kepada kematian. Dengan penanganan yang baik, penderita hidrosefalus dapat hidup normal meskipun dengan keterbatasan fisik dan mental. Penanganannya dapat meliputi operasi dengan memasukkan shunt, obat-obatan dan terapi/rehabilitiasi.

Pada bayi, bila hidrosefalus tidak segera ditangani maka akan menyebabkan jaringan otak tidak dapat berkembang dengan baik yang menimbulkan gangguan kecerdasan dan perkembangan motorik bayi terhambat.

Tujuan penanganan pada kasus hidrosefalus adalah untuk mengurangi atau mencegah kerusakan pada otak dengan cara memperlancar (mengalirkan) cairan CSF yang tersumbat keluar. Jika memungkinkan dapat dilakukan dengan jalan operasi untuk menghilangkan sumbatan pada otak. Jika tidak memungkinkan, penanganannya dilakukan dengan menempatkan pipa kecil bernama shunt di otak untuk mengalirkan cairan CSF keluar (ke bagian tubuh lain, seperti ke perut yaitu tempat dimana cairan tersebut dapat diserap selayaknya sistem penyerapan normal).

Kapan harus segera ke dokter?
Orang tua sebaiknya perlu cermat dan segera membawa ke dokter bila melihat tanda-tanda berikut ini:
- Pertumbuhan kepala yang tidak normal
- Susah membungkuk atau menggerakkan leher dan kepala
- Mengalami masalah dalam bernafas
- Anak tampak selalu ngantuk (berlebihan)
- Sangat susah makan
- Demam
- Nangis dengan nada melengking
- Tidak ada denyut jantung
- Kejang
- Sakit kepala parah
- Leher kaku
- Sering muntah tanpa sebab yang jelas

Bila Anda, anggota keluarga atau teman menunjukkan tanda dan gejala di atas sebaiknya segera periksakan ke dokter untuk penanganan yang tepat dan pemeriksaan yang teliti. Pada umumnya dokter akan melakukan pemeriksaan seperti USG (bila ubun-ubun kepala belum tertutup), CT (Computed tomography) scan dan MRI (magnetic resonance imaging) untuk mendapat gambaran di kepala.

Jika sudah dipastikan hidrosefalus, maka harus segera dilakukan tindakan sedini mungkin berupa operasi yang mengalihkan cairan otak yang menumpuk di dalam kepala ke dalam perut dengan pemasangan sebuah selang (Ventricular-peritoneal shunt/ VP shunt), sehingga cairan otak yang tersumbat dapat dialirkan. Tindakan VP Shunt bukanlah solusi akhir yang langsung menyelesaikan masalah hidrosefalus, melainkan hanya berupa tindakan darurat untuk membuang keluar cairan yang menumpuk di otak. Tingkat keberhasilan penanganan hidrosefalus dengan menggunakan VP shunt tergantung dari penyebabnya, kecepatan tindakan yang dilakukan, dan kondisi pasien saat dilakukan pemasangan VP shunt. Bila penyebabnya tumor, meskipun sudah dipasang VP shunt, tumornya tetap harus dioperasi.

Penanganan lainnya dapat meliputi:

Pemberian antibiotik jika terlihat tanda-tanda adanya infeksi, dan jika ada infeksi maka shunt harus dilepas.
Prosedur penangan lainnya yaitu endoskopik

Anak-anak akan diperiksa secara teratur untuk memastikan tidak ada masalah lebih lanjut, untuk memeriksa bagaimana perkembangan intelektual, saraf dan fisik.

Bagaimana cara mencegahnya Hidrosefalus?

Sebelum menikah, pasangan calon pengantin harus memeriksakan kondisi kesehatannya untuk mencegah kelainan bawaan pada bayi saat hamil nanti.
Sesudah menikah, khususnya selama masa kehamilan, harus dilakukan pemeriksaan kehamilan secara teratur ke dokter agar dapat diketahui bagaimana kesehatan janin yang dikandung dan kemungkinan terjadinya hidrosefalus.
Pada masa bayi dan balita, hidrosefalus sering terjadi akibat infeksi otak yang mengganggu peredaran cairan otak karena TBC otak atau infeksi bakteri, virus, tumor dan jamur.
Lindungi selalu kepala anak dari cedera yang mungkin saja bisa berakibat yang membahayakan kesehatan anak.

Anda sebagai orang tua juga perlu untuk selalu memantau pertumbuhan dan perkembangan anak secara teratur melalui Kartu Menuju Sehat (KMS) atau Kartu Ibu dan Anak (KIA). Lakukan pemeriksaan rutin dengan mengukur lingkar kepala setiap bulannya. Hal ini merupakan cara deteksi awal yang paling mudah dilakukan untuk mengetahui terjadinya hidrosefalus. Apabila ukuran lingkar kepala tidak berkembang sebagaimana mestinya, jangan ragu untuk memeriksanya ke dokter anak untuk segera ditindaklanjuti.

Penanganan dan Pencegahan Hidrosefalus Pada Bayi

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Cara Merawat Bayi

Cara Merawat Bayi

Cara Merawat Bayi